Kisah di Balik Darumaだるま

Bilqis Ramadhanty
Mahasiswi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
26 Juli 2023 22:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bilqis Ramadhanty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Melihat visul di atas, mungkin tak asing bagi sebagian orang. Daruma merupakan boneka asal jepang yang kerap kali dijadikan oleh-oleh. Menurut beberapa sumber, boneka Daruma terinspirasi dari Bodhidharma, seorang biksu Buddha yang hidup pada abad ke-5 atau ke-6. Kisahnya cukup legendaris, tetapi belum banyak informasi yang konkret tentangnya.
ADVERTISEMENT
Boneka Daruma dibuat dari figur Bodhidharma yang legendaris, dengan mengambil beberapa ciri khasnya. Konon katanya, ia memiliki mata besar dan janggut yang sangat tebal. Digambarkan pada boneka Daruma sehingga memberikan tampilan yang khas. Boneka Daruma penuh dengan simbolisme. Segala sesuatu mulai dari bentuk hingga warnanya menunjukkan keterkaitan mistis atau keberuntungan bagi pemiliknya.
Tubuh boneka itu akan selalu berdiri tegak kembali karena bagian bawahnya yang berbentuk bulat dan pusat gravitasi yang rendah. Ini melambangkan kesuksesan dan tekad untuk berhasil, serta mewujudkan pepatah Jepang yang berbunyi "nana korobi ya oki". Artinya, "jatuh tujuh kali, berdiri delapan kali".
Warna boneka Daruma dicat dengan warna merah cerah. Mengingatkan kembali pada Bodhidharma dan biksu Buddha yang mengenakan jubah dengan warna yang sama. Merah juga merupakan warna keberuntungan serta berperan sebagai simbol kesuksesan dan tekad yang dibangun dalam bentuk Daruma.
ADVERTISEMENT
Wajah boneka Daruma menggambarkan figur Boddhidharma. Janggut di wajah yang berantakan dan tidak terawat adalah hasil dedikasi pertapaannya sebagai seorang biksu. Namun, melewati waktu berabad-abad simbolisme lain juga telah ditambahkan.
Alis besar dan tidak teratur digambar menyerupai bangau, hewan yang dianggap beruntung dan dipuja karena berumur panjang. Begitu pula dengan kumisnya, digambar sedemikian rupa untuk memunculkan citra kura-kura, hewan dalam mitologi Jepang lainnya yang dihormati karena berumur panjang.
Kedua simbol ini ditulis di badan boneka Daruma dengan huruf kanji besar. Ada berbagai kanji berbeda yang dapat ditemukan di boneka Daruma, dan setiap kanji tersebut memiliki kegunaan dan keberuntungan tersendiri. Biasanya antara mengandung harapan kebahagiaan atau kemenangan, atau untuk mengenang toko atau kota tempat Daruma dibeli.
ADVERTISEMENT
Daruma dipercaya sebagai jimat keberuntungan. Tujuan keberuntungan Daruma bukan untuk memberikan kesejahteraan umum, melainkan membantu pemiliknya mencapai keinginan. Ketika menerima Daruma, penerima boneka Daruma harus membuat keinginan yang diharapkan dapat dicapai dalam waktu dekat, lalu warnai salah satu mata Daruma. Biarkan seperti itu sampai keinginan tercapai. Setiap kali melihat Daruma, kita akan diingatkan tentang keinginan yang telah dibuat, dan sebagai gantinya, kita diberikan keberuntungan untuk mencapainya.
Hanya setelah keinginan kita tercapai, kita baru bisa mewarnai mata satunya untuk menandakan bahwa tujuan Daruma sudah terpenuhi. Jadi, jika kita melihat Daruma dengan dua mata, itu berarti seseorang telah berhasil mencapai tujuan atau keinginannya.
Oleh karena itu, Daruma sering diberikan sebagai hadiah untuk orang yang sedang menargetkan sesuatu. Misalnya, bisa masuk ke sekolah atau universitas pilihan, lulus ujian, atau mencapai prestasi pribadi seperti menurunkan berat badan atau menyingkirkan kebiasaan buruk.
ADVERTISEMENT