Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Asmara Liar
5 September 2022 21:02 WIB
Tulisan dari BINTANG WIJAYA AS DARMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manis sekali wajahnya hingga tidak ada bosan aku melihatnya. Beberapa menit lamanya aku memandang wajah itu hingga beberapa peristiwa di sekitar tidak aku pedulikan. Terlalu cepat sebenarnya untuk jatuh cinta namun siapa pemilik hati ini untuk aku atur kapan aku bisa mencintainya. Aroma parfum dan halus rambut yang sering aku urai malam itu membuat aku makin tenggelam dalam percintaan, harapanku hanya ingin malam ini tidak segera berakhir. Banyak sudah jiwa yang aku temui namun dirinya berbeda, daya tariknya berbeda bahkan kesederhanaannya saja dapat membuatku makin cinta.
ADVERTISEMENT
Tuhan, asmara ini terlalu liar dan cepat. Setiap detik perjalanan yang dilalui malam itu aku berupaya terus mengajaknya bicara, begitu candu suaranya bagiku. Tatapannya kembali menciptakan senyuman tipis di bibirku, tentu saja senyum itu ingin aku sembunyikan demi gengsi yang terlalu tinggi namun rasa sayangnya jauh lebih tinggi.
Orang-orang terus bertanya tentang dirinya, dirinya yang tidak pernah aku ceritakan dalam bentuk ucapan. Kata-kata saja perlu aku pilih demi kekagumanku kepadanya. Ungkapan aku terus memujinya dalam hati dan terus mengucap syukur karena wanginya membuatku tidur dalam senyum indahku.
Malam itu kami makan namun karena perut telah terisi oleh banyak jajanan dan hati dengan cinta yang sudah terlalu penuh maka makanan yang sangat enak itupun terpaksa tersisa di piring merah bercorak abstrak. Genggaman tanganku membuatku jauh lebih tenang dari harus ke puncak gunung menenangkan diri.
ADVERTISEMENT
Sesekali dirinya bersenandung merdu ketika beberapa tempat memutar musik kesukaannya, nyanyian itu sangat tenang membuatku kembali terbang terlampau jauh hingga daratan tidak terlihat lagi hanya ada hamparan awan putih berbentuk cinta.
Beberapa rak buku dalam toko itu kami lewati dan beberapa kali juga dirinya terlihat sangat manis ketika satu per satu tangannya menyentuh buku-buku itu. Dirinya tidak begitu suka dengan buku, sangat berbeda denganku namun tidak ku paksakan diriku berlama-lama di dalam toko itu agar dirinya tidak begitu bosan, ketika aku tidak menemukan buku yang sudah lama ku minati langsung aku ajak dirinya meninggalkan tempat yang mungkin jika aku sendiri bisa sewindu dalam toko buku itu.
Tidak usah mengharapkan aku memperkenalkannya pada dunia, cukup diriku saja yang mengenal dan mencintainya tidak dalam diam dan kebisuan. Tidak ada yang salah dengan cinta yang dibuat oleh Tuhan.
ADVERTISEMENT