Konten dari Pengguna

Musik dan Kesejahteraan Psikologis Kawula Muda, Bagaimana Perannya?

Bintang Qa'alia Kintan Maharani
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14 Desember 2022 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bintang Qa'alia Kintan Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-a-woman-listening-to-music-813940/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-a-woman-listening-to-music-813940/
ADVERTISEMENT
“Ini lagu gue banget!” Jujur deh, pasti kamu sering dengar ungkapan ini di lingkungan pertemanan kamu, kan? Atau justru kamu salah satu yang sering menyebutkannya? Sebagai mahasiswa psikologi semester satu yang masih sering disibukkan dengan tugas kuliah, memutar musik adalah hal yang paling sering aku lakukan untuk menemaniku mengerjakan tugas sampai larut malam. Selain terasa ada yang menemani, mendengarkan lagu juga bisa untuk memperbaiki suasana hati dan pikiran yang sedang pusing mengerjakan tugas.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang rajin merapikan playlist musik, pasti tahu kan senangnya ketika menemukan lagu yang cocok dengan suasana hatimu saat itu juga. Rasanya pasti ingin langsung buru-buru menambahkan lagu tersebut ke dalam playlist musik kita sebelum lagu selanjutnya terputar.
Pasti sudah banyak yang tahu kalau selain warna dan film, musik juga bisa menggambarkan kepribadian seseorang. Memiliki kepribadian yang menyenangkan dan ramah adalah kepribadian yang dimiliki oleh penggemar musik jazz, blues, dan soul misalnya. Namun sudah tahu belum kalau sebetulnya mendengarkan musik dapat memberikan kesejahteraan pada kondisi psikologismu juga?
Musik dan Identitas Sosial
“Musik klasik jauh lebih berkelas daripada musik dangdut!” Ungkapan ini sering terdengar oleh kita, kan? Ternyata ungkapan ini wajar karena jika bicara tentang identitas sosial maka pasti berkaitan dengan preferensi sosial. Menurut Soley & Spelke (2016) kita pasti cenderung untuk memilih teman karena memiliki kesamaan selera musik dari budaya yang sama.
ADVERTISEMENT
Hal ini sama saja dengan seseorang yang cenderung mengabaikan orang lain yang tidak memiliki kesamaan selera musik. Contohnya, penikmat lagu klasik akan berteman dan membuat komunitas dengan orang yang menyukainya juga. Meskipun begitu, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membenci atau menilai orang lain.
Mengenal Apa Itu Psychological Well-Being
Ada yang sudah kenal dengan istilah psychological well-being? Psychological well-being atau kesejahteraan psikologis adalah kondisi dimana seseorang bukan hanya bebas dari tekanan atau masalah mental saja, tetapi kondisi mental yang dianggap sehat dan berfungsi dengan maksimal (Riff & Keyes, 1995).
Berdasarkan definisi ini, kamu yang merasa bebas dari tekanan dan masalah mental saja ternyata belum cukup mencapai titik kesejahteraan psikologis, loh. Kesejahteraan psikologis merupakan istilah yang kerap kali digunakan untuk menggambarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif.
ADVERTISEMENT
Riff & Keyes membagi kesejahteraan psikologis ke dalam enam dimensi utama, yaitu sejauh mana individu memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain, kemampuan individu menerima dirinya sendiri, memiliki tujuan hidup, mampu tumbuh secara personal, mampu mengendalikan lingkungan secara efektif, dan menjadi pribadi yang mandiri.
Selain Dijadikan Ajang Pamer, Musik Berperan Baik untuk Mentalmu
Baru-baru ini salah satu platform musik Spotify merilis Spotify Wrapped 2022 yang dibuat khusus untuk setiap pengguna aplikasi. Spotify Wrapped 2022 adalah rangkuman aktivitas pengguna Spotify dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Spotify Wrapped 2022 bisa menunjukkan genre dan jenis lagu yang paling sering didengarkan serta total waktu yang kamu habiskan bersama Spotify. Hal ini dimanfaatkan oleh beberapa warganet untuk membangga-banggakan artis dan selera musik kecintaannya di media sosial mereka. Nah, selain digunakan sebagai ajang pamer, musik juga memiliki peran penting untuk kesejahteraan psikologis.
