Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN-IPE Poltekkes Denpasar Dorong Pemberdayaan Ekonomi Lewat BULAKU
17 Februari 2025 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ni Putu Sri Aryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bangli - Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Denpasar melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Interprofessional Education (KKN-IPE) di Desa Abuan, Kintamani, Bangli, pada 20 Januari - 7 Februari 2025. Melalui kegiatan KKN-IPE, mahasiswa Poltekkes Denpasar berupaya memberdayakan masyarakat melalui pengolahan hasil pangan lokal dan peningkatan keterampilan bagi kader posyandu desa. Salah satu produk yang diperkenalkan adalah BULAKU atau Bugis Labu Kuning. Produk ini merupakan inovasi berbasis bahan pangan lokal yakni labu kuning dan pisang kepok, yang banyak dijumpai di daerah Kintamani, Bangli.
ADVERTISEMENT
Gugah Potensi Hasil Pangan Lokal
Melalui kegiatan KKN-IPE, mahasiswa Poltekkes Denpasar melakukan identifikasi terhadap potensi pangan lokal yang ada di Desa Abuan. Labu kuning dan pisang kepok, yang memiliki manfaat bagi kesehatan dipilih sebagai bahan utama untuk produk BULAKU. Sebagai bahan baku utama, labu kuning dan pisang kepok dapat dibeli dengan mudah di desa dengan harga yang terjangkau yakni Rp 11.000 untuk labu kuning dan Rp 15.000 untuk pisang kepok per sisir, yang dapat diolah menjadi produk BULAKU dengan harga jual ekonomis Rp 2.500 per biji.
Ketua KKN-IPE Poltekkes Denpasar di Desa Abuan, Dina menyampaikan, dengan harga jual produk yang terjangkau ini, pihaknya optimis warga Desa Abuan dapat memanfaatkan BULAKU untuk meningkatkan perekonomian mereka.
ADVERTISEMENT
“Ya, dengan harga jual produk yang cukup terjangkau ini kami harap masyarakat dapat menjual produk ini untuk membantu meningkatkan perekonomian mereka.” Ujarnya saat ditemui di Balai Desa Abuan, Kintamani.
Pemberdayaan Melalui Demonstrasi Masak
Guna meningkatkan keterampilan kader dalam mengolah pangan lokal sekaligus memperkenalkan produk BULAKU, mahasiswa KKN-IPE di Desa Abuan mengadakan demonstrasi pembuatan BULAKU bersama kader posyandu Desa Abuan.
BULAKU sebagai olahan pangan dibuat dengan bahan- bahan meliputi labu kuning, pisang kepok, tepung ketan, tepung terigu, gula, garam, dan air. Proses pembuatannya dimulai dengan merebus labu kuning, lalu dicampur dengan semua bahan hingga membentuk adonan. Adonan tersebut kemudian dibentuk dan diisi dengan irisan pisang kepok, lalu dibungkus dengan daun pisang. Kemudian, dikukus hingga matang.
ADVERTISEMENT
Produk untuk Penderita Hipertensi
Manfaat kesehatan yang ditawarkan labu kuning dan pisang kepok sebagai bahan utama BULAKU dapat dimanfaatkan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi lansia khususnya yang menderita hipertensi terlebih lagi lansia di Desa Abuan banyak yang menderita hipertensi. Hal ini diketahui dari data survei masyarakat desa yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan menunjukkan sebanyak 124 lansia Desa Abuan (53%) menderita hipertensi.
Dina juga menyampaikan, kandungan gizi BULAKU meliputi kalori sebesar 94,30 kkal, protein 1,09 gram, lemak 0,29 gram, karbohidrat 21,11 gram, kalium 83,63 gram, vitamin C 0,73 mg, kalsium 11,79 mg, dan serat 0,82 gram.
“Bahan utamanya kita gunakan labu kuning dan pisang kepok yang mengandung kalium tinggi sehingga bagus untuk hipertensi,” ungkap Dina.
ADVERTISEMENT
Antusiasme Kader dalam Berpartisipasi
Partisipasi aktif kader posyandu diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam mensosialisasikan dan memproduksi BULAKU secara berkelanjutan.
Mulyadi, salah satu kader posyandu mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini karena dapat menambah pengetahuan tentang pengolahan pangan lokal yang sehat dan ekonomis. "Kegiatan ini sangat bagus karena dapat mendorong keaktifan kita sebagai kader dan menambah ilmu juga. Kita jadi tahu kalau jajanan tradisional bisa dimodifikasi dengan penambahan bahan pangan hasil desa ini yaitu labu kuning yang ternyata banyak manfaat kesehatannya," tuturnya
Melalui inovasi produk BULAKU, mahasiswa KKN-IPE Poltekkes Denpasar berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Desa Abuan melalui pemanfaatan potensi pangan lokal. Kehadiran BULAKU, diharapkan juga dapat membuat masyarakat Desa Abuan bisa lebih mengenal dan mencintai produk lokal mereka sendiri, serta mengembangkan lebih banyak produk inovatif lainnya berbahan pangan hasil Desa Abuan yang dapat menunjang kesehatan dan perekonomian setempat.
ADVERTISEMENT