Konten dari Pengguna
Indonesia di Kancah Global: Strategi Bertahan di Pusaran Geopolitik
4 Juli 2025 14:49 WIB
·
waktu baca 5 menitKiriman Pengguna
Indonesia di Kancah Global: Strategi Bertahan di Pusaran Geopolitik
Peluang dan Strategi Indonesia dalam kondisi geopolitik gloibal yang sedang tidak stabil. Apa dan Bagaimana Indonesia memanfaatkan momentum iniMoehammad Bintang Aimar Andika

Tulisan dari Moehammad Bintang Aimar Andika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia saat ini dilanda berbagai ketegangan geopolitik, mulai dari persaingan sengit Amerika Serikat dan China, eskalasi konflik Rusia-Ukraina, hingga dinamika rumit antara Israel dan Iran. Situasi ini tidak hanya menggeser peta kekuatan global, tetapi juga mendorong banyak negara mengandalkan strategi intelijen dan diplomasi yang semakin canggih. Menariknya, di tengah gejolak yang melanda dunia, Indonesia justru menunjukkan ketahanan ekonomi yang mengesankan. Buktinya, pertumbuhan ekonomi negeri ini mencapai 4,87% di kuartal pertama tahun 2025 (Saptati, 2025). Stabilitas fundamental ini tidak hanya menjadi bukti resiliensi, melainkan juga membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum global guna mendorong kemajuan bangsa.

Diplomasi Penyeimbang: Poros Tengah di Tengah Polarisasi
Dengan strategi luar biasa, Indonesia telah memposisikan diri sebagai penyeimbang di kancah geopolitik yang terpolarisasi. Melalui pendekatan "Bebas-Aktif" yang lebih modern, kini Indonesia mulai unjuk gigi yang terlihat dari kemampuan Indonesia memanfaatkan keanggotaan di berbagai forum internasional mulai dari G20, ASEAN, hingga menjadi negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS pada Januari 2025. Strategi ini memungkinkan Indonesia mengakses pasar yang lebih luas sambil mengurangi ketergantungan pada satu blok kekuatan saja. Dalam praktiknya, Indonesia tetap menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Eropa untuk menstabilisasi aliran modal, sekaligus memperdalam kemitraan dengan negara-negara BRICS untuk mendapatkan investasi infrastruktur dan peluang pariwisata. Posisi netral Indonesia juga memberikan keuntungan unik sebagai mediator dalam berbagai konflik regional, termasuk ketegangan di Laut China Selatan dan krisis Myanmar. Pendekatan diplomasi maritim yang digunakan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa Natuna menunjukkan preferensi negara ini terhadap solusi ekonomi-hukum ketimbang konfrontasi. Hasilnya kemudian dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai mediator dan pemimpin regional yang dipercaya berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Strategi Ekonomi: Ketahanan Domestik di Atas Guncangan Global
Indonesia kini sedang dalam perjalanan besar menuju transformasi ekonomi. Upaya ini inisiasi dengan membuka lebih banyak pintu ke dunia, tidak hanya bergantung pada mitra dagang lama, tapi juga merangkul kawasan-kawasan yang selama ini jarang disentuh. Di saat yang sama, negeri ini mulai melihat potensi dari kekayaan alamnya bukan hanya sebagai bahan mentah, tetapi sebagai modal berharga yang bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Langkah lain yang menjadi sorotan adalah dorongan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih bersahabat. Pemerintah kini mulai membenahi berbagai hambatan birokrasi, menyambut investor dengan lebih terbuka, dan membangun infrastruktur yang menghubungkan daerah-daerah, membuka akses, dan menciptakan peluang ekonomi baru.
Tak kalah menarik, sektor pariwisata juga mulai diposisikan sebagai tulang punggung ekonomi masa depan. Dari sabang sampai merauke, keindahan alam Indonesia kini dipoles menjadi daya tarik yang menjanjikan. Lokasi-lokasi eksotis tak lagi sekadar tersembunyi di balik peta, tapi mulai tampil sebagai destinasi unggulan yang ingin dikenal dunia.
