Konten dari Pengguna

Maggot: Si Kecil Pengurai Sampah Jadi Manfaat

Bima Kuncara Aji
Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
18 Februari 2025 20:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bima Kuncara Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), yang semakin populer sebagai solusi dalam pengelolaan sampah organik. Tidak seperti lalat hijau yang sering dikaitkan dengan lingkungan kotor dan penyakit, maggot dari BSF justru memiliki banyak manfaat, baik untuk lingkungan maupun ekonomi. Dengan kemampuannya mengurai limbah organik dengan cepat, maggot membantu mengurangi volume sampah, mengubahnya menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, serta menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian.
Foto ilustrasi maggot (sumber : https://pixabay.com/id/images/search/ulat%20maggot/)
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi maggot (sumber : https://pixabay.com/id/images/search/ulat%20maggot/)
Perbedaan Lalat Hijau dan Black Soldier Fly (BSF)
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan mengapa maggot BSF lebih unggul dibandingkan larva lalat lainnya adalah sifat lalat BSF yang berbeda dengan lalat hijau. Lalat hijau (Lucilia sericata) sering ditemukan di tempat-tempat kotor seperti sampah rumah tangga dan bangkai, serta dapat menyebarkan penyakit karena sering hinggap di makanan manusia. Sementara itu lalat BSF (Hermetia illucens) tidak membawa penyakit dan tidak tertarik pada makanan manusia. Lalat BSF juga tidak mengganggu karena tidak masuk ke dalam rumah, tidak menggigit, dan tidak berkembang biak di tempat yang kotor. Perbedaan inilah yang membuat maggot BSF lebih aman dan lebih efektif digunakan dalam pengelolaan sampah organik.
Siklus Hidup Maggot BSF
Maggot BSF melewati beberapa tahapan dalam siklus hidupnya, dimulai dari telur yang diletakkan oleh lalat betina di tempat yang memiliki banyak bahan organik. Dalam waktu 2-4 hari, telur tersebut menetas menjadi larva (maggot) yang sangat aktif mengonsumsi sampah organik. Fase larva ini berlangsung sekitar 14-21 hari, di mana maggot tumbuh dengan cepat dan menyimpan banyak nutrisi. Setelah mencapai ukuran maksimal, maggot berubah menjadi pupa dan berhenti makan. Pada tahap ini, mereka mulai mengeras dan bersiap untuk berubah menjadi lalat dewasa. Setelah sekitar 7-10 hari, pupa berubah menjadi lalat BSF dewasa yang siap berkembang biak dan melanjutkan siklus hidup.
ADVERTISEMENT
Makanan Maggot BSF
Maggot BSF dikenal sebagai pemakan segala jenis bahan organik, sehingga sangat efektif dalam mengurai sampah. Mereka bisa mengonsumsi sisa makanan, limbah sayuran dan buah, ampas tahu, kotoran ternak, hingga limbah dari industri makanan seperti ampas kelapa dan sisa roti. Namun, beberapa bahan tidak boleh diberikan kepada maggot, seperti makanan yang mengandung garam tinggi, minyak berlebihan, atau bahan beracun yang dapat menghambat pertumbuhan mereka. Dengan kemampuan mengurai berbagai jenis limbah, maggot dapat membantu mengurangi sampah organik secara alami dan cepat.
Manfaat Maggot BSF
Manfaat maggot BSF sangat beragam, terutama dalam bidang lingkungan dan ekonomi. Salah satu manfaat utamanya adalah sebagai solusi pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan. Dengan kemampuannya mengurai sampah dalam waktu singkat, maggot membantu mengurangi bau busuk, menekan pertumbuhan bakteri berbahaya, serta mengurangi emisi gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, maggot merupakan sumber protein dan lemak yang sangat baik untuk pakan ternak, seperti ayam, ikan, dan burung. Dibandingkan dengan pakan konvensional seperti tepung ikan atau tepung kedelai, maggot lebih murah dan lebih berkelanjutan karena tidak memerlukan lahan luas untuk produksinya. Tak hanya itu, sisa penguraiannya yang disebut kasgot (bekas maggot) dapat digunakan sebagai pupuk organik yang kaya akan nutrisi untuk tanaman.
Dengan berbagai manfaatnya, maggot BSF menjadi alternatif yang menarik dalam mengelola sampah dan menciptakan peluang usaha yang ramah lingkungan. Tidak hanya membantu mengatasi permasalahan limbah, maggot juga membuka peluang bisnis dalam sektor pakan ternak dan pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, pengembangan budidaya maggot semakin diminati sebagai solusi inovatif untuk masa depan yang lebih hijau.
ADVERTISEMENT
Bima Kuncara Aji, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret.