Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tantangan Kuliah di Jakarta: Perjalanan Jauh, Biaya Transportasi, dan Solusinya
11 November 2024 17:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Bintang M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada Selasa, 29 Oktober, saya melakukan wawancara dengan seorang mahasiswa baru Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Fakultas Teknik. Dalam perbincangan tersebut, ia berbagi cerita tentang berbagai tantangan awal perkuliahan, mulai dari tumpukan tugas, kesulitan beradaptasi dengan mata kuliah yang berbeda dari latar belakang jurusan pemasaran, hingga masalah yang tak kalah berat: perjalanan panjang dua jam setiap hari menuju kampus.
ADVERTISEMENT
Perjalanan yang Menguras Fisik dan Mental Mahasiswa
Dua jam perjalanan menuju kampus bukan waktu yang singkat, terutama bagi mahasiswa yang harus menggunakan transportasi umum. Perjalanan ini tidak hanya menguras tenaga, tetapi juga pikiran. Setiap hari, ia harus menghadapi kemacetan, berdesakan di angkutan umum, dan berjuang agar tidak terlambat tiba di kampus.
Masalah menjadi semakin terasa saat jadwal kuliah yang tidak menentu dan sering kali kelas dibatalkan secara mendadak setelah ia menempuh perjalanan jauh. Tidak hanya waktu yang hilang, namun biaya transportasi juga menjadi beban tambahan, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota.
ADVERTISEMENT
Mengatasi Masalah Perjalanan dengan Ngekos
Dari sudut pandang yang lebih luas, ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya adalah nge-kos atau mencari tempat tinggal lebih dekat dengan kampus. Meskipun ini berarti menambah biaya hidup, tinggal lebih dekat dengan kampus dapat mengurangi beban perjalanan yang melelahkan.
Dengan mengurangi waktu yang dihabiskan di jalan, mahasiswa dapat lebih fokus pada kuliah, mengerjakan tugas, atau bahkan mendapatkan waktu lebih untuk beristirahat. Kehidupan kampus yang lebih efisien dapat dicapai dengan menyesuaikan tempat tinggal agar lebih dekat dengan lokasi kampus.
Namun, bagi mereka yang tidak mampu nge-kos karena biaya atau alasan lainnya, mereka harus tetap menjalani kehidupan perkuliahan dengan tantangan perjalanan panjang setiap harinya.
Tantangan Mahasiswa Jarak Jauh: Isu Sosial yang Perlu Perhatian
Masalah perjalanan jauh menuju kampus ini bukanlah hal yang baru. Di kota-kota besar seperti Jakarta, banyak mahasiswa dari luar kota harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Fenomena ini mencerminkan masalah sosial yang lebih luas, di mana mahasiswa harus menghadapi kesulitan mobilitas sebagai bagian dari kehidupan akademis mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 60% mahasiswa Indonesia memilih untuk tinggal di luar kota demi mengejar pendidikan tinggi. Biaya hidup dan transportasi menjadi tantangan besar yang harus dihadapi mereka. Aksesibilitas pendidikan yang tidak merata serta infrastruktur transportasi yang seringkali kurang mendukung, memperburuk kondisi ini.
Dampak Waktu dan Kualitas Hidup Mahasiswa
Waktu yang terbuang di perjalanan mengurangi waktu belajar, beristirahat, dan bahkan dapat menurunkan kualitas hidup mahasiswa. Keletihan fisik dan mental akibat perjalanan panjang dapat berpengaruh pada performa akademik. Masalah sosial ini memerlukan perhatian lebih, terutama dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata untuk semua kalangan.
Namun, meski semua tantangan ini, banyak mahasiswa tetap memilih untuk melanjutkan pendidikan mereka, meski dengan segala pengorbanan yang harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Mengatur Prioritas: Semangat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Meskipun perjalanan jauh sering kali melelahkan, bagi banyak mahasiswa, seperti narasumber saya, kuliah tetap menjadi prioritas utama. Ia mengungkapkan bahwa pendidikan adalah kesempatan untuk meraih cita-cita, dan jika harus menempuh perjalanan jauh, ia tetap akan melakukannya dengan sepenuh hati.
Ini menggambarkan bahwa meskipun kondisi yang dihadapi tidak ideal, banyak mahasiswa tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pendidikan mereka, belajar untuk mengatur waktu dengan lebih bijaksana dan menyesuaikan prioritas.
Kesimpulan: Perjalanan yang Membentuk Karakter
Perjalanan dua jam menuju kampus lebih dari sekadar fisik dan waktu yang terbuang. Bagi banyak mahasiswa, perjalanan ini merupakan bagian dari proses pembentukan karakter. Di tengah berbagai tantangan, mereka belajar tentang disiplin, ketekunan, dan dedikasi untuk mencapai tujuan.
ADVERTISEMENT
Namun, tak dapat dipungkiri, penting untuk memperhatikan solusi terkait akses transportasi yang lebih baik serta kemudahan dalam mencari tempat tinggal yang terjangkau. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi mahasiswa, terutama mereka yang harus menempuh perjalanan jauh setiap harinya.
Pada akhirnya, mahasiswa yang menempuh perjalanan jauh ini tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga belajar tentang kehidupan yang lebih luas: tentang kesabaran, perjuangan, dan pentingnya dedikasi terhadap tujuan yang lebih besar.