Pelajar Indonesia di Australia Catat Transaksi Positif pada Pameran di Melbourne

PPI Dunia
PPI Dunia adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Konten dari Pengguna
11 Maret 2024 0:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
INSEAA bersama Iwan Sulistyawan Wibisono dari PERWIRA dan juga merupakan President IDN Global
zoom-in-whitePerbesar
INSEAA bersama Iwan Sulistyawan Wibisono dari PERWIRA dan juga merupakan President IDN Global
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelajar Indonesia yang tengah menempuh studi di Australia dan tergabung dalam Indonesian Student Exporters Association in Australia (INSEAA) yang juga merupakan bagian dari Duta Ekspor Perhimpunan Pelajar Indonesia di Seluruh Dunia (PPI Dunia) mengikuti kegiatan Fashion Food and Art Trade Show dalam rangkaian Indonesian Modest Fashion Week Melbourne (IMFWM) di Melbourne. IMFWM yang dilaksanakan pada 1 – 5 Maret 2024 merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Perwira (Persatuan Warga Indonesia di Victoria) dimana dibuka oleh Dubes RI Canberra dan Mayor City of Melbourne Sally Cap serta Konjen RI Melbourne dan Atase Perdagangan KBRI Canberra.
ADVERTISEMENT
Kegiatan trade show yang diikuti para pelajar Indonesia dilaksanakan pada 2-3 Maret 2024 di Quensbride Square, Melbourne yang merupakan salah satu jalur pejalan kaki terpadat di Melbourne. Dalam trade show ini, anggota INSEAA membuka booth bersama seluruh designer yang mengikuti fashion show pada IMFWM dan komunitas masyarakat ASEAN di Melbourne.
M. Syihab As’ad selaku salah satu anggota INSEAA yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa kesempatan perdana melakukan pameran di luar negeri seperti ini membantu meningkatkan semangat nasionalisme para studentpreneur khususnya ketika terjadi transaksi dengan masyarakat lokal Australia.
“Dengan melibatkan diri dalam kegiatan ekspor seperti saat ini, berinteraksi dengan pelanggan internasional, dan berhasil menjual produk Indonesia ke warga Australia, membuat kami menjadi lebih bangga akan budaya dan warisan Indonesia di dunia global” ujar mahasiswa doktoral di Monash University ini.
INSEAA Berfoto bersama President IDN, Atdag Canberra, dan Kepala Dinas Perdagangan Jawa Barat
Senada dengan Syihab, Abyanuddin Salam, anggota INSEAA yang juga merupakan mahasiswa Swinburne University of Technology juga menyampaikan kebanggan atas keterlibatan di kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
“Partisipasi INSEAA dalam IMFWM membuat kami semakin tergugah atas pentingnya peran para pelajar Indonesia di luar negeri sebagai perpanjangan tangan para UMKM di Indonesia untuk mengakses pasar internasional”, ujar pelajar yang akrab disapa Kang Abyan ini.
Pada pameran dagang ini, para pelajar menjual produk fesyen antara lain batik denim, jaket puffer, hingga perhiasan kulit handmade. Meskipun ini merupakan pameran perdana INSEAA, Joshua Dermahadi Tammy yang juga berpartisipasi dalam gelaran ini menyampaikan kegembiraan atas transaksi yang dicapai INSEAA.
“Pameran perdana kami telah berhasil mencatatkan transaksi lebih dari seribu dollar Australia, dimana hal ini memacu semangat kami untuk lebih giat mempromosikan produk UMKM Indonesia di luar negeri tanpa meninggalkan studi”, terang pelajar yang mengusung perhiasan kulit handmade dalam IMFWM ini.
Antusias para Pembeli Lokal di Indonesian Modest Fashion Week Melbourne (IMFWM) di Melbourne.
Peran INSEAA dalam kegiatan ini tak luput dari dukungan Atase Perdagangan RI untuk Canberra, Agung Haris Setiawan yang juga meresmikan INSEAA pada Januari lalu bersama Koordinator INSEAA saat ini Taufiqurrahman Ali. Haris menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam memberikan gambaran pasar kepada para pelaku perekonomian Indonesia sehingga dapat dioptimalkan untuk peningkatan ekspor di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
“Keikutsertaan INSEAA sebagai komunitas pelajar Indonesia eksportir dapat memberikan pengalaman promosi dan belajar kepada pelajar, sehingga ketika mereka kembali ke Indonesia dapat menjadi eksportir karena telah mengetahui situasi pasar lokal negara tujuan”, ujar Haris.