Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Morphology: Exploring the Structure and Formation of Words
23 Oktober 2024 18:31 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Bimbi Fitria Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Morphology is a key branch of linguistics that deals with the internal structure of words and how they are formed. It plays a critical role in understanding language as it explores the building blocks of words---known as morphemes---and how these units combine to convey meaning. For me, as a student of English Literature, studying morphology provides a deeper understanding of how language works, equipping me with the tools to analyze the form and function of words in various contexts.
ADVERTISEMENT
A morpheme is the smallest unit of meaning or grammatical function in a language. There are two types of morphemes: free morphemes, which can stand alone as independent words (like "book" or "run"), and bound morphemes, which must be attached to a free morpheme to make sense (such as "-s" in "books" or "-ed" in "jumped").
Morphology is divided into two major areas: derivational morphology and inflectional morphology.
Derivational morphology involves the creation of new words by adding affixes (prefixes or suffixes) to base forms. For example, adding "-ness" to "happy" creates the noun "happiness," or adding "-er" to "teach" forms "teacher," a word that describes someone who performs the action of teaching. This process often changes the grammatical category or meaning of the word.
ADVERTISEMENT
Inflectional morphology, on the other hand, deals with modifying words to express different grammatical categories such as tense, number, case, or gender, without changing the word's category. For instance, adding "-s" to "dog" indicates plurality (dogs), or adding "-ed" to "walk" signals past tense (walked).
In a morphology course, students delve into word formation processes such as affixation, compounding, reduplication, and conversion.
Affixation involves attaching prefixes or suffixes to a base word, as seen in "unhappy" (prefix) or "running" (suffix).
Compounding occurs when two or more words are combined to create a new word, like "notebook" or "blackboard."
Reduplication repeats a part of the word, which is common in languages like Indonesian, for instance, "anak-anak" meaning children.
ADVERTISEMENT
Conversion (or zero derivation) changes the word class without adding any morpheme, such as using "run" as both a noun ("a run") and a verb ("to run").
By studying these processes, students gain insights into how words evolve and change over time. Morphology also touches on concepts such as allomorphs, which are variants of a morpheme that change depending on the linguistic context (e.g., the plural "-s" in "cats," "-es" in "dishes," and "-en" in "oxen").
Understanding morphology allows students to explore linguistic diversity and the ways in which different languages handle word formation. It also helps in understanding language acquisition, historical linguistics, and language processing in the brain.
For students of English Literature, learning morphology is not only about mastering the technical aspects of language but also appreciating the creative and dynamic nature of word formation. It aids in developing critical thinking skills and enhances their ability to analyze literary texts with greater precision, as they can break down the structure of words to uncover deeper meanings.
ADVERTISEMENT
Thank you.
-------------------------------------------------------------
Morfologi: Menjelajahi Struktur dan Pembentukan Kata
Morfologi adalah cabang utama linguistik yang berhubungan dengan struktur internal kata dan bagaimana kata-kata tersebut dibentuk. Ini memainkan peran penting dalam memahami bahasa, karena mempelajari elemen-elemen pembentuk kata—dikenal sebagai morfem—dan bagaimana unit-unit ini digabungkan untuk menyampaikan makna. Bagi saya, sebagai mahasiswa Sastra Inggris, mempelajari morfologi memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerja bahasa, membekali saya dengan alat untuk menganalisis bentuk dan fungsi kata dalam berbagai konteks.
Morfem adalah unit terkecil dari makna atau fungsi gramatikal dalam suatu bahasa. Ada dua jenis morfem: morfem bebas, yang dapat berdiri sendiri sebagai kata independen (seperti "buku" atau "lari"), dan morfem terikat, yang harus melekat pada morfem bebas untuk memberikan makna (seperti "-s" dalam "buku-buku" atau "-ed" dalam "berlari").
ADVERTISEMENT
Morfologi dibagi menjadi dua area utama: morfologi derivatif dan morfologi infleksional.
Morfologi derivatif melibatkan penciptaan kata-kata baru dengan menambahkan afiks (prefiks atau sufiks) pada bentuk dasar. Sebagai contoh, menambahkan "-ness" pada "happy" menciptakan kata benda "happiness," atau menambahkan "-er" pada "teach" membentuk "teacher," kata yang menggambarkan seseorang yang melakukan tindakan mengajar. Proses ini sering kali mengubah kategori gramatikal atau makna kata.
Morfologi infleksional, di sisi lain, berhubungan dengan memodifikasi kata-kata untuk mengekspresikan kategori gramatikal yang berbeda seperti kala, jumlah, kasus, atau jenis kelamin, tanpa mengubah kategori kata. Misalnya, menambahkan "-s" pada "dog" menunjukkan pluralitas (dogs), atau menambahkan "-ed" pada "walk" menandakan kala lampau (walked).
Dalam kursus morfologi, siswa mempelajari proses pembentukan kata seperti afiksasi, penggabungan kata, reduplikasi, dan konversi.
ADVERTISEMENT
Afiksasi melibatkan penambahan prefiks atau sufiks pada kata dasar, seperti yang terlihat dalam "unhappy" (prefiks) atau "running" (sufiks).
Penggabungan kata terjadi ketika dua atau lebih kata digabungkan untuk menciptakan kata baru, seperti "notebook" atau "blackboard."
Reduplikasi mengulangi sebagian kata, yang umum terjadi dalam bahasa seperti bahasa Indonesia, misalnya "anak-anak" yang berarti anak-anak.
Konversi (atau derivasi nol) mengubah kelas kata tanpa menambahkan morfem, seperti menggunakan "run" baik sebagai kata benda ("a run") dan kata kerja ("to run").
Dengan mempelajari proses-proses ini, siswa mendapatkan wawasan tentang bagaimana kata-kata berkembang dan berubah seiring waktu. Morfologi juga membahas konsep seperti alomorf, yaitu varian dari morfem yang berubah tergantung pada konteks linguistik (misalnya, "-s" jamak dalam "cats," "-es" dalam "dishes," dan "-en" dalam "oxen").
ADVERTISEMENT
Memahami morfologi memungkinkan siswa untuk menjelajahi keragaman linguistik dan cara-cara berbeda bahasa menangani pembentukan kata. Ini juga membantu dalam memahami pemerolehan bahasa, linguistik historis, dan pemrosesan bahasa di otak.
Bagi mahasiswa Sastra Inggris, mempelajari morfologi bukan hanya tentang menguasai aspek teknis bahasa, tetapi juga menghargai sifat kreatif dan dinamis dari pembentukan kata. Ini membantu dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menganalisis teks sastra dengan lebih tepat, karena mereka dapat memecah struktur kata untuk mengungkap makna yang lebih dalam.
Terima kasih.