Konten dari Pengguna

Islam dalam Budaya Jawa

BILFIRLI ZAHRA RAMADHANTY
Mahasiswa Universitas Brawijaya
8 September 2021 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BILFIRLI ZAHRA RAMADHANTY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita semua tentu tahu, Islam telah berkembang pesat di dalam Nusantara. Bahkan, agama Islam menjadi agama mayoritas yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Tentu dengan kehadiran Islam mempengaruhi budaya dan kebiasaan yang ada di Indonesia. Tak terkecuali pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia, yaitu Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Maulana Malik Ibrahim (1419) diyakini sebagai penyebar pertama agama Islam di Pulau Jawa. Ia dikabarkan mengislamkan sebagian besar pesisir Jawa. Lalu, kedatangan Raden Rahmat membuat Islam memperoleh momentum di Istana Majapahit. Dalam proses penyebaran Islam di Jawa sendiri, Walisanga memiliki peran besar. Penyebaran yang dilakukan oleh Walisanga bersifat tidak memaksa, bertahap, dan perlahan-lahan.
Komunitas muslim di Jawa baru membesar pada abad ke-14. Ketika posisi raja Majapahit mulai melemah, para pedagang mulai menjauhkan diri dari pengaruh kerajaan dan mulai membangun pusat-pusat politik seperti keraton-keraton kecil. Majapahit yang mulai melemah membuat keraton-keraton kecil ini mulai bersaing untuk menggantikan kedudukan Majapahit. Pada akhirnya, Kerajaan Demak menjadi kerajaan yang berhasil menduduki kekuasaan Majapahit.
Masuknya Islam ke Jawa sendiri membuat inkulturasi terjadi. Dalam studi kebudayaan lokal, inkulturasi adalah sebuah proses internalisasi ajaran baru ke dalam konteks kebudayaan lokal dalam bentuk akomodasi atau adaptasi. Inkulturasi bertujuan untuk mempertahankan budaya masing-masing. Dalam artian, budaya Islam tidak tercabut dari akarnya juga kebudayaan lokal tidak akan hilang.
ADVERTISEMENT
Hasil temuan Greetz menunjukkan ada ciri khusus tentang keberagamaan masyarakat Jawa, khususnya masyarakat muslimnya. Budaya yang berkembang di Jawa ikut mempengaruhi sikap keberagamaan masyarakatnya. Keberagaman ini tidak hanya terjadi di kota, namun di daerah-daerah lain seperti Yogyakarta dan Surakarta.
Di Yogyakarta, terdapat tradisi Mulud atau peringatan hari lahir Nabi Muhammad. Masyarakat Yogya mengadakan acara yang disebut Sekaten yang bernuansa agama dan budaya. Berpusat di Keraton Ngayogyakarta. Nuansa keagamaan kental terasa pada saat Grebeg Mulud yang memang diadakan untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammas SAW. Biasanya acara ini berpusat di Masjid Agung Keraton Ngayogyakarta dan alun-alun utara.
Di Mojokerto, terdapat tradisi yang juga diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu Kresan atau Grebeg Keres. Tradisi ini berupa hasil bumi yang digantung di batang pohon keres dari dahan paling tinggi hingga pangkal. Para warga nantinya akan berebut hasil bumi tersebut. Pohon keres sendiri di simbolkan sebagai kelahiran Nabi Muhammad yang membawa banyak berkah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, di Madiun terdapat tradisi unik lainnya yang juga dilaksanakan dalam rangka memperingati lahirnya Rasullullah, disebut Sebar Udikan. Para warga akan berebut koin atau uang seharga jutaan rupiah yang terdapat di depan rumah warga.
Kebudayaan-kebudayaan Islam yang saya tunjukkan di atas merupakan contoh keagungan agama Islam di Pulau Jawa. Hampir sebagian besar masyarakat Jawa yang merupakan muslim membuat budaya Islam disambut dan senantiasa diperingati tiap tahunnya. Walaupun cara mem-peringati-nya berbeda-beda di setiap daerah, namun hal yang diperingati tetap sama. Namun, kesimpulan yang bias kita ambil dari tiga tradisi di atas adalah, budaya Islam membawa berkah untuk setiap umat yang memeluknya.
Warga berebut gunungan pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/11). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Referensi :
Khoirul Aziz, Donny. (2013). Fikrah : Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, Vol. 1, No. 2.
ADVERTISEMENT
Wahyun Muqoyyidin, Andik. (2013). Dialektika Islam dan Budaya Lokal Jawa, Vol. 11, No. 1, Hal. 1-18.
Marzuki. Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa dalam Perspektif Islam. https://eprints.uny.ac.id/2609/1/5._Tradisi_dan_Budaya_Masyarakat_Jawa_dalam_Perspektif_Islam.pdf