Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bebas Polusi, Kendaraan Listrik Solusi Masa Kini
30 September 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nopatra Aditya P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan pergeseran signifikan menuju transportasi berkelanjutan dengan munculnya kendaraan listrik (EV). Kendaraan yang sebelumnya menggunakan bahan bakar fosil kini memiliki opsi menggunakan tenaga listrik sebagai penggantinya. Dalam implementasi nyata, kendaraan listrik terus berkembang seiring majunya teknologi dan infrastrukturnya. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Salah satu langkah tersebut adalah mengeluarkan kebijakan yang mendukung peningkatan penggunaan kendaraan listrik, seperti memberikan insentif berupa diskon pada biaya pajak dan keanggotaan layanan pengisian daya listrik. Selain itu, pemerintah juga telah mengembangkan infrastruktur pengisian bahan bakar listrik yang luas, sehingga penggunaan kendaraan listrik menjadi lebih mudah dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Penggunaan mobil listrik diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh emisi karbon dari kendaraan, terutama di kota-kota besar di Indonesia yang menghadapi polusi udara. Bahkan, pada tahun 2024, kendaraan umum dan pribadi yang menggunakan tenaga listrik di Indonesia semakin berkembang pesat, seperti kereta cepat, bus listrik, bemo, mobil, dan sepeda motor, hingga sepeda listrik yang telah banyak dipakai masyarakat sebagai alat mobilitas sehari-hari.
Masifnya penggunaan kendaraan listrik sebagai alat mobilisasi memunculkan berbagai pro dan kontra terkait kebijakan penggunaannya. Di satu sisi, kendaraan listrik menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar konvensional. Salah satu keunggulan utamanya adalah tidak menghasilkan emisi gas buang berbahaya seperti karbon dioksida (CO2) dan nitrogen oksida (NOx), sehingga berperan penting dalam mengurangi polusi udara, terutama di perkotaan yang padat. Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga lebih hemat dalam biaya operasional. Biaya pengisian daya listrik lebih murah dibandingkan membeli bahan bakar bensin, sehingga pengeluaran jangka panjang menjadi lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Dari sisi pajak, pemilik kendaraan listrik mendapat keuntungan karena pajaknya lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional. Selain itu, kendaraan listrik juga unggul dalam hal kenyamanan. Mereka beroperasi dengan sangat senyap, terutama saat baterai terisi penuh, sehingga mengurangi polusi suara di lingkungan sekitar. Kendaraan listrik juga tidak memerlukan perawatan rutin seperti penggantian oli dan pelumas, yang sering kali menjadi biaya tambahan bagi pemilik kendaraan konvensional. Kemudahan lain adalah pengisian daya kendaraan listrik yang bisa dilakukan di rumah atau di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang kini tersedia di berbagai kota di Indonesia. Sebagai tambahan, kendaraan listrik bebas melintasi kawasan yang menerapkan aturan ganjil-genap, memberikan fleksibilitas lebih bagi pengendara di daerah yang memberlakukan kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki banyak keunggulan, kendaraan listrik juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Menurut catatan WALHI Nasional, sekitar 85% sumber energi di Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil, dengan lebih dari 60% berasal dari PLTU batu bara. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan energi kendaraan listrik, karena meskipun kendaraan tersebut tidak menghasilkan emisi saat digunakan, proses pengisian dayanya masih didukung oleh energi yang tidak ramah lingkungan.
Sejalan dengan pandangan ini, Juru Bicara Bidang Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, menyebutkan bahwa ajakan untuk beralih ke kendaraan listrik bisa menjadi "solusi palsu" jika tidak disertai dengan upaya transisi ke sumber energi yang lebih bersih. Dengan kata lain, meskipun kendaraan listrik menawarkan manfaat dalam mengurangi polusi udara, keberhasilan transisi ini bergantung pada perubahan signifikan dalam sumber energi yang digunakan untuk mengisi daya kendaraan-kendaraan tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kendaraan listrik sering menjadi perhatian masyarakat karena beberapa keterbatasannya, seperti jarak tempuh yang terbatas. Banyak mobil listrik saat ini hanya dapat menempuh jarak tertentu sebelum perlu diisi daya kembali. Selain itu, durasi pengisian daya yang lama juga menjadi kendala bagi pengendara yang membutuhkan waktu cepat. Meski begitu, ada beberapa model kendaraan yang sudah dilengkapi dengan teknologi pengisian daya cepat, sehingga pengisian daya bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Namun, stasiun pengisian daya masih terbatas, terutama di daerah yang kurang berkembang, sehingga akses untuk mengisi daya bisa menjadi masalah.
Kekurangan lainnya adalah harga baterai yang masih cukup mahal, sehingga bisa membuat biaya awal pembelian mobil listrik menjadi tinggi. Selain itu, limbah baterai yang dihasilkan juga menjadi isu lingkungan yang perlu diperhatikan, mengingat pengelolaan limbah tersebut memerlukan perhatian khusus agar tidak menambah masalah pencemaran.
ADVERTISEMENT
Walau banyak pro dan kontra atas perkembangan kendaraan listrik di Indonesia, kita perlu memilih dan memilah sesuai kebutuhan kita. Dengan adanya tenaga listrik, setidaknya ada opsi untuk menggantikan bahan bakar konvensional yang sewaktu-waktu bisa habis. Pemerintah juga memperkenalkan kendaraan bertenaga listrik ini lewat media sosial, pameran, bahkan langsung ke kampus. Dengan demikian, perkembangan kendaraan listrik semakin pesat dan memerlukan kerja sama dari masyarakat.
Kendaraan listrik menawarkan solusi ramah lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi suara. Selain itu, kebijakan ini juga mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Namun, implementasi kebijakan kendaraan listrik juga menghadapi beberapa tantangan, seperti infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas, harga kendaraan yang relatif tinggi, serta pengelolaan limbah baterai. Oleh karena itu, diperlukan dukungan lebih lanjut, seperti peningkatan infrastruktur, insentif untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik, serta penelitian untuk mengatasi masalah terkait limbah baterai dan efisiensi daya. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan yang menyeluruh, kendaraan listrik dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan sekaligus mendorong terciptanya sistem transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT