Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Belum Direnovasi, Jembatan Peninggalan Belanda di Tuban Nyaris Ambrol
2 Agustus 2018 10:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
blokTuban.com - Sejak diterima laporan runtuhnya bagian kaki penyangga jembatan Ngabungan, Jalan Raya Kedungjambe, Kecamatan Singgahan dari masyarakat setempat, Kamis (2/8/2018) saat ini telah tampak aktivitas tanggap darurat.
ADVERTISEMENT
Dari pantauan lapangan, tampak sejumlah material bahan bangunan seperti beberapa tiang baja yang nanti digunakan untuk rangka penyangga, kayu batangan, triplek, pasir serta alat perkengkapan penunjang pekerjaan.
"Ini diratakan dulu permukaan dasar bangunan yang runtuh. Untuk penyangga, kita potongkan bagian tiang baja seri H itu," ujar Sukadi, salah satu pekerja ahli pengelasan kontruksi jembatan.
Pekerja asal Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro itu menambahkan, pemasangan tiang penyangga maupun pengerjaan lain, tim kontruksi terlebih dahulu membendung aliran air yang berasal dari sumberan Nganget.
"Aliran kali lebih dulu dialihkan biar gak mengganggu. Selebihnya kita bendung untuk kebutuhan bangunan," jelasnya lagi.
Sementara itu, dari pihak PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur (Jatim) wilayah Bojonegoro-Tuban, Pramono, mengatakan tanggap darurat jembatan peninggalan zaman Belanda tersebut terlebih dulu dilakukan pengerjaan Cyclop.
ADVERTISEMENT
"Cyclop jadi, beton dimasukkan. Jika tak ada hambatan berarti, Sabtu atau Minggu siap cor," ujar Pramono kepada blokTuban.com.
Menurutnya, demi menopang sementara beban jembatan yang sisi penyangganya runtuh diperlukan sedikitnya 2 potongan tiang baja seri H, sampai maksimal 4 tiang.
"Lihat kebutuhannya. Jika dirasa dua sudah cukup ya gak masalah, maksimal empat tiang. Semua kita kembalikan kepada pekerja kontruksi ahli," pungkasnya. [feb/ito]
Reporter: M. Anang Febri