Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Rak Bagasi Kereta Api: Kebutuhan atau Beban dalam Perjalanan?
2 Desember 2024 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dewi Ayu Intan Pertimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Definisi angkutan umum menurut UU Nomor 14 tahun 1992 pasal 25 dan 26 merupakan angkutan yang penggunaannya dipungut bayaran. Angkutan muncul karena tidak semua masyarakat memiliki angkutan pribadi, sehingga negara berkewajiban menyediakan angkutan bagi masyarakat secara keseluruhan (Hobbs, F.D. 1995). Salah satu angkutan umum yang banyak digunakan masyarakat adalah kereta api. Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut penumpang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang dan tingkat pencemaran yang rendah dibanding dengan sarana transportasi yang lain seperti pesawat terbang, kapal laut, bus, dan transportasi umum lainnya.
Selain keunggulan tersebut selama perjalanan masyarakat juga mendapatkan berbagai fasilitas, salah satunya adalah rak bagasi. Rak ini biasanya berupa rak terbuka yang dipasang di atas tempat duduk penumpang untuk menyimpan barang bawaan kecil hingga sedang, seperti tas atau koper ringan. Meskipun rak bagasi umumnya bersifat bebas dan tidak memiliki hak khusus. Namun, tetap ada etika yang harus diperhatikan. Misalkan, barang yang dibawa tidak boleh terlalu besar atau berat sehingga mengganggu ruang penumpang lain dan sebisa mungkin tidak memenuhi rak bagasi sehingga orang lain tidak bisa menggunakan atau tidak mendapatkan ruang untuk menyimpan barang bawaanya.
ADVERTISEMENT
Karena etika dianggap sebagai peraturan tak tertulis dan tak terlihat menyebabkan penyalahgunaan rak bagasi yang sering kali terjadi. Penyalahgunaan rak bagasi terjadi terutama ketika perjalanan dengan penumpang yang ramai atau ketika penumpang kurang memahami etika penggunaan fasilitas umum. Bentuk penyalagunaan yang dapat terjadi yaitu penumpang menaruh barang dalam jumlah besar, barang ditata asal-asalan hingga menaruh barang di rak yang jauh dari kursinya sehingga penumpang di dekat rak tersebut kehilangan akases. Bahkan jika tetap memaksakan menaruh barang yang berat di rak bagasi bisa berisiko jatuh saat kereta bergerak.
Kemungkinan penyebab penyalahgunaan rak bagasi adalah kurangnya kesadaran diri bahwa rak bagasi merupakan fasilitas umum sehingga kita perlu memahami pentingnya berbagi fasilitas umum dengan orang lain. Selain itu, hal ini bisa terjadi jika perjalanan dengan penumpang yang ramai dan penuh sehingga rak bagasi tidak cukup menampung semua barang penumpang. Minimnya pengawasan dari petugas kereta api juga bisa menjadi penyebab penyalahgunaan ini.
ADVERTISEMENT
Solusi yang dapat diterapkan dari masalah tersebut yaitu, memiliki kesadaran bahwa fasilitas umum adalah sarana dan prasarana yang disediakan untuk semua orang sehingga kita perlu meminimalisir penggunaan yang berlebihan dengan membawa barang yang terlalu banyak dan berat. Selain itu, kita bisa memberikan informasi mengenai etika penggunaan rak bagasi melalui poster-poster online yang bisa diakses oleh semua orang. Petugas kereta api juga bisa membantu untuk memberikan arahan secara langsung jika ada penyalahgunaan serta menyediakan bagasi khusus barang besar setiap gerbong bisa menjadi opsi yang dapat dilakukan agar rak bagasi tetap optimal untuk barang kecil hingga sedang. Dengan kesadaran dan kedisiplinan bersama, penyalagunaan rak bagasi dapat diminimalisir sehingga perjalanan lebih nyaman bagi semua penumpang.
ADVERTISEMENT