Konten Media Partner

Resensi Novel 'Skripsi Krispi'

16 April 2018 11:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Resensi Novel 'Skripsi Krispi'
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peresensi: Vanisia Permata Kirana*
Antologi "Skripsi Krispi" ditulis oleh beberapa penulis, di antaranya Miyosi Ariefiansyah, wanita pecinta Gundam Seed Destiny yang masih memiliki keinginan tinggi untuk kuliah lagi ini adalah alumni Universitas Brawijaya dan SMAN 3 Malang- program akselerasi 1 tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah diwisuda, dia langsung dinikahi kakak kelasnya semasa SMA yang juga kakak tingkatnya di kampus. Hidup di dua dunia sangat ia nikmati, yaitu dunia pendidikan serta dunia tulis menulis. Karya-karyanya bisa dijenguk di: Antologi 24 jam sebelum menikah (LPPH,2009), Antologi Cerpen FLP Bekasi (Ganeca-Exact, 2010), dan Antologi Skripsi Krispi. Miyosi bisa ditemui di http://mioariefriansyah.wordpress.com.
Kemudian, Triani Retno A, alumnus JIP Fikom Unpad. Pernah menjadi dosen dan librarian. Kini, menjadi penulis dan editor lepas. Triani bisa ditemui di Fb: Triani retno.
Ifa Avianty, seorang penulis, pengajar, periset, dan ibu rumah tangga kelahiran Jakarta 1970. Ia seorang lulusan FTUI dan telah menghasilkan 8 novel, 8 kumpulan cerpen, 1 ensiklopedia anak, dan 9 kumpulan esai ringan, juga 18 judul antologi, 3 karya editan, dan 2 karya terjemahan. Ia juga seorang anggota Forum Lingkar Pena (FLP). Sekarang, tengah merampungkan beberapa novel, baik pribadi maupun bersama teman-teman IWS (Ifa Writing School).
ADVERTISEMENT
Skripsi Krispi ini menceritakan tentang sekelumit pengalaman beberapa mahasiswa dari berbagai macam jurusan dan universitas yang ada di Indonesia mengenai skripsi mereka hingga lulus. Dalam novel ini diceritakan juga tentang bagaimana mereka dalam menghadapi skripsi yang menegangkan, stresnya mereka karena ide yang tak kunjung datang. Tuntutan untuk segera menyelesaikan skripsi karena minimnya biaya dan tekanan untuk segera lulus karena desakan calon mertua.
Intinya, antologi ini bisa dijadikan sahabat bagi para mahasiswa, calon mahasiswa, ataupun alumni yang ingin mengenang masa-masa tragis saat menjalani skripsi. Seperti kisah yang dialami Miyosi Ariefiansyah, salah satu mahasiswa tingkat akhir fakultas ekonomi di sebuah universitas ternama di Kota Malang ini. Yosi, nama panggilan yang akrab dilontarkan oleh teman-teman sekampusnya.
ADVERTISEMENT
Tepat pada semester ini, Yosi akan menghadapi skripsi, sama seperti Nana salah satu sahabatnya. Sama seperti mahasiswa yang lain yang sedang sibuk mencari tahu siapa dosen pembimbing yang akan membimbing mereka mengerjakan skripsi, Yosi mulai mencari tahu siapa dosen pembimbingnya. Rupanya ia kebagian dosen pembimbing yang terkenal sangat killer, perfeksionis, dan terkenal banyak mahasiswa bimbingannya lulus dalam jangka waktu lama.
Setelah mengetahui dosen pembimbingnya sangat horor, Yosi segera menceritakan hal itu ke Mas Ryan, atau bisa dibilang sih calon suami Yosi. Namun, tanggapan Mas Ryan biasa dan santai-santai saja.
Sebenarnya Yosi tidak begitu menghawatirkan tentang siapa dosen pembimbing yang akan membimbingnya selama mengerjakan skripsi. Menurutnya dosen-dosen yang mereka anggap galak, sebenarnya enggak galak kok, cuma mungkin cara berbicara mereka aja yang keras dan untung saja Yosi sudah terbiasa menghadapi suara-suara keras karena ayahnya yang berprofesi sebagai tentara yang cara bicaranya juga sedikit keras membuatnya sudah tidak kaget lagi.
ADVERTISEMENT
Dosen yang sedang Yosi hadapi saat ini atau banyak mahasiswa memanggilnya dengan "Mister Cool" itu sebenarnya kalau dilihat-lihat dari penampilannya sih tidak mengindikasikan kalau orangnya sangar dan horor. Tapi, entah mengapa asumsi yang muncul dari semua angkatan mengatakan bahwa ia dosen yang perfeksionis daan sangar. Bukan hanya mahasiswa yang berpendapat seperti itu, bahkan beberapa dosenpun juga merasa “Ketakutan” dengan mister Cool.
Tapi, yang menjadi masalah utama bagi Yosi ialah rasa khawatir apabila dia lulus dengan masa yang lama. Karena ia sudah menargetkan bahwa skripsinya bakalan selesai dalam satu semester, karena setelah itu Yosi sudah memiliki rencana berikutnya: menikah dengan Mas Ryan.