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu dibuat menangis tersedu-sedu oleh lagu padahal kamu tidak mengerti arti lirik lagunya? Meski tidak merasa relate dengan lirik lagunya, mengapa kita sering kali akan tetap dapat menikmati lagunya, ya? Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi (Djohan, 2006).
Mengapa begitu? Hal ini dijelaskan oleh Campbell bahwa musik dapat menyeimbangkan gelombang otak. Menurutnya gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik ataupun suara yang ditimbulkan sendiri. Semakin lambat gelombang otak, maka semakin santai, puas, dan damailah perasaan kamu.
Benarkah Musik Dapat Menyejahterakan Psikologis Kawula Muda?
Selain memberikan ketenangan hati, musik juga dapat menambah rasa percaya diri. Rasa percaya diri merupakan modal penting dalam kehidupan sosial. Banyak cara membangkitkan rasa percaya diri, salah satunya dengan mendengarkan musik. Siapa yang tidak senang ketika teman satu tongkrongan memuji selera musikmu? Dengan pujian inilah kamu akan mendapatkan rasa percaya diri. Tidak perlu khawatir, jika temanmu tidak memuji selera musikmu bukan berarti selera musikmu buruk. Mungkin kamu dan temanmu hanya memiliki selera musik yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya karena mendapatkan pujian, mendengarkan musik menjadikan kita lebih percaya diri karena berkembangnya intelektual serta pengetahuan kita. Saat ini, semakin banyak musisi yang tertarik untuk menyampaikan pesan betapa pentingnya mencintai dan percaya pada diri sendiri. “Aku tak sempurna, tak perlu sempurna, akan kurayakan apa adanya,” adalah sepotong lirik dari lagu berjudul "Tutur Batin" yang dipopulerkan oleh penyanyi dan penulis dari Bandung, Yura Yunita yang dapat membangkitkan rasa percaya diri kamu.
Menurut para ahli, kawula muda yang memiliki rasa percaya diri tinggi dianggap mampu menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan rasa percaya diri inilah mereka akan memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain, dapat menentukan tujuan hidup, mampu tumbuh secara personal, mampu mengendalikan lingkungan secara efektif, dan menjadi pribadi yang mandiri. Dengan inilah musik dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis kawula muda.
ADVERTISEMENT
Apakah Semua Musik Dapat Menyejahterakan Psikologis?
Setiap genre musik diyakini mampu memberikan ketenangan dan kepercayaan diri untuk penderangnya, tidak terkecuali musik metal. Mengutip dari Kompas.com, musik metal juga dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pendengarnya. Bukan menginspirasi orang untuk bertingkah agresif, musik metal justru dapat menenangkan para pendengarnya. Musik metal juga mampu mengatur rasa sedih dan meningkatkan emosi positif. Emosi positif dapat membuat seseorang menjalani kehidupannya dengan damai. Musik metal juga dipercaya bisa memberikan tempat dan ruang yang bisa menerima kamu.
Yang suka ikut menonton konser musik, pasti pernah melihat seseorang menangis atau senang kegirangan tanpa malu-malu berteriak menyanyikan lirik lagunya. Bisa jadi mereka merasa diterima saat itu. Mereka yang memiliki cerita yang sama dengan lirik lagu yang dinyanyikan merasa seakan-akan akhirnya memiliki tempat untuk bersandar. Selain percaya diri, faktor ini juga dapat membantumu memiliki kesejahteraan bagi psikologismu.
ADVERTISEMENT
Sekarang kamu tahu kan kalau musik memiliki banyak peran baik untuk kesejahteraan psikologis kawula muda. Ingat ya, siapapun kamu, apapun genre musik yang kamu dengarkan, kesejahteraan psikologismu tetap yang paling penting.