Sakura dan Etika Wisata: Menghormati Keindahan Alam di Negeri Matahari Terbit

Bimo Pamungkas
Mahasiswa Prodi S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
22 April 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bimo Pamungkas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Kristina Paukshtite from Pexels: https://www.pexels.com/photo/pink-cherry-blossoms-701816/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Kristina Paukshtite from Pexels: https://www.pexels.com/photo/pink-cherry-blossoms-701816/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini, muncul kabar bahwa seorang turis Indonesia telah merusak pohon sakura di Jepang. Kejadian ini memicu pro dan kontra di media sosial, dengan banyak orang yang mengecam tindakan tersebut dan menuntut tanggung jawab dari turis tersebut. Sebagai seorang warga Indonesia, saya merasa malu dan prihatin dengan tindakan yang dilakukan oleh turis kita di negeri orang.
ADVERTISEMENT
Sakura atau bunga cherry blossom merupakan salah satu simbol kebanggaan Jepang. Bunga yang hanya bersemi selama beberapa minggu setiap tahunnya ini memiliki nilai yang sangat berharga bagi masyarakat Jepang. Selain menjadi daya tarik wisata, sakura juga dianggap sebagai lambang keindahan, ketenangan, dan kesucian. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika masyarakat Jepang sangat menjaga dan merawat pohon sakura dengan baik.
Namun, sayangnya, tindakan yang dilakukan oleh turis Indonesia tersebut telah menggores luka yang cukup dalam bagi masyarakat Jepang. Melakukan vandalisme terhadap pohon sakura bukan hanya merusak keindahan alam, tetapi juga merupakan bentuk tidak menghormati tradisi dan budaya negara yang dikunjungi. Turis asing seharusnya menjadi duta yang baik bagi negaranya, bukan malah merusak citra baik bangsa dan merusak lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sebagai turis, kita harus memiliki rasa tanggung jawab dan menghormati tempat yang kita kunjungi. Jika telah terlanjur membuat kesalahan, seharusnya kita juga bisa meminta maaf dan bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan.
Meskipun demikian, saya yakin tidak semua turis Indonesia memiliki perilaku yang sama. Masih banyak turis dari Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun, menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, serta menghormati budaya dan tradisi negara yang dikunjungi. Namun, satu tindakan yang negatif dapat merusak citra baik dan merugikan banyak pihak.
Saya berharap, pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah yang lebih serius dalam hal pendidikan dan pengawasan terhadap turis yang akan berlibur ke luar negeri. Selain itu, sebagai individu, mari kita semua juga menjadi turis yang bertanggung jawab, menghormati dan menjaga keindahan alam dan budaya di setiap negara yang kita kunjungi.
ADVERTISEMENT
Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai lingkungan dan budaya di negara orang dan tidak membuat hal-hal yang merugikan. Mari menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dan selalu menjaga nama baik bangsa.