Hari pertama bimbingan tiba, dengan keberanian dan tekat yang bulat, Yosi mulai memasuki ruangan Mister Cool. Dengan sikap Mister Cool yang sedikit agak cuek, Yosi mulai berani untuk sedikit berbasa-basi agar skripsi segera disetujui. Tapi semua ekspektasi tak sesuai realita, Yosi harus menunggu 2 hari dan kembali ke ruangan Mister Cool dengan membawa proposal yang baru.
ADVERTISEMENT
Dua hari berikutnya, Yosi kembali dengan proposal baru yang telah ia kerjakan semalaman dengan giat dan penuh semangat. Namun, nyatanya proposal itu ditolak mentah-mentah oleh Mister Cool, dengan alasan ide dan isi proposalnya yang masih kurang. Dengan penuh semangat Yosi segera memperbaiki proposal yang ia buat dengan harapan segera disetujui dan segera pindah ke bab selanjutnya.
Proposal demi proposal ia berikan ke Mister Cool, tapi hasilnya penolakan demi penolakan yang selalu ia terima. Hingga akhirnya, suatu ketika Mister Cool menyetujui proposal yang Yosi buat-- entah karena proposalnya yang sudah benar ataupun beliau sudah bosan melihat Yosi yang setiap hari selalu setia datang keruangannya untuk mengajukan proposal.
Betapa senangnya hati Yosi saat mendengar kabar bahwa proposalnya lanjut ke bab selanjutnya. Ia berniat membagi kebahagiaannya ke Mas Ryan, tapi Mas Ryan tidak menanggapi dan membuat hati Yosi sedikit kesal.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari berlalu, dan bab demi bab telah Yosi lalui. Hingga sampai pada saat Yosi sedang bingung-bingungnya mengerjakan skripsi dan butuh semangat dari seorang calon suaminya, tapi Mas Ryan malah mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Yosi.
Yosi merasa sangat terpukul. Sakit hati yang Yosi rasakan membuatnya sempat ingin menyerah untuk menghadapi skripsi. Tapi, dengan tujuan membahagiakan kedua orang tua, Yosi tetap melanjutkan skripsinya meskipun setelah lulus mungkin ia tidak jadi menikah dahulu.
Tiga bulan berlalu, Mister Cool mengatakan pada Yosi bahwa ia sudah bisa mengikuti ujian skripsi. Namun, bukannya malah tenang dan senang tapi Yosi masih dihadapkan dengan ia harus mencari dua dosen penguji. Beberapa dosen yang Yosi temui ada saja alasannya yang membuat ia harus mencari dosen lainnya, entah ada seminarlah, rapatlah, dan pada akhirnya hanya tinggal ada 2 dosen yang tersisa dan dosen tersebut tidak kalah sangarnya dengan Mister Cool.
ADVERTISEMENT
Hingga pada hari H ujian skripsi Yosi dihadapkan dengan 3 dosen sangar yang membuatnya agak sedikit tegang. Semangat demi semangat datang kepadanya, tapi masih kurang satu saja semangat yang selalu ia tunggu. Ya, semangat darinya Mas Ryan. Namun, semuanya telah berbeda sejak kejadian malam itu yang membuatnya untuk memutuskan hubungan dengan Yosi.
Tanpa Yosi sadari dari kejauhan tiba-tiba Mas Ryan datang bersama adiknya untuk menyemangati Yosi, tapi ia tidak menghiraukan hal itu dan tetap fokus dengan ujian skripsi yang akan ia hadapi sesaat lagi. Tibalah saatnya Yosi memasuki ruang ujian, Yosi menjawab semua pertanyaan dengan lancar dan hingga akhirnya Yosi dinyatakan lulus dengan nilai A.
Betapa senang hati Yosi mendengar kabar itu. Setelah selesai ujian skripsi, Yosi segera keluar dari ruangan dan menghampiri Mas Ryan yang sejak tadi setia menunggunya di luar. Betapa bertambah bahagia hati Yosi saat ia mendengar kabar bahwa orang tua Mas Ryan akan segera datang ke rumahnya untuk membicarakan hari pernikahan mereka berdua.
ADVERTISEMENT
Sungguh betapa senang hati Yosi mendengar kabar itu dan apa yang telah ia rencanakan berjalan sesuai rencana serta targetnya mencapai skripsi dalam satu semester saja sudah tercapai. Rencananya beberapa waktu lagi akan segera terpenuhi yaitu setelah “Diwisuda” dan akan menyandang gelar “Nyonya”.
Karya antologi ini juga memiliki sampul menarik, desainnya bagus membuat pembaca tertarik untuk membacanya. Sesuai judulnya, kumpulan tulisan ini tentu sangat cocok untuk mahasiswa yang sedang ataupun akan menghadapi skripsi. Bahasanya mudah dipahami. Sayangnya kertas percetakan yang digunakan adalah kertas buram sehingga membuat mata cepat lelah.
Identitas Novel
Penulis: Miyosi Ariefiansyah, Triani Retno A, Ifa Avianty,
Desain Sampul: Puts
Penata Isi: Tim Leutika
Penerbit: Leutika
Kota Terbit: Yogyakarta
ADVERTISEMENT
Jumlah Halaman: xii + 204 hlm
*Mahasiswa Stikes ICsada, Calon Anggota LPM 50