Simposium PPI Dunia Libatkan PT KAI dan ID FOOD, Bahas Isu Teknologi Dan Pangan
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2023 10:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
BELANDA, — PPI Dunia menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan ID Food dalam gelaran Simposium Internasional XV PPI Dunia di Belanda, sejak 8-12 Agustus 2023. Bukan tanpa tujuan, hal ini dimaksudkan memberi wawasan bagi pelajar di sektor transportasi dan ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya itu, PPI Dunia juga melibatkan dua perusahaan tersebut sebagai narasumber utama seminar akademik untuk sektor inovasi teknologi dan ketahanan pangan.
Direktur Perdagangan PT. KAI Hadis Surya Palapa, dalam sesi seminar akademik, menyampaikan saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia bergantung pada teknologi. Karena itu, penting untuk melakukan digitalisasi dalam berbagai layanan infrastruktur publik. Termasuk sektor transportasi.
“Misalnya aplikasi kereta api yang memudahkan pembelian tiket, juga penggunaan sistem pemindai wajah (face recognition) untuk meningkatkan efisiensi pengecekan tiket kereta api di stasiun,” jelasnya mencontohkan, sebagaimana disampaikan dalam seminar akademik Simposium PPI Dunia XV.
Meski begitu, ia juga berpendapat adopsi teknologi terjadi di banyak sektor. Diantaranya sektor infrastruktur dan perdagangan ekspor-impor. “PT. KAI ingin mendukung pelajar Indonesia lewat berbagi wawasan tentang upaya meningkatkan ekspor dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan,” ujar Hadis Surya Palapa.
ADVERTISEMENT
Masih pada acara yang sama, Director of Business Development and Portfolio Management ID Food Dirgayuza Setiawan juga mengemukakan terkait pentingnya memperhatikan ketahanan pangan Indonesia ditengah krisis.
Alumni mahasiswa University of Oxford tersebut berpandangan, peningkatan swasembada pangan di Indonesia sangat penting untuk dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi berbagai disrupsi. Misalnya, perubahan iklim yang menggagalkan masa panen, bahaya pandemik, konflik di Ukraina, serta potensi konflik laut Cina Selatan. “Faktor eksternal demikian akan berdampak terhadap ketahanan pangan kita,” jelasnya.
Disamping itu, ia juga menyoroti faktor internal yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan Indonesia. Diantaranya pertumbuhan penduduk dan berkurangnya luas lahan produksi pangan, serta minimnya regenerasi petani dan nelayan. “Ini merupakan beberapa masalah krusial yang harus menjadi perhatian berbagai pihak,” katanya.
ADVERTISEMENT
Solusinya, kata pria yang akrab disapa Yuza ini, sejumlah langkah konkret perlu diusahakan. “Saat ini pemerintah sudah melakukannya. Termasuk ketahanan perdagangan pupuk, ketahanan perdagangan unggas, dan akuakultur,”
Ditambahkan Yuza, akuakultur memiliki potensi besar ke depannya sebab rasio pakan yang diberikan dengan daging yang dihasilkan oleh pangan dari akuakultur, seperti ikan, jauh lebih kecil ketimbang daging lainnya seperti ayam maupun sapi. Hal ini mengingat kekuatan Indonesia sebagai negara maritim.
Sebagai informasi, dalam gelaran simposium internasional kali ini. PPI Dunia juga menggandeng berbagai sektor swasta sebagai suksesor. Selain PT KAI dan ID Food, terlibat pula PT Pelindo, PT Telkom Indonesia, BNI, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), PT Pertamina, serta PT Rajawali Nusindo. (*/t.r)
ADVERTISEMENT