Konten dari Pengguna

Hoax : Ancaman dalam Aspek Kehidupan Masyarakat

Boby Purba
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Kristen Indonesia
30 November 2024 18:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Boby Purba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Source : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hoax atau berita palsu merupakan sebuah tantangan besar di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali oknum yang menggunakan hoax untuk mendapatkan dan memuaskan esensi pribadi baik dalam politik, kesehatan, sosial budaya, dan lain sebagainya.
Hoax ini dapat menyebabkan kerugian, ketakutan, kepanikan di tengah masyarakat. Tak hanya itu, hoax juga bisa mengakibatkan reputasi seseorang rusak, mengganggu proses demokrasi dan birokrasi, dan yang paling parahnya menimbulkan mosi tidak percaya terhadap suatu instansi atau pribadi tertentu.
Hoax secara ilmiah adalah informasi yang sengaja diciptakan untuk menyesatkan, menipu, dan memanipulasi kepercayaan dan ketidaktahuan orang lain yang disebarkan melalui media sosial ataupun media cetak.
Ada beberapa karakteristik untuk mengenali hoax diantaranya :
1. Dibuat dengan tujuan menyesatkan orang lain.
2. Informasi atau opini nya tidak berdasar atau bersumber.
ADVERTISEMENT
3. Seringkali diciptakan untuk mendapatkan sensasi dan reaksi emosional dari orang lain.
Melalui kekuatan negatif hoax ini ada beberapa dampak negatif lain selain yang sudah disebutkan di atas, yaitu :
1. Menyebabkan tindakan yang berbahaya
Seperti yang sudah kita ketahui hoax dapat menyerang pribadi seseorang ataupun instansi tertentu.
Misalnya seseorang terjerumus ke dalam berita hoax mengenai sebuah hal yang berhubungan dengan kesehatan.
Karena hoax tersebut pribadi itu mengikuti rangkaian dan prosedur yang dikatakan. Contohnya pengobatan alternatif yang belum terbukti secara ilmiah namun pribadi tersebut mengambil langkah untuk mengikuti rangkaian pengobatan yang belum terbukti dan berbahaya bagi kesehatan.
2. Mengganggu kesehatan mental
Melalui hoax kesehatan mental seseorang dapat terganggu karena terlalu sering terpapar hoax. Hoax dapat menyebabkan ketidakpastian, kebingungan, stress, anxiety karena bimbang menentukan informasi mana yang benar.
ADVERTISEMENT
3. Menghambat pendidikan
Hoax dapat mengganggu kemajuan pendidikan seseorang.
Ketika hoax menyebar di dunia pendidikan, kemungkinan besar hoax itu akan mempengaruhi pemahaman, pemikiran, serta konsep tentang suatu hal dan hal ini dapat mengganggu pendidikan.
Solusi untuk mengatasi hoax :
1. Bidang pendidikan :
Seluruh civitas akademika bersatu padu melawan hoax melalui beberapa cara antara lain pembuatan kurikulum khusus mengenai literasi media digital, pembuatan regulasi dan peraturan yang mengikat bagi siapa saja yang menyebarkan hoax, evaluasi dan cek sebuah informasi terutama bidang pendidikan.
2. Bidang Politik
Solusi dalam bidang politik yang paling utama adalah membangun sinergi antara pemerintah dan lembaga politik untuk mendukung sebuah media pers yang independen tanpa ada interupsi dari pihak manapun dalam mengeluarkan dan menyebarkan informasi yang faktual.
ADVERTISEMENT
3. Bidang Kesehatan
Hoax dalam bidang kesehatan semakin marak terjadi.
Hoax dalam bidang kesehatan dapat diatasi dengan mendorong peran ahli dan institusi kesehatan dalam dunia kesehatan baik dalam penyaluran informasi kesehatan serta meluruskan informasi bohong yang beredar.
4. Bidang Sosial Budaya
Hoax dalam bidang sosial budaya dapat diatasi dengan penguatan rasa toleransi dan kesadaran akan keberagaman. Jika ada suatu hoax yang menyerang satu pihak dalam aspek sosial budaya kita bisa memilah untuk tidak terjerumus karena adanya rasa toleransi dan sadar akan budaya yang beragam.
Hoax dapat menyebabkan berbagai masalah dalam sendi kehidupan manusia.
Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan upaya bersama baik dari masyarakat, pemerintah, media pers, dan platform digital demi memerangi hoax ini.
ADVERTISEMENT
Setiap pribadi harus memiliki pola pikir kritis, tidak mudah terhasut dan percaya, dan melakukan verifikasi setiap informasi yang dibaca, dilihat, maupun didengar untuk melawan hoax.