Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Tingkatkan Kualitas Pengasuhan Dalam Keluarga, BKKBN Kembangkan BKB Holistik Integratif
Dikelola oleh
Biro Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Email : [email protected]
23 Mei 2018 9:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari HUMAS BKKBN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
DEPOK - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu lembaga pemerintah, sangat proaktif dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua/keluarga untuk meningkatkan kualitas balita dan anak hal ini dilakukan sebagai upaya mempersiapkan keluarga menjadi “Orang Tua Hebat”. Sebagai implementasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) BKKBN telah mengembangkan Program Bina Keluarga Balita (BKB) ini merupakan kelompok kegiatan layanan penyuluhan bagi orangtua yang memiliki balita dan anak yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua (ayah, ibu dan anggota keluarga lain) untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan moral.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, pelayanan anak usia dini dilakukan secara holistik integratif mencakup semua kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait. Untuk aspek perawatan, kesehatan dan gizi melalui Posyandu; aspek pendidikan melalui PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini); serta aspek pengasuhan melalui Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB). Berbagai pelayanan yang dilakukan harus saling bersinergi dan mampu memenuhi kebutuhan esensial anak secara utuh. Pelaksanaan BKB dan Anak yang sudah terintegrasi dengan kegiatan Posyandu dan PAUD biasa dikenal dengan sebutan BKB Holistik Integratif (BKB HI).
Dalam rangka menguatkan pelaksanaan BKB Holistik Integratif di lini lapangan, BKKBN melalui Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak menyelenggarakan Pentaloka dalam rangka Penguatan Komitmen BKB Holistik Integratif 22-24 Mei 2018 di Hotel Savero, Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya pada pembukaan Pentaloka Penguatan Komitmen BKB Holistik Integratif Selasa, 22 Mei 2018, Plt. Kepala BKKBN Sigit Priohutomo menjelaskan, “Pengasuhan anak menjadi modal utama bagi orangtua, jika terdapat kesalahan dalam pengasuhan sejak dini, maka akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di kemudian hari. Pengasuhan erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi seluruh kebutuhan anak, mulai dari kebutuhan fisik, mental, dan sosial”, jelas Sigit.
Kegiatan pentaloka diikuti oleh sekitar 124 peserta yang berasal dari Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Provinsi seluruh Indonesia, Tim Penggerak PKK dari 34 Provinsi serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi yang menangani Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari 34 Provinsi. Turut hadir pula dari Kemenko PMK, Kementerian PPN/Bappenas, Kemendikbud, Kemenkes dan Kemendagri.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala BKKBN Sigit Priohutomo mengungkapkan, “Saya harap Bina Keluarga Balita dapat menjalankan keterpaduan dengan kegiatan Posyandu dan PAUD. BKKBN harus terus sinergi dengan mitra terkait, meningkatkan perhatian dan komitmen pengelola program BKB baik di pusat hingga daerah”, ungkap Sigit.
Berdasarkan data Pengendalian Lapangan (Dalap BKKBN) bulan Desember 2018 jumlah keluarga yang mengikuti kegiatan BKB sejumlah 3.023.926 keluarga (63.88%) dari sasaran 7.408.983 keluarga. Kelompok BKB yang ada berjumlah 88.030 kelompok dengan jumlah kelompok yang aktif melapor selama tahun 2018 rata-rata diatas 90%. Dari sejumlah data tersebut, belum semua kelompok BKB yang menjalankan keterpaduan dengan kegiatan Posyandu dan PAUD. Kinerja program BKB dan Anak saat ini masih membutuhkan perhatian dan komitmen dari para pengelola program BKB, baik dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Hal ini sebagai hasil akumulasi dari berbagai situasi yang terjadi sejak era desentralisasi atau otonomi daerah.
ADVERTISEMENT