Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Judi Online Mengolok-olok Mimpi Orang Miskin yang Kepengin Cepat Kaya
8 Juli 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Bondan Attoriq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Jangan judi… Jangan judi… Jangan berjudi…," begitu kata Pak Jokowi dengan wajah prihatin dalam unggahan YouTube Sekretariat Presiden (12/06/2024). Kelihatan banget beliau lagi kepikiran nasib rakyat kecil yang kena penyakit kronis dan mematikan. Kronis bagi pemainnya, mematikan bagi keluarganya. Kalau sudah kena, sembuhnya akan sangat sulit. Sesulit memulihkan data negara yang dibobol sama ….
ADVERTISEMENT
Kembali ke topik, data PPATK mencatat 80% dari total 3,2 juta penjudi online di Indonesia adalah rakyat kelas menengah ke bawah. Mereka berharap uang Rp100 ribu bisa berubah jadi jutaan atau bahkan miliaran rupiah. Apalagi setelah diimingi perjudian online anti-rungkad ala Dewa Geledek.
Padahal, mimpi jadi kaya raya dalam semalam itu cuma isapan jempol. Orang waras juga tahu, nggak ada yang gratis dan instan di dunia ini. Lihat saja program makan bergizi gratis ala Prabowo-Gibran, nggak langsung muncul di piring anak sekolah, kan? Semua butuh proses, kecuali proses dompet jadi kosong gara-gara judi online.
Dalam dunia klenik pun, pesugihan yang bikin orang "sugih" sekejap mata itu pasti ada tumbalnya. Kalau ada makhluk gaib yang bagi-bagi duit secara gratis, sudah pasti situs judi online langsung bangkrut! Kasihan tuyul dan babi ngepet, kerja keras mereka bisa kalah saing sama algoritma slot yang nggak kenal lelah.
ADVERTISEMENT
Jadi, pembaca yang budiman, kalau kalian punya kerabat, teman, atau siapa pun yang bermimpi menjadi orang kaya dari hasil menarik tuas slot virtual. Coba ajak mereka nostalgia sama sinetron jadul "Tuyul dan Mbak Yul." Biar mereka tahu, bahkan tuyul saja nggak segampang itu nyari duit. Atau, lebih baik lagi, toyor pelan kepalanya sambil bilang, “Yakin nih, lebih sakti dari tuyul?”
Main judi online pasti bikin kamu jadi jutawan, asal kamu seorang miliarder
Kalau perjudian dan penipuan diibaratkan manusia, judi online pasti nggak punya sirkel. Mau disebut judi nggak pantes, dibilang penipuan juga nanggung. Posisi mereka ada di tengah-tengah, serba salah, dan penuh kebingungan.
Kata sosiolog kondang Indonesia, Kartini Kartono, perjudian adalah usaha mempertaruhkan sesuatu yang bernilai dengan sengaja pada suatu kejadian yang hasilnya belum pasti. Simpelnya, berjudi itu ngandelin nasib, peluang, dan keberuntungan atas kejadian-kejadian acak.
ADVERTISEMENT
Hal ini jauh berbeda ketimbang judi online yang kita tahu. Algoritma slot dan “permainan” lain sudah diatur rapi dari balik layar gadget. Diatur inilah letak masalahnya. Judi online sama sekali nggak kenal konsep peluang, keberuntungan, atau kejadian acak.
Yang ada cuma k settingan bandar: kapan kamu menang, kalah, hingga jadi kecanduan dan bangkrut.
Bisa dibilang, pemain judi online lagi ditipu. Yang mereka mainkan sebetulnya bukan judi, tapi program yang dikemas mirip perjudian untuk menyedot habis uang mereka. Masalahnya, perjudian online nggak bisa dianggap penipuan biasa.
Mari kita pikir sejenak. Ada nggak orang main judi online tanpa tahu risikonya? Saya berani taruhan (tanpa judi tentunya) pasti mustahil! Kita sama-sama tahu main slot bikin hidup sengsara.
