Mahasiwa Harus Punya Nasionalisme Tinggi Hadapi Serangan Ideologi Lain

BNPT
Akun resmi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Konten dari Pengguna
19 September 2019 10:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BNPT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Kepala BNPT, Suhardi Alius. Foto: Dok. BNPT
zoom-in-whitePerbesar
com-Kepala BNPT, Suhardi Alius. Foto: Dok. BNPT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi muda, terutama mahasiswa harus punya nasionalisme tinggi serta profesionalisme yang kuat, agar bisa membawa negara Indonesia semakin maju, mandiri, dan kuat dalam menghadapi serangan ideologi lain. Apalagi para mahasiswa di kampus-kampus kedinasan yang nantinya akan menjadi Aparatus Sipil Negara (ASN). Selain nasionalisme, sebagai calon ASN, mahasiswa kedinasan harus bisa mengidentifikasi penyebaran paham radikal terorisme yang dapat menghancurkan persatuan negara dan bangsa Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, saat menjadi narasumber pada kegiatan Pembinaan Mahasiswa tingkat II dan III Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN di Student Center PKN STAN, Bintaro, Tangerang, Selasa (17/9/2019).
com-Pembinaan Mahasiswa tingkat II dan III Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Selasa (17/9). Foto: Dok. BNPT
“Kalian adalah orang-orang terpilih melalui proses seleksi ketat. Saya yakin kalian memiliki daya analisis yang kuat. Manfaatkan kemampuan itu agar peka terhadap perubahan dan menganalisis dampaknya. Kalian harus punya naluri kebangsaan, jangan cuek. Kalau melihat penyimpangan jangan diam saja. Laporkan ke pihak sekolah,” ucap Kepala BNPT.
com-Kepala BNPT, Suhardi Alius. Foto: Dok. BNPT
Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan satu ciri kelemahan generasi milenial adalah tidak memahami secara utuh mengenai sejarah bangsa ini dan tidak pernah melihat bagaimana awal mula bangsa Indonesia ini berdiri. Ini disebabkan generasi milenial ini tidak mengalami secara langsung peristiwa-peristiwa politik yang menjadi pembentuk sejarah.
ADVERTISEMENT
“Generasi sekarang tidak hanya difokuskan sebagai ahli ekonomi, ahli teknologi, dan sebagainya. Tetapi harus ahli juga di bidang pembangunan nasional. Kalian juga harus terus menjaga idealisme, integritas, dan moral. Tanpa moral, orang profesional hanya akan memiliki kemampuan dan pengetahuan, tanpa sanggup menjadi amanah. Moral dan karakter ini didukung pula oleh peran besar dari pengajar, karena pengajar adalah teladan bagi murid-muridnya,” kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Menurut Suhardi, sebagai calon Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang keuangan pada instansi pemerintah maka calon ASN dari PKN STAN ini akan memiliki peran yang sangat signifikan dalam mencegah penyebaran paham radikal terorisme di lingkungannya.
com-Pembinaan Mahasiswa tingkat II dan III Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Selasa (17/9). Foto: Dok. BNPT
“Mereka harus dibekali bagaimana mengidentifikasi dan berkontribusi untuk mencegah paham-paham intoleransi berkembang di lingkungan masing-masing. Bukan di lingkungan kerja saja, tetapi juga termasuk keluarganya. Kalau kita nggak aware, dan nggak care tentunya bisa terpapar,” ujar alumni Akpol tahun 1985 ini.
ADVERTISEMENT
Menurut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI ini, apabila mahasiswa PKN STAN ini terpapar paham radikal terorisme maka akan berdampak buruk bagi bangsa dan negara ini. Oleh sebab itu mahasiswa PKN STAN harus memiliki tanggung jawab secara moral.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini pun meminta kepada mahasiswa PKN STAN untuk memiliki sense of crisis jika menemukan hal-hal yang menyimpang dilingkungannya. “Mana kala dia tidak mampu menangani, maka dia harus laporkan kepada sekolahnya. Jika sekolahnya tidak mampu, laporkan sama kita, tentunya kita nanti akan turun tangan,” ucap mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.
com-Pembinaan Mahasiswa tingkat II dan III Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Selasa (17/9). Foto: Dok. BNPT
Untuk itu Kepala BNPT berharap seluruh civitas akademica PKN STAN baik dosen, pimpinan dan mahasiswanya harus bisa bersatu padu. “Ini agar mereka bisa menjadi ASN yang baik, sesuai dengan harapan kita dan betul-betul menyiapkan konstruksi yang cukup kuat untuk pembangunan Indonesia kedepan,” pungkas Suhardi Alius.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Ketua Jurusan Manajemen Keuangan PKN STAN, Dr. Agus Sunarya Sulaeman, Ak., M.Si., CPMA, AAP, CA, mengatakan bahwa pihaknya akan terus melindungi mahasiswa dan seluruh civitas akademica-nya dari pengaruh penyebaran paham radikal terorisme. Ini dimaksudakan agar para mahasiswa PKN STAN dapat membangun dan menjaga persatuan negara dan bangsa Indonesia.
“Ini upaya yang kita ambil untuk melindungi mahasiswa. Berarti semuanya dari civitas akademica harus disadarkan juga termasuk dosen,” kata Dr. Agus Sunarya Sulaeman.
Ia mengapresiasi apa yang telah dilakukan Kepala BNPT dalam menangani masalah radikal terorisme selama ini yang telah menggunakan hati. Karena menurutnya apa yang telah disampaikan itu sangat menyentuh hati. Bagaimana sebuah pemahaman yang salah bisa mengakibatkan dampak yang buruk sehingga akal sehatnya tidak rasional. Tetapi ditangan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, hal tersebut bisa berubah.
ADVERTISEMENT