Konten dari Pengguna

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Money Politic dalam Pemilihan Umum

Muhammad Firdaus Sirait
Mahasiswa Hukum Tata Negara Universsitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
10 Juni 2024 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Firdaus Sirait tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Praktik Politik Uang. Sumber: foto dari penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Praktik Politik Uang. Sumber: foto dari penulis.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kegiatan Money Politic pada pemilihan umum sudah menjadi fenomena yang sering terjadi di masyarakat, terlebih Money Politic sudah menjadi tolak ukur dari seorang kandidat untuk meraih sebuah simpatinya demi memenangkan pemilu. Namun, tidak semua kandidat melakukan money politic ketika berkontestasi dalam pemilu, walaupun kemungkinan untuk menang kecil. Hal ini menyebabkan masyarakat menganggap pemilu hanya sebagai cara mendapatkan keuntungan.
ADVERTISEMENT
Pemilihan umum yang diselenggarakan di Indonesia bertujuan untuk memastikan bahwa adanya kedaulatan rakyat terhadap sirkulasi elit yang menjadi salah satu prinsip demokrasi. Menurut Muhammad Revan Fauzano Makarim dan Khairul Fahmi menyatakan tujuan dari penerapan sistem pemilu di berbagai negara terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Penerapan berbagai sistem pemilihan tersebut merupakan upaya dalam mencari system pemilu yang terbaik untuk diimplementasikan di Indonesia. Pemilu memiliki empat tujuan penting, yaitu: (1) terjadinya pertukaran kepemimpinan pemerintahan dengan proses yang damai, (2) sirkulasi elit di dalam parlemen yang berfungsi mewakili kepentingan rakyat, (3) kedaulatan rakyat berjalan sesuai fungsinya, (4) dan melaksanakan prinsip hak asasi warga Negara.
Ilustrasi uang, sumber: https://unsplash.com/photos/person-holding-white-and-red-plastic-pack-MHcg_VUA46c
Ada beberapa hal yang memicu Money Politic semakin meningkat ataupun terus berjalan di lingkup masyarakat yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Faktor keterbatasan ekonomi
Penyebab terjadinya politik uang ini tidak terlepas dari faktor keterbatasan ekonomi yang hingga saat ini selalu memunculkan masalah-masalah baru, termasuk membuka peluangi terjadinya politik uang di masyarakat. Artinya, secara rasional masyarakat berpikir bahwa kemiskinan addalah salah satu cara mendapatkan keuntungan, termasuk ketika menerima imbalan yang diberikan oleh calon atau kontestan politik dalam pemilu.
2.Faktor rendahnya pendidikan
Penyebab dari rendahnya kualitas pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat sudah pasti dikarenakan rendahnya faktor ekonomi yang membuat masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, sehingga permasalahan ini sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang ketika melakukan sesuatu. Rendahnya kualitas pendidikan pada akhirnya menyebabkan masyarakat menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan yang rendah terhadap politik dan pelanggaran yang terjadi dalam pemilu.
ADVERTISEMENT
3.Faktor tradisi ataupun kebiasaan
Praktik politik uang yang sering terjadi di masyarakat akan menjadi kebiasaan jika terus dibiarkan. Disebabkan oleh kurangnya pengawasan dan ketidaktahuan masyarakat tentang praktik politik uang yang terjadi selama pemilu. Pemahaman masyarakat seperti di atas menyebabkan maraknya money politic, masyarakat yang acuh dengan pemilu sangat mudah menerima pemberian dari peserta pemilu dan juga jika mereka tidak menerima pemberian uang maupun barang dari calon kandidat maka mereka tidak ikut berpartisipasi dalam memilih (Golput).
Untuk itu, dengan mengetahui dampak tersebut, diharapkan kita semua mau dan berani menolak suap uang atau materi lainnya yang bernilai uang yang diberikan calon kepala daerah atau tim suksesnya pada Pilkada serentak Tahun 2024, dan sebaliknya melaporkan praktik politik uang tersebut kepada pengawas Pemilu atau pihak yang berwenang. Karena di samping besarnya dampak sebagaimana yang telah diuraikan di atas, Pilkada tanpa kecurangan seperti praktik politik uang akan melahirkan kepala daerah yang kompeten, yang mampu menyejahterakan rakyat, meningkatkan taraf hidup seluruh rakyatnya, serta mampu memajukan daerah setara dengan daerah maju lainnya. Pilkada tanpa praktik politik uang melahirkan pemimpin yang berpihak pada kepentingan rakyat, Pilkada yang demokratis dan bermartabat serta memiliki legalitas dari seluruh rakyatnya.
ADVERTISEMENT