Candu Immobile yang Lemahkan "Elang Biru"

27 November 2017 13:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lazio masih dalam dilema. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Lazio masih dalam dilema. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim ini adalah musim kebangkitan Lazio --setidaknya setelah terakhir kali merengkuh trofi lima edisi silam. Bayangkan saja, "Elang Biru" langsung menyabet titel Supercoppa Italia dengan menaklukkan Juventus di awal musim.
ADVERTISEMENT
Tren apik Lazio kemudian berlanjut di Serie A. Satu angka yang didapat saat menjamu SPAL di pekan pertama sukses dibayarkan dengan delapan kemenangan dari sembilan laga setelahnya.
Namun, kepakan sayap Lazio kini tak sekuat di awal musim. Buntutnya, mereka tak lagi terbang tinggi di papan atas klasemen. Anak asuh Simone Inzaghi itu kini tercecer di peringkat kelima karena cuma mengoleksi 29 angka.
Kegagalan Lazio dalam memetik poin penuh dalam dua giornata terakhir Serie A jadi alasannya. Keok dari Roma 1-2 plus hasil imbang 1-1 dengan Fiorentina sudah cukup untuk membuat langkah mereka tersendat.
Hasil seri pun juga didapatkan saat mereka menjamu Vitesse di ajang Liga Europa. Oke, satu angka yang cuma bisa dihasilkan kontra wakil Belanda itu bisa sedikit diwajarkan. Pasalnya, Lazio tidak turun dengan kekuatan penuh kala itu. Namun, tetap saja catatan tersebut membuat rentetan hasil Lazio di beberapa laga terakhir jadi tidak terlihat mengenakkan.
ADVERTISEMENT
Pada laga melawan Vitesse itu, posisi ujung tombak yang paten dihuni Ciro Immobile, diserahkan kepada Simone Palombi. Pun demikian dengan Nani yang menggantikan Luis Alberto sebagai gelandang serang. Di samping itu, Inzaghi juga menepikan pilar penting lini belakang macam Stefan De Vrij, Stefan Radu, dan Thomas Strakosha.
Tapi, tetap saja, "Elang Biru" tidak dalam kondisi baik-baik saja saat ini.
Candu Immobile
Sudah bukan rahasia lagi jika Immobile menjadi mesin gol Lazio sejak musim lalu. Kontribusinya pun berlanjut hingga sekarang dengan 15 gol jadi buktinya --sekitar 45% dari total gol yang dihasilkan Biancocelesti.
Bandingkan dengan Luis Alberto, Marco Parolo, De Vrij, dan Bastos yang baru mencetak masing-masing tiga gol. Sampai di situ sudah terlihat jika Lazio amat menggantungkan Immobile sebagai pencetak gol tunggal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Lazio juga tak memiliki stok penyerang mumpuni lagi selain dirinya. Felipe Caicedo mungkin jadi kandidat terkuat, tapi penyerang asal Ekuador itu bahkan belum mencetak satu gol pun bersama Lazio.
Mau tak mau, mereka mesti menanggung konsekuensi jika eks-pemain Borussia Dortmund itu gagal melaksanakan tugasnya alias menceploskan gol.
Immobile tumpuan utama Lazio. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)
zoom-in-whitePerbesar
Immobile tumpuan utama Lazio. (Foto: AFP/Vincenzo Pinto)
Nah, ketakutan Lazio akhirnya terealiasi. Immobile tampil di bawah performa terbaiknya dalam dua laga terakhir. Penyerang berusia 27 tahun itu mengalami penurunan intensitas tembakan karena cuma melepaskan rata-rata sepasang tembakan per laga --dari dua pertandingan terakhir.
Padahal, Immobile membukukan rata-rata lebih dari empat tembakan di tiap laga jika dikalkulasi sejak awal musim. Buntutnya, dirinya cuma berhasil menyarangkan satu gol, itu pun dihasilkan dari titik putih saat berhadapan denga Roma dua pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Sayap yang Minim Kontribusi
Kendati demikian, terlalu Naif apabila menyalahkan Immobile seorang di balik performa jeblok yang disuguhkan Lazio. Pasalnya, suplai bola dari lini tengah juga mengalami penurunan. Lagipula, skema 3-5-1-1 yang intens diterapkan Inzaghi di musim ini otomatis juga memperbesar ketergantungan mereka terhadap Immobile sebagai algojo serangan.
Sebuah situasi yang berbeda dibanding musim lalu. Lazio memiliki lebih banyak opsi di lini depan karena mengaplikasi format 4-3-3. Dengan begitu Immobile menjadi tumpuan serangan, tapi bukan satu-satunya. Dirinya dibantu Felipe Anderson dan Balde Keita dari sisi sayap.
Pemain yang disebut belakangan itu bahkan sukses menyumbangkan total 16 gol di edisi 2016/2017 lalu sebelum akhirnya hengkang di awal musim ini.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Inzaghi lalu menyiasatinya dengan skema 3-5-1-1. Sejatinya, Lazio bisa berharap akan kontribusi dari sepasang wing-back dari sisi sayap. Sayangnya, Adam Marusic dan Senad Lulic kurang signifikan karena total cuma memproduksi tiga gol dan empat assist sejauh ini.
Keita Balde (Foto: Alessandro Bianchi/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Keita Balde (Foto: Alessandro Bianchi/REUTERS)
Lini Tengah Melempem
Lazio memang memiliki para gelandang box-to-box yang ciamik yang juga mahir dalam memebantu serangan. Ironisnya, mereka justru mengalami kesulitan saat behadapan dengan kesebelasan yang juga mengandalkan lini tengah sebagai titik kekuatannya, Roma dan Fiorentina adalah contohnya.
Kedua tim tersebut tak hanya mengandalkan para gelandangnya sebagai pemutus serangan, tapi juga sebagai algojo dari second line.
Salah satu gelandang yang gagal bersinar adalah Alberto --yang tak berkutik pada Derby della Capitale. Menurut Whoscored, eks-pemain Liverpool itu nihil dalam melepaskan umpan kunci di laga tersebut.
ADVERTISEMENT
Tentu saja situasi tersebut menjadi masalah yang besar, sebab Alberto merupakan pemain yang paling aktif dalam melepaskan umpan kunci dibanding rekan-rekan setimnya dengan rata-rata 2,7 per laga.
Selanjutnya, Parolo dan Sergej Milinkovic-Savic yang jadi kekuatan Lazio di musim ini. Tapi, perlu diketahui juga bahwa keduanya juga melempem saat berhadapan dengan Roma dan Fiorentina --kesebelasan yang memiliki lini tengah yang kuat.
Buntutnya, Parolo justru bermain lebih ke dalam untuk membantu Lucas Leiva yang bertugas demi melindungi back-four. Hal tersebut kemudian berdampak kepada performa Milinkovic-Savic yang kesulitan mengemban peran untuk muncul sebagai lini kedua.
Dalam dua laga tersebut, pemain yang digaet dari Genk itu cuma mencatatkan satu shot on target. Parahnya lagi, 15 kali sudah dirinya kehilangan penguasaan bola!
ADVERTISEMENT
Kebetulan pekan depan Lazio akan kembali bersua dengan tim dengan lini tengah yang ampuh, yakni Sampdoria. Tak tanggung-tanggung, Juventus sendiri sudah merasakan kehebatan Lucas Torreira dan kawan-kawan dua minggu lalu.
Jadi, bukan tak mungkin anak asuh Inzaghi bakal gagal meraup poin penuh lagi.