Konten dari Pengguna

Gelar Workshop, BINTARI Fokus Tingkatkan Kapasitas Pelaku Daur Ulang

Yayasan Bina Karta Lestari
A local NGO based in Indonesia, concerning and working in sustainable development and climate change issues through education for sustainable development.
26 Agustus 2021 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yayasan Bina Karta Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seri Workshop: Develop an Operational Concept for Effective Waste Collection & Recycling, di gelar di Dafam Hotel, Semarang pada 3 Maret 2021.
zoom-in-whitePerbesar
Seri Workshop: Develop an Operational Concept for Effective Waste Collection & Recycling, di gelar di Dafam Hotel, Semarang pada 3 Maret 2021.
ADVERTISEMENT
BINTARI melalui program Penyiapan Masyarakat dalam Kolaborasi Pengelolaan Sampah (PILAH-2) akan menggelar “Seri Workshop: Mengembangkan Konsep Operasional Pengumpulan & Daur Ulang Sampah yang Efektif” selama dua hari berturut-turut pada 1-2 September 2021 mendatang di Grand Edge Hotel, Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Didukung oleh the Rethinking Plastics Program dari Uni Eropa dan GIZ, workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lembaga pengelola sampah dalam mengurangi sampah di hulu yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan mencegahnya bocor ke laut.
Ratna Budiarti, Coordinator Program PILAH-2 menjelaskan, untuk meningkatkan kapasitas lembaga pengelola sampah, proyek akan memfasilitasi pelatihan yang melibatkan aktor dalam pengelolaan sampah di hulu.
“Workshop menargetkan 71 orang peserta yang merupakan perwakilan dari kelurahan dan pengurus bank sampah/TPS/TPS3R di Kota Semarang,” terang Ratna, Kamis (26/8).
Ratna mengimbuhkan, peserta workshop nantinya akan dibekali pelatihan terkait optimalisasi pengelolaan sampah melalui dua tahap yakni tentang bagaimana membangun lembaga pengelola sampah dan menyusun rencana layanan.
Lebih lanjut, Yuliana Rachmawati selaku Community Development PILAH-2 mengharapkan dengan adanya workshop, kondisi eksisting lembaga pengelola sampah di setiap wilayah dapat teridentifikasi.
ADVERTISEMENT
"Pengelolaan sampah bukan hanya kepentingan satu stakeholder yang ada di satu kelurahan, harus dipikirkan bersama, sehingga LPS (Lembaga Pengelola Sampah) yang nantinya terbentuk bisa mendorong pengurangan sampah dari sumbernya secara optimal," ujar Yuli.
Sementara itu, kondisi eksisting lembaga pengelola sampah, salah satunya disampaikan Ketua TPS 3R Ngudi Kamulyan, Suharto Setyo. Menurut Setyo, permasalahan yang dihadapi TPS 3R masih berkutat pada pemilahan sampah dari rumah tangga yang belum optimal dan pengangkutan yang terkendala karena jumlah petugas yang terbatas serta sarana yang tidak memadai.
"Tak sedikit warga yang mengeluh ketika diminta memilah sampah dari rumah karena dianggap terlalu merepotkan. Penanganan sampah juga menjadi kurang optimal karena kendaraan yang digunakan petugas rusak. Ditambah jumlah petugas pengangkut yang tadinya ada tiga orang kini hanya tersisa satu orang," papar Setyo.
ADVERTISEMENT