Konten Media Partner

Ramai Patung di Tuban, MUI: Tidak Seperti yang Digemborkan di Medsos

1 Agustus 2017 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Ramai Patung di Tuban, MUI: Tidak Seperti yang Digemborkan di Medsos
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ket foto: Patung Dewa Perang Kongco Kwan Sing Tee Koen. Dewa yang disembah umat Tri Dharma di Klenteng Kwan Sing Bio, Jalan Re Martadinata, Kabupaten Tuban.
ADVERTISEMENT
Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com – Patung Dewa Perang Kongco Kwan Sing Tee Koen, setinggi 30 kilometer di kompleks Klenteng Kwan Sing Bio Tuban mendadak jadi perbincangan panas di media sosial. Bahkan, ada yang mengaitkan keberadaan patung itu dengan isu sensitif bermuatan SARA.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tuban, KH Abdul Matin, meminta masyarakat mengedepankan tabayun. Terutama menanggapi kabar miring yang digembor-gemborkan di lini masa media sosial beberapa waktu terakhir.
"Dalam islam perlu adanya tabayun, sehingga kami menghimbau dan berharap kepada umat islam agar tabayun terlebih dahulu. Tidak seperti yang digembor-gemborkan di media sosial," ungkap Ketua MUI Kabupaten Tuban, KH Abdul Matin
Dia menjelaskan, klarifikasi dari Klenteng Kwan Sing Bio kalau patung yang dibuat bukan patung pahlawan, yang di media sosial dibandingkan dengan patung jenderal Sudirman. Namun patung yang diklaim tertinggi se asia itu adalah patung dewa yang dibuat sesuai dengan keyakinan umat pemeluknya.
ADVERTISEMENT
Keberadaan patung itu pun tidak berada di lahan publik seperti yang tergambar di media sosial. Tapi di kompleks Kwan Sing Bio yang berpagar dan tidak terlihat dari empat penjuru mata angin.
“Patung itu baru kelihatan kalau kita masuk di dalam klenteng, kalau di luar tidak kelihatan,” jelas Kyai Matin.
Meski begitu MUI mengaku akan menyampaikan beberapa rekomendasi ke Pemkab Tuban. Selain masalah perijinan yang harus diselesaikan oleh pengurus klenteng, MUI juga akan merekomendasikan agar ada sedikit renovasi patung supaya tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
“Kalau saran kami direnovasi bukan dirobohkan, tapi semua itu kewenangan pemerintah karena kami hanya menyampaikan rekomendasi,” terang Kyai Matin.
Ramai Patung di Tuban, MUI: Tidak Seperti yang Digemborkan di Medsos (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Patung didirikan di halaman belakang kompleks Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Polemik yang terjadi di Tuban bukan masalah SARA, tapi masalah ijin mendirikan bangunan yang belum lengkap.
ADVERTISEMENT
Masalah Patung di Perizinan, Bukan Masalah SARA
Meski begitu, keberadaan patung itu bukan ada tanpa masalah. Masalah ada di perizinan yang disoal Pemkab Tuban dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan isu SARA. Pemkab, bersama Forkopimda, MUI, dan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Tuban langsung melakukan kordinasi, Senin (31/7/2018) malam agar masalah perizinan tidak merembet ke isu SARA.
"Salah satu penyelesaiannya maka kita berembuk ini. Dan ini merupakan langkah untuk mengantisipasi isu yang semakin liar dan tidak karuan," ungkap Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein.
Pemkab Tuban menyoal keberadaan patung yang sudah didirikan, sementara Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio belum memenuhi syarat kelengkapan. Yang jelas, pemerintah akan tegas menegakan aturan yang ada.
ADVERTISEMENT
Diketahui, selama ini warga Kabupaten Tuban cukup akrab dengan keberadaan warga keturunan Arab dan Cina. Klenteng Kwan Sing Bio sendiri, sudah lama menjadi bagian masyarakat dan menjadi salah satu tujuan wisata meski tanpa tiket.
“Orang Tuban meski muslim tetap biasa keluar masuk klenteng Kwang Sing Bio untuk bermain, selama ini tidak ada masalah dan keberadaan patung itu juga biasa saja buat kami,” kata Indah (26), seorang mahasiswi yang ditemui bermain di dekat patung yang jadi polemik di media sosial. [pur/]