Konten dari Pengguna

Pandai Bersyukur 'Healing' Mental Kerja Generasi Z

Dr Billy Lazuardi
Universitas Jayabaya Trainer Esas Management, Trainer AHS Management, Podcaster Pengabdi Ilmu.
8 Mei 2024 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr Billy Lazuardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi situai kerja (Pexels/mental kerja)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi situai kerja (Pexels/mental kerja)
ADVERTISEMENT
Di tengah kesibukan dan tekanan hidup yang seringkali menghadanterutama dalam dunia pekerjaan kita. Sering kali membuat kita para generasi Z melupakan betapa pentingnya untuk bersyukur atas apa yang sudah kita miliki.
ADVERTISEMENT
Filosofi hidup yang didasarkan pada sikap bersyukur tidak hanya merupakan praktik sehari-hari, tetapi juga merupakan landasan yang kokoh untuk kesehatan mental dan kesejahteraan holistik. Filosofi ini mencerminkan pemahaman bahwa setiap momen dalam hidup, baik suka maupun duka, memiliki nilai yang dapat dihargai.
Dalam filsafat Timur, konsep dari Buddhisme Zen mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam ketenangan dan penerimaan terhadap apa adanya. Dengan bersyukur, kita mengembangkan sikap terbuka terhadap pengalaman hidup, mengurangi penderitaan yang timbul dari perasaan tidak puas, dan meningkatkan ketenangan batin.
Di sisi lain, dalam tradisi filsafat Yunani kuno, Aristoteles menekankan pentingnya "eudaimonia" atau kebahagiaan sejati yang dicapai melalui praktik kebajikan dan pencapaian potensi diri. Dengan bersyukur, kita tidak hanya mengakui kebaikan dalam hidup, tetapi juga merangsang pertumbuhan pribadi, memupuk kebajikan seperti kedermawanan dan empati, serta mencapai kehidupan yang lebih bermakna.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Robert Emmons, seorang psikolog dan peneliti terkemuka dalam bidang psikologi positif, praktik bersyukur secara konsisten dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan kesehatan mental seseorang. Dalam penelitiannya, Dr. Emmons menemukan bahwa orang yang secara rutin menyampaikan rasa syukur memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dan lebih sedikit gejala depresi.
Dr. Rick Hanson, seorang neuropsikolog terkenal, menjelaskan bahwa bersyukur secara aktif dapat mengubah struktur dan fungsi otak kita. Dalam bukunya yang terkenal "Hardwiring Happiness," Dr. Hanson menjelaskan bahwa mengalihkan perhatian kita pada hal-hal positif dan bersyukur dapat memperkuat jalur otak yang terkait dengan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dukungan untuk pentingnya bersyukur juga datang dari Dr. Sonja Lyubomirsky, seorang profesor psikologi di Universitas California, Riverside, yang telah melakukan penelitian mendalam tentang kebahagiaan dan kesejahteraan. Dr. Lyubomirsky menegaskan bahwa praktek bersyukur secara teratur dapat meningkatkan mood positif, mengurangi tingkat stres, dan bahkan meningkatkan kesehatan fisik.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif para ahli ini, menjadi jelas bahwa bersyukur bukan hanya sekedar sikap mental, tetapi juga memiliki dampak nyata. Bersyukur membantu kita melihat sisi positif dari segala situasi. Ketika kita fokus pada hal-hal yang kita miliki daripada yang belum kita miliki, kita dapat merasa lebih puas dan bahagia dengan kehidupan kita. Ini mengurangi stres dan kecemasan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita.
Bersyukur memperkuat rasa harga diri. Dengan menghargai apa yang kita punya, kita menjadi lebih percaya diri dan optimis dalam menghadapi tantangan. Ini dapat meningkatkan motivasi dan kinerja kita dalam pekerjaan serta kehidupan sehari-hari.
Bersyukur membangun hubungan sosial yang lebih kuat. Ketika kita bersyukur atas kontribusi orang lain dalam hidup kita, kita menguatkan ikatan dengan mereka dan menciptakan lingkungan yang lebih positif. Hubungan yang sehat dan dukungan sosial adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Bersyukur membantu kita memfokuskan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, bersyukur membantu kita menghargai momen-momen kecil dan menyadari nilai sejati dari kebahagiaan.
Dengan demikian, praktik bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan kata-kata, tetapi juga merupakan investasi berharga dalam kesehatan mental kita. Dengan melatih diri kita untuk senantiasa bersyukur, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih bahagia, bermakna, dan sehat secara keseluruhan.