ADVERTISEMENT
Keamanan Maritim: Menjaga Kedaulatan, Membuka Peluang
Selain ekonomi, Indonesia juga terus memperkuat posisinya sebagai negara maritim dengan menegaskan batas-batas wilayah lautnya. Sengketa di wilayah Ambalat dengan Malaysia dan Laut Natuna dengan China menjadi pemicu penting bagi pemerintah untuk melakukan langkah konkret. Salah satunya adalah melalui digitalisasi data pulau-pulau terluar lewat platform
SIPULAU milik Badan Informasi Geospasial, yang menjadi dasar penguatan klaim kedaulatan. Di sisi lain, patroli laut kini dilakukan secara terintegrasi oleh berbagai instansi, termasuk TNI AL dan Bakamla, untuk menjaga jalur strategis seperti Selat Malaka dan Laut Natuna.
Indonesia semakin mengonsolidasikan posisinya sebagai poros maritim dunia yang krusial. Lokasi strategisnya yang terletak di antara dua samudra besar (Hindia dan Pasifik) menjadikan negeri ini titik vital dalam rute perdagangan global. Untuk mengoptimalkan potensi geografis ini, pemerintah secara agresif membangun pelabuhan-pelabuhan dengan standar internasional. Patimban di Jawa Barat, misalnya, sedang dipacu untuk menjadi pusat distribusi logistik dan ekspor otomotif utama nasional, mengurangi ketergantungan pada pelabuhan Jakarta. Sementara itu, Bitung di Sulawesi Utara dikembangkan sebagai gerbang perdagangan kunci yang menghubungkan Indonesia dengan jantung ekonomi Asia Pasifik. Dukungan investasi dan teknologi dari mitra strategis, termasuk negara-negara BRICS, juga semakin memperkuat kapasitas dan kredibilitas Indonesia sebagai simpul logistik global yang semakin diperhitungkan. Pembangunan infrastruktur maritim kelas dunia ini bukan hanya tentang fasilitas fisik, melainkan langkah konkret menegaskan kedaulatan dan peran sentral Indonesia di peta ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai Stabilisator Global
Di tengah dunia yang kian terpecah dan tak menentu, Indonesia justru menjadikan ketidakpastian sebagai peluang untuk melompat lebih tinggi. Dengan memadukan diplomasi yang luwes, fondasi ekonomi yang tangguh, serta penguatan maritim yang strategis, negeri ini membentuk dirinya bukan sekadar sebagai penonton geopolitik, melainkan sebagai pemain kunci yang mampu menenangkan gelombang. Di balik layar global yang penuh rivalitas, Indonesia tampil elegan sembari menenun peran sebagai penyeimbang kawasan, menjadi teladan kekuatan menengah yang inklusif dan berdaulat. Keberhasilannya bertumpu pada satu hal yang tak kasat mata namun amat menentukan: komitmen pada pembenahan dari dalam dan kejelian membaca arah angin dunia. Seperti yang pernah diungkapkan Staf Ahli Kementerian Keuangan, Parjiono, kekuatan Indonesia bukan hanya soal sumber daya tetapi tentang keberanian memimpin dari dalam, dengan keyakinan pada potensi sendiri. Inilah babak baru menuju Indonesia Emas 2045: sebuah perjalanan yang tak hanya berdaulat, tapi memberi warna bagi dunia.
ADVERTISEMENT
Tinjauan Pustaka
Saptati, R. D. I. (2025, Mei 17). Strategi jitu pemerintah jaga ekonomi di tengah guncangan global 2025. Media Keuangan.
Israel meluncurkan serangan ke sekitar Istana Kepresidenan di Suriah, Rabu (16/7). Serangan Israel diluncurkan ke beberapa kawasan di Damaskus. Kantor Kemhan Suriah dilaporkan mengalami kerusakan. AS pun minta Israel menghentikan serangan tersebut.