Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Menelusuri Jejak Perjuangan TNI AD dalam Sejarah Bangsa
2 Maret 2025 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Bima eka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Museum merupakan entitas epistemologis yang berperan sebagai reservoir memori kolektif suatu bangsa. Sebagai institusi yang menyimpan dan mengonstruksi narasi sejarah, museum tidak hanya berfungsi sebagai pusat dokumentasi, tetapi juga sebagai ruang dialektika yang memungkinkan refleksi kritis terhadap perjalanan historis bangsa. Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama" di Yogyakarta, dalam konteks ini, merepresentasikan situs historiografi militer yang signifikan dalam memahami dinamika perjuangan TNI AD dalam mempertahankan integritas nasional. Kunjungan akademis ke museum ini menawarkan peluang bagi para mahasiswa untuk menginternalisasi pemahaman yang lebih mendalam mengenai kontribusi militer dalam proses nation-building Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Kunjungan Museum
ADVERTISEMENT
Pada 18 Febuari 2025, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta pada matakulih MBKM Sejarah Militer melakukan observasi langsung ke Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama" sebagai bagian dari inisiatif akademik untuk menelaah sejarah peran TNI AD dalam perjuangan kemerdekaan. Kegiatan ini tidak hanya bersifat ekspositoris tetapi juga reflektif, mengingat keterlibatan narasumber langsung yakni petugas dan prajurit yang bertugas di museum dalam menyampaikan narasi historis melalui 21 ruangan tematik yang ada di dalam museum. Proses ekskursi akademik ini memberikan pemahaman holistik mengenai bagaimana elemen-elemen militer menjadi bagian integral dari proses historisasi Indonesia sebagai negara-bangsa.
Historiografi
Dari perspektif historiografi, Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama" memiliki jejak historis yang kompleks. Bangunan ini, yang awalnya merupakan residensi pejabat administratur kolonial Hindia Belanda sejak tahun 1900, mengalami proses rekonseptualisasi menjadi pusat dokumentasi perjuangan militer melalui inisiatif Sejarah Militer AD (SMAD). Dengan legitimasi institusional melalui Surat Keputusan Kasad No. Skep/547A/l/1982, museum ini secara resmi diresmikan oleh Jenderal Poniman pada 30 Agustus 1982. Penamaan "Dharma Wiratama" mengandung makna filosofis yang menegaskan pengabdian luhur prajurit TNI AD, baik dalam aspek pertahanan-keamanan maupun dalam ranah sosial-politik yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Koleksi museum ini dikurasi secara sistematis untuk merepresentasikan spektrum perjuangan militer Indonesia. Ruang Pangsar Jenderal Soedirman, misalnya, menampilkan retorika historis melalui amanat beliau pada 5 Oktober 1949, yang menjadi manifestasi diskursus kebangsaan pasca-revolusi. Ruang Palagan, sebagai representasi naratif dari delapan palagan besar di Indonesia mulai dari Medan Area hingga Puputan Margarana menawarkan pemetaan konflik yang memungkinkan analisis kritis terhadap strategi militer dan dinamika geopolitik era revolusi fisik. Selain itu, ruang-ruang lain dalam museum, seperti Ruang Senjata Modal Perjuangan, Ruang Panji-Panji, dan Ruang Peristiwa, memberikan perspektif multifaset mengenai aspek teknologis, simbolis, dan politis dari peran TNI AD dalam sejarah Indonesia.
Dalam kerangka teoritis museologi dan pedagogi sejarah, kunjungan ke Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama" memiliki implikasi epistemik yang signifikan. Melalui pendekatan experiential learning, mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman kontekstual terhadap peristiwa sejarah yang sebelumnya hanya mereka akses melalui sumber tekstual. Lebih dari sekadar ekskursi akademik, kegiatan ini memungkinkan pengunjung untuk membangun keterkaitan kognitif dan emosional dengan artefak sejarah, yang pada akhirnya memperkuat kesadaran historis serta semangat nasionalisme.
ADVERTISEMENT
Keritik
Namun demikian, terdapat beberapa aspek yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efektivitas museum sebagai pusat edukasi sejarah. Beberapa tantangan yang diidentifikasi dalam kunjungan ini mencakup aspek iluminasi ruangan yang masih kurang memadai, yang dapat menghambat apresiasi terhadap detail artefak. Selain itu, aspek ekologi lingkungan museum juga memerlukan perhatian, mengingat keberadaan vegetasi yang lebih rimbun dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung serta memperkaya estetika ruang museum. Lebih jauh, penguatan strategi kuratorial berbasis teknologi digital, seperti pemanfaatan augmented reality (AR) atau aplikasi interaktif, dapat menjadi inovasi dalam menghadirkan pengalaman pembelajaran sejarah yang lebih imersif dan partisipatif.
Sebagai kesimpulan, Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama" memiliki signifikansi yang substansial dalam ranah historiografi militer Indonesia. Kunjungan akademik ke museum ini bukan sekadar aktivitas rekreatif, tetapi juga merupakan bagian dari strategi edukasi yang bertujuan untuk memperkaya pemahaman sejarah serta menanamkan nilai-nilai patriotisme. Dengan optimalisasi infrastruktur dan pendekatan kuratorial yang lebih inovatif, museum ini berpotensi menjadi pusat studi sejarah yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan era digital, sehingga dapat menjembatani generasi muda dengan narasi perjuangan bangsa secara lebih dinamis dan relevan.
ADVERTISEMENT