PPI Dunia Mengajak Penyandang Disabilitas Untuk Mengembangkan Potensi Diri

PPI Dunia
PPI Dunia adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Konten dari Pengguna
14 Juli 2022 22:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PPI Dunia Mengajak Penyandang Disabilitas Untuk Mengembangkan Potensi Diri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) melalui Direktorat Festival Luar Negeri (Felari) dan Direktorat Pergerakan dan Pengabdian Masyarakat (PPM) menyelenggarakan seri ke-3 dari program Inspirational series PPI Edufest 2022, pada hari Sabtu (25/06/2022) secara daring. Acara tersebut juga merupakan seri terakhir dari inspirational series yang mengangkat tema “Discover Your Wonderful Potential”, dengan menghadirkan 3 narasumber yang menarik.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memotivasi masyarakat umum, khususnya penyandang disabilitas dalam menemukan dan mengembangkan potensi diri. Tujuan lain terselenggaranya kegiatan ini juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa penyandang disabilitas punya potensi untuk berkarir hingga ke kancah internasional.
Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia, Dr. Papat Yunisal, M.Pd. memberikan sambutan sekaligus membuka acara ini. Dalam sambutannya ia menyampaikan kebanggaannya akan terselenggaranya acara ini serta mengajak para peserta untuk bias lebih menghormati, menghargai, dan memberikan support kepada masyarakat berkebutuhan khusus.
Sesi pertama menghadirkan Diah Hidayah, SE. seorang pelatih profesional yang sudah berkecimpung di dunia profesional selama lima tahun sebagai narasumber. Diah menjelaskan tentang apa itu coaching dan pentingnya menentukan tujuan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Diah membuat penjelasan menjadi menarik dengan melakukan diskusi interaktif dengan peserta yang hadir melalui kolom komentar yang tersedia. Dalam presentasinya, Diah memberikan sepuluh tips bagaimana cara menemukan tujuan hidup dengan penjelasan yang ringan dan mudah dipahami.
Narasumber berikutnya adalah seorang atlet tenis kursi roda Indonesia, bernama Ndaru Patma Putri. Ndaru bercerita tentang pengalamannya menjadi disabilitas pada umur 14 tahun. Saat pertama kali menyadari bahwa ia harus menjadi disabilitas membuatnya menjadi depresi. Namun karena lingkungannya yang selalu mendukung, membuat Ndaru menjadi kembali semangat menjalani harinya.
Ndaru membagikan semangatnya kepada para peserta yang hadir untuk selalu berani mencoba hal baru. “Yang saya terapkan dalam hidup saya, jangan bilang tidak bisa dahulu sebelum mencoba”, kata Ndaru.
ADVERTISEMENT
Sebelum gilirannya berakhir, Ndaru menyampaikan pesan kepada masyarakat umum bagaimana cara untuk membantu penyandang disabilitas tanpa membuat mereka merasa terganggu. Para penyandang disabilitas mengerti bahwasanya niat masyarakat baik karena ingin membantu, namun akan lebih nyaman bagi mereka jika sebelum membantu bertanya terlebih dahulu.
“Jika bertemu dengan penyandang disabilitas dan melihat dia sedang kesusahan, tanya dulu jangan langsung membantu”, jelas Ndaru.
Sesi selanjutnya giliran Nadhifa Ramadhani, seorang atlet Jakarta Swift Wheelchair Basketball menjadi narasumber. Nadhifa memulai presentasinya dengan menceritakan pengalamannya saat ia divonis mengidap Osteosarcoma (kanker tulang) pada usia 13 tahun. Penanganan medis saat itu memberikan beberapa opsi untuk penyembuhan, salah satunya adalah dengan menjalani amputasi. Setelah melalui pemikiran yang panjang, Nadhifa akhirnya memilih opsi amputasi atas keputusannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari yang Nadhifa jalani setelahnya sangat berbeda dari sebelumnya. Namun dukungan dari lingkungannya yang tiada henti membuatnya menjadi kuat untuk menjalani hari-hari setelahnya.
“Saya sadar peran keluarga dan teman-teman itu sangat penting dalam proses pengobatan dan masa setelahnya”, kata Nadhifa.
Beberapa tahun berikutnya, Nadhifa menemukan komunitas Jakarta Swift setelah ia menonton pertandingan basket kursi roda di ajang Asian Para Games 2019. Begitu selesai pertandingan, Nadhifa mendatangi atletnya dan menyatakan ketertarikannya untuk ikut bergabung dengan komunitas tersebut. Akhirnya Nadhifa mulai bergabung dengan komunitas tersebut sejak tahun 2019.