Konten dari Pengguna

Kelapa Sawit untuk Berkelanjutan: Peran Strategis BPDPKS dalam SDGs Indonesia

Bitha Cahya Rumansya
Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
13 Oktober 2024 13:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bitha Cahya Rumansya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar pendapatannya berasal dari sektor pertanian. Salah satu komoditas ekspor utama pertanian adalah kelapa sawit, yang berperan besar dalam budidaya lahan dan total produksi selama dua dekade terakhir. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2024, ekspor pertanian meningkat 5,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 0,11 persen dibandingkan tahun lalu. Kelapa sawit menjadi salah satu komoditas unggulan dalam ekspor bulan Januari ini, memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, industri kelapa sawit perlu terus dikembangkan. Untuk mewujudkan hal ini, dibentuklah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada tahun 2015. BPDPKS adalah unit organisasi noneselon yang bertugas mengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit di bawah Kementerian Keuangan. Visi BPDPKS adalah menjadi "Badan Pengelola Dana yang Dapat Dipercaya dalam Mengembangkan Kelapa Sawit secara Berkelanjutan sebagai Komoditas Strategis Nasional untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia." Visi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang menjadi agenda global saat ini.
Ilustrasi Industri Kelapa Sawit dan BPDPKS berperan dalam beberapa aspek. Sumber: freepik.com
Lalu, Bagaimanakah Peran BPDPKS terhadap Industri Kelapa Sawit di Indonesia?
"No Palm Oil, No Life" merupakan slogan yang dipopulerkan oleh Direktur Utama BPDPKS, hal ini mencerminkan kenyataan bahwa minyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling serbaguna dan produktif di dunia. Pada tahun 2023, nilai ekspor kelapa sawit dan produknya mencapai USD 28,45 miliar, menyumbang 11,6% dari total ekspor non-migas, dan menyerap sekitar 16,2 juta tenaga kerja. Ekspor produk sawit Indonesia juga telah menjangkau lebih dari 125 negara untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan berbagai industri hilir lainnya. Di masa depan, peran kelapa sawit diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan upaya hilirisasi dan inovasi dalam pengelolaan biomassa yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
BPDPKS, sebagai lembaga pengelola dana perkebunan kelapa sawit, turut mendukung dan berperan aktif dalam pengembangan produk hilir sawit. Upaya ini bertujuan untuk tidak hanya fokus pada ekspor bahan baku, tetapi juga menghasilkan produk akhir. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui penelitian dan pengembangan (R&D) yang dilakukan bersama lembaga penelitian dan universitas. Banyak orang hanya mengenal kelapa sawit sebagai minyak goreng, padahal kelapa sawit dapat menghasilkan berbagai produk komersial, seperti helm, rompi tahan peluru, bioplastik, sabun, shampo, bahkan filter air, yang muncul dari penelitian dan inovasi. Semakin banyak hasil penelitian yang dihasilkan, semakin positif dampaknya terhadap produk kelapa sawit Indonesia, baik untuk petani maupun pasar global.
BPDPKS juga aktif melakukan sosialisasi kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sosialisasi di Yogyakarta untuk UMKM, mahasiswa Politeknik LPP, dan masyarakat umum pada Maret 2024. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas UMKM sawit agar lebih naik kelas. BPDPKS membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi petani kelapa sawit, instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan pihak terkait lainnya. Upaya ini bertujuan untuk memperkenalkan, mengembangkan, dan mendorong hilirisasi serta menciptakan produk berbahan sawit, terutama bagi pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT
Dengan peran tersebut, diharapkan industri kelapa sawit akan terus berkembang, memberikan dampak positif bagi perekonomian negara, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dapat tercapai.
Saat ini, banyak negara, termasuk Indonesia, yang berupaya mencapai SDGs. SDGs adalah komitmen nasional dan global untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang mencakup 17 tujuan dan sasaran untuk tahun 2030. Tujuan-tujuan ini dapat dikelompokkan dalam tiga aspek utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang sering disebut 3P (Profit, People, Planet).
Ilustrasi lingkungan ber-emisi dan non-emisi. Sumber: freepik.com
Lalu, Bagaimanakah Peran Industri Kelapa Sawit dalam Mewujudkan SDGs di Indonesia?
Dalam aspek ekonomi, industri kelapa sawit memainkan peran krusial dalam meningkatkan pendapatan lokal. Selain itu, pengembangan biodiesel sawit memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia melalui pasar ekspor internasional. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja baru dan menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak sawit berkelanjutan terbesar di dunia dengan pangsa pasar global mencapai 61%. Dengan demikian, industri kelapa sawit menawarkan peluang yang menjanjikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selanjutnya, peningkatan dalam aspek ekonomi ini juga berdampak positif pada aspek sosial, di mana terbukanya lapangan pekerjaan dalam industri ini dapat mengurangi tingkat pengangguran, mengatasi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Industri kelapa sawit juga berperan dalam menjaga keberlangsungan lingkungan dengan mengurangi emisi karbon. Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050, dan sektor ini memiliki potensi besar untuk mendukung tujuan tersebut melalui pemanfaatan biomassa dan hilirisasi. Saat ini, hanya 10% kelapa sawit yang dimanfaatkan, sedangkan sisanya adalah limbah pertanian, seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), yang perlu diolah dengan baik agar tidak merusak lingkungan. Salah satu upayanya adalah mengolah TKKS menjadi produk bernilai tambah, seperti bioethanol dan bahan kimia lain, menggunakan teknologi enzymatic. Dengan inovasi yang ada, industri kelapa sawit Indonesia semakin siap membantu mengatasi perubahan iklim.
Ekonomi, sosial, dan lingkungan dipengaruhi secara signifikan oleh industri kelapa sawit. BPDPKS juga turut mendukung perkembangan industri ini. Oleh karena itu, ada harapan untuk pencapaian tujuan SDGs dan komitmen terhadap Net Zero Emission bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT