Konten dari Pengguna

Inovasi Akuakultur: Memperkenalkan “Budidaya dalam Ember" di Desa Pandean

Bilal Saputra
Mahasiswa Universitas Diponegoro
19 Agustus 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bilal Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Inovasi Akuakultur:  Memperkenalkan “Budidaya dalam Ember" di Desa Pandean
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 10 Agustus 2024, Bilal Saputra, seorang mahasiswa Akuakultur dari Universitas Diponegoro, berhasil menyelesaikan program kerja monodisiplin yang mengusung konsep “Budidaya dalam Ember.” Program ini merupakan bagian dari upayanya untuk memperkenalkan teknologi akuaponik sebagai solusi pertanian berkelanjutan di Desa Pandean, dengan target utama seorang pengusaha dan pembudidaya ikan lele bernama Bapak Santoso.
ADVERTISEMENT
Program “Budidaya dalam Ember” yang diperkenalkan Bilal menggabungkan budidaya ikan lele dengan hidroponik tanaman kangkung. Konsep ini tidak hanya memaksimalkan penggunaan ruang dan sumber daya, tetapi juga meningkatkan efisiensi produksi dengan memanfaatkan limbah ikan sebagai nutrisi alami bagi tanaman kangkung. Sistem akuaponik ini dirancang untuk berjalan secara sirkulasi, di mana air yang kaya nutrisi dari kolam ikan digunakan untuk menyiram tanaman, sementara tanaman kangkung membantu menyaring air sebelum kembali ke kolam ikan.
Bilal memilih Bapak Santoso sebagai target program karena keahliannya dalam budidaya ikan lele serta minatnya untuk mengembangkan usaha dengan metode yang lebih modern dan efisien. Selama program, Bilal memberikan pendampingan intensif kepada Bapak Santoso, mulai dari pengenalan konsep akuaponik hingga praktek langsung dalam pembuatan sistem “Budidaya dalam Ember.”
ADVERTISEMENT
Dengan keberhasilan program ini, Bilal Saputra berharap teknologi akuaponik dapat menjadi salah satu solusi bagi para pembudidaya ikan di Desa Pandean dan sekitarnya, untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Inovasi ini juga diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengembangan usaha pertanian terpadu di desa, menjadikannya lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Program “Budidaya dalam Ember” ini tidak hanya membuktikan potensi besar dari akuaponik dalam pertanian lokal, tetapi juga menunjukkan bagaimana sinergi antara teknologi dan kearifan lokal dapat menghasilkan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat.