Badai Layanan Ekspedisi Serta E-Commerce Pasca Pandemi

Sumber: Ilustrasi Pribadi

Pasca pandemi COVID-19 ini, masyarakat membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang kini disebut dengan era new normal. Era dimana masyarakat harus menjalani kehidupan yang berdampingan dengan efek pasca pandemi di lingkungan sekitarnya. Setiap manusia tentu memiliki caranya masing-masing dalam menghadapi kondisi tersebut, salah satunya bagi para wirausahawan.

Cukup banyak kegiatan yang harus dihentikan akibat adanya efek dari pandemi, terutama bisnis wirausaha. Bagi sebuah bisnis wirausaha yang terbiasa melakukan transaksi secara langsung dengan konsumen tentunya terkena dampak negatif dari adanya pandemi. Beberapa efek diantaranya adalah konsumen menjadi berkurang, penjual yang mengalami kerugian, dan lain-lainnya.

Untuk mengatasi akibat dari efek tersebut, menjual barang dagangan secara online merupakan alternatif terbaik yang bisa dipilih oleh wirausahawan agar mereka bisa tetap memenuhi target penjualan yang terhambat akibat kondisi pandemi. Dengan menggunakan cara ini, wirausahawan akan membutuhkan pihak ketiga sebagai ‘jembatan’ antara penjual dan pembeli.

‘Jembatan’ ini berupa penggunaan jasa ekspedisi yang menjadi gencar dilakukan oleh berbagai jenis usaha demi menstabilkan kondisi ekonomi mereka yang tentunya mengalami kerugian akibat adanya pandemi. Namun kini, meskipun kondisi telah berubah menjadi era new normal, masyarakat masih sering mengandalkan jasa layanan pengiriman barang bagi proses jual beli mereka yang mayoritas dilakukan secara daring melalui beberapa e-commerce.

Salah satu dari sekian banyak layanan pengiriman yang cukup sering digunakan di Indonesia adalah PT. Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir atau biasa dikenal dengan sebutan JNE. Jasa ekspedisi ini sudah berdiri dalam kurun waktu yang cukup jauh dari tahun dimana pandemi muncul. Layanan pengiriman yang bermula di dalam pasar domestik ini sudah mulai dilakukan sejak tahun 1994.

Bersamaan dengan penggunaan e-commerce yang semakin marak digunakan oleh masyarakat pada abad-21 ini, jasa pengiriman JNE menjadi salah satu layanan ekspedisi dengan pemakaian terbanyak sejak paruh kedua tahun 2000-an. Adanya jasa seperti ini tentu menguntungkan konsumen dengan domisili jarak jauh.

Sumber: Ilustrasi Pribadi

Adanya layanan yang mempermudah wirausahawan menjalankan bisnis tersebut akan membawa dampak positif pada bisnis mereka sendiri. Hal ini tentunya juga termasuk dalam aspek kolaborasi sesama masyarakat untuk kembali membangkitkan angka ekonomi di negara kita pasca pandemi COVID-19 yang tentunya diharapkan menuju ke arah yang positif.

Bersama dengan JNE, banyak wirausahawan yang terbantu dengan adanya layanan pengiriman produk. Layanan pengantaran barang seperti ini akan menguntungkan berbagai pihak, dimana setiap pihak yang berkaitan dalam siklus jual-beli-antar juga mendapatkan benefitnya masing-masing.

Pihak produsen hanya perlu mengirimkan barang sesuai alamat konsumen, lalu sarana pengiriman seperti JNE berperan mengantarkan paket di setiap wilayah, melakukan sortir sesuai alamat konsumen, dan yang terakhir pemberian produk secara langsung kepada konsumen pada alamat yang dituju.

Metode e-commerce merupakan suatu tindakan yang berdampak besar bagi konsumen serta masyarakat umum. Tak bisa dipungkiri jika metode penjualan berbasis daring ini semakin banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat karena prosesnya yang cepat dan efektif.

Masyarakat pasti memiliki harapan yang tinggi dengan adanya kemudahan seperti ini. Contohnya banyak pengusaha muda yang sudah memulai bisnis mereka di usia dini melalui e-commerce. Dimana mereka akan membutuhkan layanan ekspedisi untuk mengirimkan barang mereka kepada konsumen. Semua orang pasti berharap yang terbaik untuk meningkatkan ekonomi bangsa dengan memulai langkah awal sebagai seorang wirausahawan.

Masyarakat juga berharap, dengan maraknya ‘badai’ e-commerce serta layanan ekspedisi bisa mempermudah mereka yang masih sulit mencari pekerjaan. Masyarakat dapat bekerja sama atau berkolaborasi menjadi distributor barang dagangan produsen sesuai dengan daerahnya atau domisili masing-masing.