Endless Battle: Kebenaran, Penderitaan, dan Teroris

Karisma Bintang
Honor and Proud
Konten dari Pengguna
18 April 2018 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karisma Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya untuk berpendapat mengenai ini, serangan udara Amerika Serikat terhadap Suriah. Pada Sabtu (14/4) dini hari lalu, Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya, Inggris dan Prancis membombardir Suriah (Kota Douma sekitar 10 km arah timur laut dari ibu kota Damaskus) dengan serangan rudal.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Dana White mengatakan target serangan adalah sejumlah fasilitas senjata kimia milik Suriah. Serangan itu bertujuan menghukum rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang diyakini telah melakukan penyerangan menggunakan senjata kimia di Douma.
Terus terang, jika ini berlanjut terus dunia ini benar-benar sudah gila. Bisa jadi serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat bersama sekutunya tidak berdasarkan pertimbangan yang manusiawi sama sekali kecuali jika mereka melakukannya atas dasar mereka Anggota Tetap Dewan Keamanan. Akan tetapi yang sangat jelas serangan itu dimaksudkan untuk memusnahkan musuh mereka, siapa? Teroris? Benarkah? kita tidak tau siapa yang benar dan patut dipertanyakan.
Di satu sisi, Presiden Suriah Bashar al-Assad bisa dikatakan kehilangan akal sehat jika memang benar rezim yang dipimpinnya membuat senjata kimia dan uji coba kegagahan senjata itu dilakukan dengan menyerang penduduknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Atas dasar apa Bashar al-Assad berhak menyiksa dan membantai warganya sendiri? Jabatannya Presiden atau apa? Bagaimana jika semua tudingan mengenai Bashar al-Assad tidak benar? Lalu serangan Amerika Serikat dan sekutunya dilakukan atas dasar apa? Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB? Membenarkan segala bentuk agresi kepada negara dan bangsa lain bukanlah hal yang bijak, orang tidak bersalah akan selalu jadi korbannya itu tidak bisa dipungkiri.
Teroris memang musuh semua bangsa dan negara, Assad menyampaikan keyakinannya bahwa agresi ini tidak akan melemahkan tekad rakyat Suriah dalam memerangi terorisme. "Agresi ini hanya akan membuat Suriah dan rakyatnya lebih bertekad untuk tetap berjuang dan menghancurkan terorisme di setiap sudut negara ini," kata Assad.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dilain pihak Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), menyatakan telah memiliki bukti bahwa serangan kimia itu didalangi rezim Suriah. Pada Sabtu (14/4) dini hari waktu setempat, AS bersama Inggris dan Prancis melancarkan serangan rudal ke sejumlah fasilitas senjata kimia Suriah.
Sejumlah organisasi kemanusiaan seperti organisasi White Helmets dan Syrian American Medical Society melaporkan serangan gas kimia beracun telah terjadi di Douma, Suriah, pada 7 April lalu.
Dilaporkan dua organisasi itu bahwa lebih dari 500 orang dibawa ke pusat-pusat medis 'dengan gejala-gejala yang mengindikasikan paparan ke zat kimia'. Puluhan orang termasuk anak-anak dilaporkan tewas akibat serangan kima itu. Lalu pada siapa orang seperti kita percaya? Siapa Terorisnya?
Dengan mudahnya membuat orang tidak bersalah menderita bukanlah kesalahan yang bisa dengan mudah dimaafkan. Terlebih lagi mengarang fakta dengan versi yang menguntungkan diri sendiri di tengah derasnya arus informasi yang bisa di akses dengan mudah lewat internet seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Konflik ini memang tidak manusiawi, bisa jadi mereka hanya korban adu domba dan seseorang tertawa dalam penderitaan orang lain. Menyedihkan, kita yang bukan korban dalam hal ini juga harus belajar akan sesuatu dan sangat perlu mempertanyakan kebenarannya.
Serangan Udara di Wilayah Ghouta Timur (Foto: AFP PHOTO / Ammar Suleiman)