Konten dari Pengguna

Prinsip Bebas Aktif Indonesia: Respon terhadap Dinamika Perang Dagang Dunia

Moehammad Bintang Aimar Andika
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta
20 April 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moehammad Bintang Aimar Andika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Penetapan Kebijakan Tarif oleh Presiden Donald Trump (Foto dibuat dengan AI)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penetapan Kebijakan Tarif oleh Presiden Donald Trump (Foto dibuat dengan AI)
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2025, ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin meningkat. Presiden Donald Trump mengambil langkah dengan menerapkan tarif tinggi untuk hampir semua barang yang diimpor ke AS. Kebijakan ini juga mencakup tarif yang lebih tinggi untuk negara-negara yang dianggap menghalangi perdagangan dengan AS, seperti China dan Indonesia. Sebagai respons, China memutuskan untuk menaikkan tarif impor terhadap produk-produk dari AS hingga mencapai 125%. Tindakan ini berpotensi memperburuk situasi dan memperbesar konflik dalam perang dagang yang sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tarif ini bertujuan melindungi industri dan lapangan kerja AS, namun menimbulkan risiko gangguan rantai pasokan global, kenaikan biaya produksi, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia (Howell, 2025).Indonesia, yang menjadi salah satu negara yang terkena tarif impor hingga 32%, kini menghadapi berbagai tantangan serius. Hal ini terutama dirasakan di sektor-sektor ekspor seperti tekstil, alas kaki, dan perikanan, yang selama ini sangat bergantung pada pasar Amerika Serikat. Dengan adanya tarif tinggi ini, para pelaku industri di Indonesia harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan daya saing produk mereka di pasar global.
Dalam situasi perang dagang yang sedang berlangsung, prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif menjadi sangat krusial. Prinsip "bebas" berarti Indonesia tidak akan memihak atau terikat pada salah satu kekuatan besar dalam konflik internasional, sehingga negara ini dapat menjaga kemerdekaannya dalam menentukan sikap dan keputusan politik. Sementara itu, prinsip "aktif" menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya bersikap pasif atau netral, tetapi juga berperan secara proaktif dalam menciptakan perdamaian dan menjaga stabilitas di dunia. Prinsip-prinsip ini tercantum dengan jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. Dengan mengacu pada prinsip tersebut, Indonesia dapat mengambil posisi yang seimbang di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan China. Dengan tidak berpihak pada salah satu pihak (bebas), Indonesia dapat menjaga hubungan baik dengan kedua negara besar tersebut. Di sisi lain, dengan peran aktifnya, Indonesia dapat berinisiatif untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan diplomasi, sehingga dapat meredam dampak negatif dari perang dagang terhadap perekonomian nasional dan kawasan. Oleh karena itu, prinsip bebas aktif bukan hanya menjadi dasar kebijakan luar negeri Indonesia, tetapi juga merupakan strategi penting untuk menghadapi tantangan global yang ada saat ini.
ADVERTISEMENT
Di tengah tekanan dari perang dagang yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan politik global, Indonesia memiliki beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan dengan menerapkan prinsip ini. :
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif tidak hanya berfungsi sebagai dasar politik, tetapi juga sebagai strategi cerdas bagi Indonesia dalam menghadapi perubahan yang terjadi akibat perang dagang global. Indonesia memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kondisi ini untuk memperkuat posisi tawarnya dan memperluas jaringan ekonomi di tingkat internasional. Dengan cara ini, Indonesia dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan berbagai negara tanpa terjebak dalam konflik yang dapat merugikan kepentingan nasional. Ini adalah langkah yang bijak untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil di tengah ketidakpastian global.

Tinjauan Pustaka

Howell, Jeremy. "Trump umumkan tarif baru AS terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia." BBC News Indonesia, 2 April 2025. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cn91xd1vxe4o
Puspita, Melynda Dwi, et al. "Perang Tarif Impor AS dan Cina 2025: Bakal Lebih Berdarah-darah?" Tempo.co, 11 April 2025. https://www.tempo.co/internasional/perang-tarif-impor-as-dan-cina-2025-bakal-lebih-berdarah-darah--1230059
ADVERTISEMENT