Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ketidakadilan Gender pada Pria
20 Januari 2022 8:59 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari BINTANG WIJAYA AS DARMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketidakadilan gender masih menjadi masalah pada stigma masyarakat baik pria maupun perempuan. Selama ini banyak yang mengira bahwa ketidakadilan gender hanya dirasakan oleh perempuan saja, namun ternyata pria juga bisa merasakan ketidakadilan tersebut. Ketidakadilan gender ini umumnya hanya membahas masalah ini terhadap isu yang diterima oleh perempuan dan sangat jarang membahas terkait bentuk ketidakadilan gender pada pria. Ada beberapa bentuk ketidakadilan gender yang kerap diterima oleh pria dan tentunya bisa menghilangkan rasa percaya diri pada pria.
ADVERTISEMENT
Pria tidak boleh menangis menjadi stigma pada masyarakat yang sering menjadi batasan terhadap pria untuk meluapkan emosinya. Stigma ini menjadikan pria lebih banyak memilih untuk tidak mengekspresikan bentuk emosinya melalui tangisan dan lebih memilih untuk meluapkan emosinya dengan marah.
Yang sering menjadi stigma terhadap pria juga adalah semua pria harus main bola. Stigma ini sudah menjadi patokan kepada pria mulai dari usia dini. Terkadang stigma ini menjadi bahan perundungan yang diterima oleh pria. Padahal permainan sepak bola saat ini sudah bisa dimainkan semua orang tanpa melihat gendernya.
Kondisi fisik pria sering juga menjadi bahan perundungan karena tidak sedikit masyarakat beranggapan bahwa pria harus memiliki fisik yang kuat, padahal kondisi fisik seseorang bisa dilihat pada kondisi kesehatannya. Tolak ukur kondisi fisik pria harusnya tidak diukur dari seberapa kuat beban yang bisa pria pikul, tetapi seberapa baik kondisi kesehatannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu stigma masyarakat juga yang sering menjadi permasalahan buat pria dan perempuan yaitu, pria sebagai kepala rumah tangga harus bekerja sedangkan istri harus mengurus rumah tangga. Stigma tersebut tidak sepenuhnya salah namun, di zaman era modern ini perempuan sudah banyak yang berkarier. Secara tidak langsung stigma ini juga memberatkan kepada perempuan karena bisa menjadi hambatan untuk tercapainya impian atau cita-cita perempuan.
Persahabatan sesama pria juga masih menjadi bentuk ambigu dalam lingkungan masyarakat. Pada umumnya bentuk persahabatan romantis sesama perempuan dianggap hal wajar namun pada pria sebaliknya. Persahabatan sesama pria yang begitu dekat kerap dianggap sebagai kelainan seksual, namun nyatanya setiap manusia berhak menjalin pertemanan dengan siapa saja.
Beberapa stigma ini masih menjadi masalah besar dan menjadi batasan buat pria. Stigma-stigma ini bisa saja menjadi batasan kepada pria dalam membantu mengekspresikan emosinya. Semua pria tidak haruslah sama, bahkan menurut saya perbedaan merupakan warna-warni kehidupan agar lebih indah. Tidak semua pria harus main bola karena, kegemaran tiap individu pastinya berbeda dan ini berlaku untuk pria maupun perempuan.
ADVERTISEMENT