Konten dari Pengguna

Napak Tilas Nama: Di bawah Bayangan Pahlawan Yang Gugur di Monjali

Boas Sababang
Universitas Sanatadharma Profesi saya adalah sebagai pelajar mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
5 November 2025 16:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Napak Tilas Nama: Di bawah Bayangan Pahlawan Yang Gugur di Monjali
Berdiri di hadapan ribuan nama pahlawan yang gugur selama Agresi Militer Belanda II. Mengenang jasa mereka di Monumen Jogja Kembali."
Boas Sababang
Tulisan dari Boas Sababang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Boas Sababang

(Nama para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan,foto nama-nama pahlawan (sumber:boas))
zoom-in-whitePerbesar
(Nama para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan,foto nama-nama pahlawan (sumber:boas))
​YOGYAKARTA – Di kaki Monumen Jogja Kembali (Monjali) yang megah, ada sebuah dinding sunyi yang bercerita lebih lantang daripada tugu itu sendiri: dinding penuh ukiran nama-nama pahlawan. Dinding inilah yang menjadi saksi bisu pengorbanan pejuang yang gugur selama "Clash Kedua" (Agresi Militer Belanda II), yang berlangsung dari 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949.
ADVERTISEMENT
​Foto seorang pengunjung yang berdiri tegap, dengan kedua tangan mengepal ke atas, tepat di hadapan dinding keramat itu, seolah menjadi simbol penghormatan dan energi baru yang terpancar dari monumen tersebut.
(Foto monumen semangat juang (sumber:boas))
​Monumen ini bukanlah sekadar daftar nama; ia adalah katalog heroik dari orang-orang yang merelakan segalanya. Prasasti besar di tengah, dengan judul "PAHLAWAN-PAHLAWAN TIDAK DIKENAL" – khususnya dari wilayah Krawang - Bekasi, memberikan getaran emosional yang mendalam. Mereka berjuang tanpa nama, gugur tanpa nisan, namun jasa mereka menjadi fondasi bagi kemerdekaan yang kita nikmati hari ini.
​“Mereka telah menepati janjinya, mereka telah memberikan segalanya, tapi nama-nama itu telah hilang. Bagi kita yang masih hidup, kenangan tentang mereka harus tetap ada.”
​Gestur tangan mengepal pada foto tersebut bukan hanya pose, melainkan representasi dari:
ADVERTISEMENT
​Semangat yang Diwariskan: Mengambil energi keberanian dan keteguhan hati dari para pahlawan.
​Janji untuk Mengisi Kemerdekaan: Sebagai generasi penerus, semangat perjuangan diubah menjadi semangat membangun bangsa dan mengisi kedaulatan.
​Rasa Syukur dan Hormat: Sebuah salut tertinggi atas pengorbanan yang tak terhingga nilainya.
​Relevansi Masa Kini: Perjuangan Tanpa Senjata
​Di era modern, "perjuangan" telah bertransformasi. Kita tidak lagi melawan penjajah bersenjata, tetapi melawan tantangan yang tidak kalah berat: kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, hingga tantangan globalisasi.
​Dinding Monjali mengajarkan kita tiga nilai utama yang sangat relevan:
​Keberanian Intelektual: Semangat pantang menyerah dalam belajar, berinovasi, dan menghadapi kesulitan akademik atau profesional.
​Persatuan Digital: Menjaga keutuhan bangsa dari perpecahan yang disebabkan oleh hoaks dan ujaran kebencian di media sosial.
ADVERTISEMENT
​Integritas Diri: Berjuang untuk menjadi warga negara yang jujur dan bertanggung jawab, sebagai wujud nyata menghargai pengorbanan para pahlawan.
​Mengunjungi Monjali, dan berdiri di depan daftar nama-nama itu, adalah sebuah pengingat kolektif. Bahwa kebebasan yang kita hirup hari ini adalah hasil dari sebuah harga yang sangat mahal. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk menguatkan kepalan tangan, bukan untuk berperang, melainkan untuk berkarya dan menjaga kehormatan bangsa.