Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Membangun Keberkahan: Kegiatan Ramadhan di Desa Kalisalak
13 April 2025 12:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Binta Maqosidia Husna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Kalisalak adalah desa yang terletak di Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Nama Kalisalak berasal dari sejarah pengembaraan para pengikut Wali Songo, khususnya Wali Demak. Mereka mengembara dengan berkuda, dan kuda hitam bernama Sahak ditambatkan di dekat sumber mata air yang membentuk sungai, yang kemudian disebut "Kali Sahak." Nama ini berubah menjadi Kalisalak akibat pergeseran pengucapan. Secara etimologi, kata Kalisalak berasal dari dua kata, yaitu "kali" dan "salak." "Kali" dalam bahasa Arab sama dengan "kodi," yang berarti "aturan," dan "salak" berasal dari kata "salaka," yang berarti "berjalan." Dengan demikian, Kalisalak bermakna "aturan yang berjalan," yang maksudnya adalah aturan yang sudah disepakati dapat dijalankan oleh masyarakatnya.

Latar Belakang Warga Kalisalak, Terutama di Perumahan Tempat Saya Tinggal
ADVERTISEMENT
Karena saya tinggal di perumahan, mayoritas warganya bekerja di kantor. Ada juga sebagian yang bekerja sebagai penjual makanan, serta beberapa yang mengembangkan usaha, seperti menjual gamis, sepatu, jam, dan lain-lain yang dijual melalui platform online seperti TikTok Shop dan Shopee. Di tengah kesibukan dan kepadatan masyarakat di perumahan tempat saya tinggal, mereka tetap melaksanakan kewajibannya untuk beribadah, terutama di bulan Ramadhan yang istimewa ini.
Kehidupan Keagamaan
Mayoritas masyarakat Desa Kalisalak menganut aliran Nahdlatul Ulama (NU), tetapi ada juga yang mengikuti aliran seperti Muhammadiyah. Selama bulan Ramadhan, biasanya di setiap masjid atau mushola mengadakan tadarus Al-Qur'an yang dimulai dari anak-anak pada waktu sore, dan ada pembagian takjil. Pembagian takjil dilakukan secara bergiliran; misalnya, pada hari pertama puasa, tetangga sebelah rumah saya yang membagikan, dan hari berikutnya keluarga saya, sehingga setiap hari menu takjilnya berbeda-beda. Selain itu, diadakan sholat tarawih berjamaah yang dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur'an oleh bapak-bapak. Anak-anak muda berperan aktif dalam membangunkan sahur dengan menggunakan alat-alat seperti kaleng, botol kaca, dan sound system, serta menyanyikan lagu-lagu yang mereka buat. Hal ini selalu dirindukan ketika bulan Ramadhan karena hanya terjadi pada bulan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kuliner dan Street Food
Tempat street food di daerah saya sebenarnya sangat banyak, tetapi tempat favorit bagi kalangan remaja adalah di Jalan Veteran, Alun-Alun Batang, yang berjarak sekitar 2,6 km dan dapat ditempuh menggunakan sepeda motor. Di Alun-Alun Batang, banyak jajanan kekinian seperti dimsum, seblak, wonton, corndog, batagor, jajanan pasar, dan aneka jajanan bakaran lainnya. Selain menjual makanan ringan, ada juga yang menjual makanan berat, seperti nasi megono, ayam goreng, opor ayam, dan nasi goreng. Jadi, tidak perlu bingung lagi ketika mencari makanan berat, karena sudah banyak orang yang menjualnya di sana. Banyaknya pilihan agenda untuk ngabuburit membuat aktivitas di sore hari menjelang berbuka sangat padat dan riuh.
ADVERTISEMENT