Konten dari Pengguna

Inovasi BRIN-Blue Engines Ubah Jerami menjadi Bubur Kertas Ramah Lingkungan

Kertas Nusantara
Kertas Nusantara adalah platform untuk memahami kertas
22 Juli 2022 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kertas Nusantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peneliti Ahli Utama pada Pusat Biomassa dan Bioproduk, Ibu Dr. Widya Fatriasari sekaligus ketua tim periset pada proyek kerjasama BRIN dengan PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) saat pemaparan dalam Seminar Ilmiah Berkala #57 berjudul “Potential Application of Rice Straw for Sustainable Biomaterial” sedang menjelaskan mengenai bubur kertas ramah lingkungan. (Tangkap layar Zoom)
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Ahli Utama pada Pusat Biomassa dan Bioproduk, Ibu Dr. Widya Fatriasari sekaligus ketua tim periset pada proyek kerjasama BRIN dengan PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) saat pemaparan dalam Seminar Ilmiah Berkala #57 berjudul “Potential Application of Rice Straw for Sustainable Biomaterial” sedang menjelaskan mengenai bubur kertas ramah lingkungan. (Tangkap layar Zoom)
BOGOR- Potensi kekayaan lignoselulosa di Indonesia sangat beragam, hal ini terus diperdalam oleh Pusat Biomassa dan Bioproduk, OR Hayati dan Lingkungan - BRIN. Salah satu kekayaan lignoselulosa yang dimiliki Indonesia adalah jerami padi yang sangat melimpah.
ADVERTISEMENT
Betapa tidak, karena jerami padi adalah hasil samping yang dihasilkan dari proses produksi makanan pokok masyarakat Indonesia, yaitu beras.
Penelitian mengenai potensi pemanfaatan jerami padi telah banyak dilakukan, namun kali ini BRIN bekerja sama dengan PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) mengembangkan bubur kertas dari jerami padi. Hal ini disampaikan Dalam Seminar Ilmiah Berkala #57 yang diadakan secara daring dengan tajuk “Potential Application of Rice Straw for Sustainable Biomaterial”. Pembicara dalam seminar ilmiah ini adalah Peneliti Ahli Utama pada Pusat Biomassa dan Bioproduk, Ibu Dr. Widya Fatriasari sekaligus ketua tim periset pada proyek kerjasama BRIN dengan PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) dalam mengkonversi jerami menjadi bubur kertas ramah lingkungan dan berbagai produk turunan yang ramah lingkungan. Seminar ini dimoderatori oleh Ibu Maya Ismayati, PhD
ADVERTISEMENT
“Dari padi sendiri, kita membaginya menjadi dua, jeraminya sendiri dan juga gabah.” ujar Ibu Dr. Widya. Dalam paparannya, Ibu Dr. Widya menyampaikan di dalam riset yang dilakukan berkonsentrasi terlebih dahulu pada bagian batang dari jerami. Pemanfaatan jerami sangat luas seperti straw board, bahan bangunan, bubur kertas, sedangkan sekamnya ada berbagai aplikasi potensial yang bisa dijajaki.
Dalam melakukan pulping dengan jerami, Tim Pusat Biomassa dan Bioproduk BRIN dan PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi proses pulping jerami padi, seperti jenis bahan baku, komponen kimia bahan baku, karakteristik serat bahan baku, dan proses pulping yang ingin dicapai untuk kualitas, kegunaan, dan aspek ramah lingkungan.
Penandatanganan Kerjasama PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) dengan BRIN untuk menghasilkan inovasi ramah lingkungan dari jerami
Ibu Dr. Widya menyampaikan bahwa penelitian ini masih terus dikembangkan untuk mencapai hasil yang paling optimum, sehingga dapat lebih beragam manfaat dan kegunaannya.
ADVERTISEMENT
Ady Ardana selaku Chief Technology Officer PT. Solusi Biru Indonesia (Blue Engines) turut memberikan tanggapan bahwa mengurus jerami padi bukan hanya menyelesaikan satu masalah dari limbah pertanian, tapi juga memberikan perhatian terhadap penanganan emisi yang dihasilkan dari aktivitas pertanian.
“Ada yang menarik dari jerami bahwa many years kita makan beras, tapi many years juga kita tidak memanfaatkan limbah jerami mungkin dengan bijak. Sekarang, di tengah carbon increment dan polusi global menjadi satu pembicaraan, ternyata jerami menyumbang polusi yang mungkin one day kita punya data yang lebih concise untuk bicara”, ujar Ady.
Menurut Ady, ini adalah terobosan inovatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi carbon increment sekaligus kesempatan untuk melihat lebih detail mengenai kualitas sawah untuk mengamankan supply chain sekaligus memelihara hubungan yang baik antara industri dengan petani (KN-07).
ADVERTISEMENT