Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kelenteng Kwan Sing Bio Sebagai Kelenteng Terluas se-Asia Tenggara
17 Juni 2022 20:10 WIB
Tulisan dari Muhammad Riyadlul 'Adn tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu bahwa peradaban Cina telah memberikan pengaruh yang besar di dunia, tidak terlepas di kawasan Asia Tenggara terkhusus di Indonesia. Bisa diketahui bahwa penduduk di Indonesia yang menganut agama dari Cina seperti Konghucu bisa dengan mudah dijumpai.
ADVERTISEMENT
Salah satu daerah yang juga terpengaruh peradaban Cina adalah Kabupaten Tuban. Tuban sendiri dahulunya merupakan tempat singgah para pedagang asing termasuk dari Cina karena letaknya di pesisir pantai utara. Hal tersebut membuat ajaran Tionghoa tersebar di Tuban.
Pemeluk agama Konghucu ini memiliki tempat ibadah yaitu kelenteng. Sama seperti agama yang lain, setiap kelenteng juga memiliki ciri dan keunikan tersendiri. Salah satunya kelenteng yang terletak di Kabupaten Tuban, yaitu kelenteng Kwan Sing Bio. Kelenteng yang telah berdiri sejak tahun 1773 ini, selain bersejarah juga memiliki berbagai keunikan tersendiri. Kelenteng Kwan Sing Bio menjadi kelenteng terluas di Asia Tenggara dengan luas kurang lebih 4 hektare. Selain itu kelenteng ini juga memiliki ciri khas yaitu langsung menghadap kearah laut dan di atas pintu gerbang masuknya terdapat patung kepiting berukuran besar.
Selain sebagai tempat peribadatan, kelenteng ini juga dibuka untuk umum bagi para pengunjung untuk sekadar melihat keunikannya. Dari sini kita dapat menyimpulkan, meskipun Tuban sering dikenal sebagai “Bumi Wali” karena terdapat makam Sunan Bonang di dalamnya, ternyata dari sudut pandang perkembangan Tionghoa di Tuban ini memiliki sejarah dan keunikannya tersendiri.
ADVERTISEMENT