ADVERTISEMENT
Tapi, kenapa ada yang masih nekat? Karena manusia alamiahnya sering kegeeran. Kita secara nggak sadar berpikir, “Siapa tahu, Dewi Fortuna sedang baik hati.” Sebaliknya, kalah dalam berjudi/rungkad mengusik ego kita sebagai manusia. Manusia yang nggak terima dikatain “kalahan” oleh siapa pun, termasuk oleh mesin slot.
Gacor dan rungkad itu hasilnya sama saja! Sama-sama bikin kamu sengsara
Masyarakat perlu mengingat kembali lirik lagu “Judi” Rhoma Irama yang masih mendendangkan kebenaran selama hampir empat dekade.
Judi (judi)
Menjanjikan kemenangan
…
Bohong (bohong)
Kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
…
Yang kaya bisa jadi melarat
Apalagi yang miskin (oh-oh)
Kita mulai dari satu pertanyaan simpel. Kenapa pejudi online bisa main kayak orang kesurupan, sampai rela mempertaruhkan segalanya di meja judi? Apa karena adiksi? Mungkin benar, tapi nggak sepenuhnya tepat.
ADVERTISEMENT
Kalau alasan mereka adiksi, kenapa penjudi yang sudah rungkad nggak berhenti saja? Nyatanya, mereka terus ngegas sampai rem blong. Mereka baru tersadar saat rumah sudah pindah tangan, anak-istri sudah kabur, dan motor-mobil tinggal cerita.
Adiksi jelas meresahkan, baik bagi penjudi maupun orang di sekitarnya. Tapi, ada satu hal yang lebih menjerumuskan. Ini yang bikin saya enggan menyamakan kecanduan judi dengan kecanduan rokok, alkohol, atau narkoboy, seperti beberapa media.
Karena efek berjudi lebih ngeri-ngeri sedap. Ngeri-nya, saat kamu terjebak dalam ilusi menang dan kalah. Sedap-nya, kalau kamu berhasil kabur dari perangkap yang menyengsarakan jutaan penjudi, baik yang lagi gacor atau rungkad.
Begini ceritanya. Saat para pejudi online lagi gacor (menang besar), mereka merasa tertantang untuk dapat lebih banyak keuntungan. Sensasi “ditantang” ini yang bikin mereka kehilangan kontrol. Apalagi, penjudi online menganggap pertaruhan sekadar pencet-pencet layar, seolah nggak ada yang dikorbankan.
ADVERTISEMENT
Tanpa mereka sadari, dengan beberapa kali pencet, nominal yang dipertaruhkan sudah berlipat ganda. Pencet, pencet, pencet, dan …. Rungkad! Bandar slot menitahkan mereka untuk kalah. Siapa penjudi yang bakal terima? Tidak ada!
Akhirnya, mereka deposit dengan membabi buta. Barang berharga? Gadai! Pinjaman online? Pakai! Pejudi rungkad bisa melakukan apa saja untuk balas dendam. Atau setidaknya, mereka berharap mengembalikan uang yang raib. Di titik ini, otak pejudi sebenarnya sudah korslet.
Yang mereka lakukan adalah menjejalkan semua aset ke mesin slot virtual, tarik tuasnya berkali-kali lewat layar HP, kemudian …. Gacor! Para penjudi berjingkrak-jingkrak di genggaman bandar. Tanpa sadar terjebak dalam lingkaran setan. Inilah ngeri-nya ilusi menang dan kalah.
Orang miskin yang main judi online tidak bertaruh pakai uang, tapi dengan nyawa dan pinjol
Dalam arena perjudian, kita tahu yang tertawa terakhir selalu para bandar. Nasib si penjudi? Asetnya rontok pelan-pelan, tinggal badan dan kulit (itu juga kalau nggak dibawa lari rentenir), serta tumpukan utang pinjol.
ADVERTISEMENT
Nelangsa? Banget! Kita harus ikhlas bahwa nggak ada happy ending untuk pecandu judi online. Kita pun wajib legawa dengan nyanyian Rhoma Irama. Yang kaya bisa jadi melarat. Apalagi yang miskin (oh-oh). Jadi, sebelum ikutan main, coba pertanyakan dulu. Kita sesugih apa sampai main slot nggak bikin hidup makin alot?