Lauching Buku Indonesia Emas 2045 Dihadiri Dokter Terkemuka Indonesia

PPI Dunia
PPI Dunia adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Konten dari Pengguna
28 Agustus 2021 2:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komisi Kesehatan Ditlika PPI Dunia bersama dengan LIPI Press telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Indonesia Emas Berkelanjutan 2045: Kumpulan Pemikiran Pelajar Indonesia Sedunia”.
zoom-in-whitePerbesar
Komisi Kesehatan Ditlika PPI Dunia bersama dengan LIPI Press telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Indonesia Emas Berkelanjutan 2045: Kumpulan Pemikiran Pelajar Indonesia Sedunia”.
ADVERTISEMENT
Komisi Kesehatan Direktorat Penelitian dan Kajian (Ditlika) Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) bersama dengan LIPI Press baru-baru ini menerbitkan sebuah buku berjudul “Indonesia Emas Berkelanjutan 2045: Kumpulan Pemikiran Pelajar Indonesia Sedunia”. Buku ini merupakan sebuah rangkaian buku yang terdiri dari 12 seri di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Dalam peluncuran perdananya, Komisi Kesehatan Ditlika PPI Dunia mengadakan sebuah webinar berjudul “Webinar Launching Buku Indonesia Emas 2045 Seri Kesehatan: Strategi Membangun Sistem Kesehatan Indonesia Kelas Dunia yang Tangguh, Berkeadilan, dan Adaptif Guna Menuju Indonesia Emas 2045” pada Rabu 25 Agustus 2021.
Acara yang diselenggarakan secara daring ini memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah untuk mendiskusikan berbagai konsep sistem kesehatan yang resilien terhadap keadaan pandemik dan bencana alam berdasarkan studi kasus dan literatur yang mempunyai dampak bagi Indonesia, serta menganalisis berbagai sistem untuk meningkatkan kualitas sistem kesehatan Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Acara ini dapat disaksikan secara langsung oleh masyarakat umum melalui kanal Youtube PPI Dunia.
Webinar ini dibuka oleh Kayla Zarlina Khairunnisa, selaku moderator acara dan dilanjutkan dengan sambutan dari dr. Anthony Paulo Sunjaya, selaku Ketua Komisi Kesehatan Ditlika PPI Dunia Periode 2020-2021.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, ia menyempatkan untuk berterimakasih kepada 180 penulis dari 34 negara serta berbagai elemen lain yang terkait sampai penerbitan buku ini terlaksana. Selain itu, ia juga sedikit menjelaskan tentang apa saja yang terkandung di dalam buku tersebut.
“Kenapa 2045? Karena pada tahun itu 1 abad kemerdekaan Indonesia dan kita memiliki bonus demografi dimana mayoritas penduduk sedang dalam masa produktif”, kata dr. Anthony.
“Secara global terdapat beberapa target pencapaian kesehatan yang telah disetujui dalam rangka Sustainable Development Goals (SDGs)” sambungnya. Lalu goals ini olehnya dan tim penulis diterjemahkan menjadi 12 bab yang terbagi menjadi 3 tema besar yang ada di dalam buku.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin melalui surat kata sambutan. Dalam surat tersebut beliau mendukung adanya penerbitan buku ini dan menyampaikan bahwa PPI Dunia merupakan sebuah organisasi yang sangat strategis untuk mendapatkan SDM Indonesia yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
“Kementerian Kesehatan menyambut baik diterbitkannya buku Indonesia Emas Berkelanjutan 2045, serta berharap semoga buku ini dapat menginspirasi dan mendorong mahasiswa untuk semakin berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan di Indonesia” Pungkas Budi Gunadi Sadikin.
Setelah sambutan selesai dibacakan, webinar memasuki sesi pertama dengan topik pembahasan “Strategi Indonesia Mencapai Indikator SDGs Kesehatan pada 2045”. Topik tersebut dipaparkan oleh Prof. Nila Djuwita Moeloek, menteri kesehatan Republik Indonesia periode 2014-2019.
“Di hulu adalah kesehatan, karena nanti semuanya akan berdampak akibat kesehatan ini” kata Prof. Nila dalam satu kesempatan. “Kalau kesehatan meningkat maka SDM menjadi semakin berkualitas. Dari situlah harapannya ekonomi baru akan menumbuh” sambungnya kembali.
Untuk mencapai SDGs, Prof. Nila juga mengingatkan bahwa salah satu cara mencapainya dengan mentransformasikan fungsi layanan kesehatan primer yaitu puskesmas dari fungsinya untuk mengobati masyarakat menjadi fungsi untuk menjaga kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Presentasi penulis buku dalam sesi pertama ini dibawakan oleh Ferika Indrawati, yang pada saat ini sedang menempuh pendidikan sebagai kandidat PhD di Queensland University of Technology, Australia. Bab yang ia bawakan adalah bahasan mengenai upaya optimalisasi kualitas hidup anak pada 1000 hari pertama kelahiran (HPK).
Dalam pemaparannya ia menampilkan data-data perbandingan jumlah kematian anak dibawah lima tahun dari beberapa negara. “Posisi Indonesia terkait angka kematian anak dibawah lima tahun cukup baik dibanding negara-negara lain di Asia bahkan dunia, sebetulnya” tuturnya. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang pentingnya 1000 HPK dan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang anak setelahnya.
Penulis kedua yang menjadi pembicara dari sesi ini adalah Sandy Ardiansyah, yang menjelaskan tentang upaya meningkatkan status gizi pada perempuan dan anak-anak balita untuk mencegah stunting dan wasting. Dalam presentasinya ia berpesan bahwa “Sebelum menjadi seorang ibu, wajib untuk mengetahui bagaimana itu kesehatan reproduksi catin, kehamilan dan 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak) itu seperti apa. Kemudian kita juga menyarankan untuk menyampaikan tentang metode kontrasepsi, kemudian infeksi menular seksual, dan tentunya stunting dan pola asuh 1000 HPK serta bagaimana fungsi keluarga”.
ADVERTISEMENT
Sesi webinar kedua, Prof. dr. Purnawan Junadi, selaku ketua Asosiasi Telemedisin Indonesia dan juga guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia memaparkan tentang “Strategi Menggunakan Teknologi untuk Mencapai SDGs”
Dalam pemaparannya ia menceritakan tentang perkembangan penggunaan teknologi kesehatan di Indonesia salah satunya adalah telemedisin. “Telemedisin membantu pasien untuk berkonsultasi kepada dokter tanpa harus membuat kontak, sehingga dapat mengurangi resiko ada tenaga medis yang tertular” tuturnya. Selain itu ia juga memperkenalkan MedWand yang telah menjadi salah satu kemajuan teknologi dalam dunia medis, juga medical virtualis yang digadang-gadang akan menjadi masa depan dunia kedokteran dunia.
dr. Anthony Paulo Sunjaya selaku penulis buku membahas tentang pencegahan epidemi dan kematian dini akibat penyakit jantung dan paru kronis di Indonesia melalui kebijakan promotif preventif dan continuity of care didukung teknologi kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai kita pikir 100 tahun kebelakang ini kesehatan tidak banyak mengalami perubahan. Saya harap dengan adanya pandemi Covid ini menjadi titik mula agar dunia kesehatan menjadi lebih patient centre, lebih preventive, dan lebih seamless” Pungkas Anthony.
Pada sesi terakhir, ketua Asosiasi Institute Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Prof. dr. Budu membahas tentang Strategi Membentuk Ekosistem Penelitian dan Pendidikan Kesehatan yang Siap Menghadapi Tantangan Dunia.
Dalam paparannya, beliau menyampaikan “Pandemi Covid-19 ini telah membuat sebuah perubahan disruptif terhadap sistem pendidikan di seluruh dunia. Dampak dari pandemi ini tidak akan pernah berakhir, dan kita tidak akan bisa kembali lagi seperti tahun-tahun sebelumnya” Jelasnya.
“Ada 3 pilar yang harus tetap dijaga yaitu dengan melatih mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran terhadap knowledge, skill, kemudian attitude-nya”, Pungkas Prof. Budu.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Bayu Adji Nugraha (Redaktur Berita Kegiatan BPMI PPID)