Konten dari Pengguna

Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?

5 November 2017 17:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bramantyo Prijosusilo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Habib Lutfi Yahya - saat dimohon ikut mengarahkan Upacara Kebo Ketan- membeberkan filosofi tentang kebo. Kebo adalah hewan yang rela membantu manusia, bekerja keras. Meskipun ia adalah hewan, ia membutuhkan untuk diajak komunikasi dengan lembut, dengan nyanyian ura-ura, dimandikan di sungai dua kali sehari. Ia adalah simbol rakyat.
ADVERTISEMENT
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa tokoh petani tua di desa Sekaralas, Ngawi, menambahkan beberapa catatan tentang kebo.
Di dalam budaya petani kebo sangat dimuliakan, diletakkan di dalam rumah atau di depan rumah, beda dengan sapi yang diletakkan di belakang rumah.
Kebo dinamai Kebo Suro bila kulitnya kehitaman rata tanpa warna terang di leher yang disebut “belehan”. Kebo Suro tidak disembelih, dan memeliharanya dianggap membawa keberuntungan.
Ada lagi Kebo Pancal Panggung, yang belang putih di tengah kepalanya dan pergelangan-pergelangan kakinya. Kebo bule adalah albino, jarang ditemui, dan sama dengan Kebo Suro, petani Jawa pamali memotong dan memakannya.
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sementara itu, ketan adalah sejenis beras yang memiliki kadar kelengketan yang lebih tinggi dan lazim digunakan di dalam upacara sejak dahulu kala. Ia sering dikatakan menyimbolkan doa “keraketan” agar erat (raket) hubungan batin di antara sesama, denga alam dan dengan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Upacara Kebo Ketan dengan prosesi mengarak kebo, mengguyang, menghias dan menyembelihnya, disertai dengan membagi ketan yang diolah jadi berwarna merah-putih, berasa asin gurih dan manis gurih, menyimbolkan doa dan semangat untuk rela berkorban sebagai pegiat perdamaian dan kebersamaan, sebagai PENAWAR RACUN DIVIDE ET IMPERA.
Manis dan gurihlah kehidupan kita bilamana upaya-upaya untuk memecahbelah dan menguasai bangsa ini berhasil digagalkan oleh solidaritas dan kreatifitas. Untuk itu dibutuhukan pengorbanan. Pengecilan ego demi kebaikan bersama. Kira-kira demikian angan-angan di balik simbol Kebo Ketan.
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (3)
zoom-in-whitePerbesar
Sebagai seni kejadian berdampak yang bertujuan antara lain menguatkan kohesi sosial, Upacara Kebo Ketan atau Kraton Ngiyom yang menyelenggarakannya, diarahkan oleh fakta lapangan untuk menjalin hubungan dengan banyak pihak dan menggalang dukungan, layaknya sebuah partai politik, tetapi dengan tujuan yang berbeda dari tujuan suatu partai.
ADVERTISEMENT
Tujuan suatu partai adalah berkuasa, menjalankan kekuasaan Negara, menguasai pemerintahan dan parlemen dan memenangkan setiap pemilihan umum di setiap tingkat. Kraton Ngiyom tidak menginginkan kekuasaan, dan dukungan ‘politik’ yang diupayakan adalah untuk tujuan memastikan terjadi sebuah upacara yang berdampak kohesi sosial.
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (4)
zoom-in-whitePerbesar
Kohesi sosial itu, adalah untuk mencapai dampak-dampak lain yang dikehendaki Upacara Kebo Ketan, misalnya terselamatkannya hutan dan mata air Sendang Marga dan Sendang Ngiyom dengan munculnya keekonomian non lahan serta penguatan seni budaya lokal lewat sesrwungan yang diperluas.
Untuk itu Upacara Kebo Ketan dijangka untuk selalu dilaksanakan setiap tahun, pada akhir pekan setelah Maulud Nabi Muhammad SAW. Di panggung utama, di hari pertama diberi ruang untuk karya-karya musik rakyat. Tahun lalu, ditampilkan balada dengan tema “SUNGAI”. Tahun ini ditampilkan Campur Sari dan Dangdut dan tema upacaranya adalah “PENAWAR RACUN DIVIDE ET IMPERA”.
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (5)
zoom-in-whitePerbesar
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (6)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa kelompok yang merupakan prosesi tetap setiap tahun di Upacara Kebo Ketan adalah kelompok Ki Ageng Ganjur dan Dr Zastrouw Ngatawi dari Jakarta, kelompok Sekar Pengawikan dari Yogyakarta, dan Barong Abang & Hendro Dwi Raharjos dari Tanggulangin, Wonogiri.
ADVERTISEMENT
Dengan mengolah ragi Upacara Kebo Ketan di Ngawi, Kraton Ngiyom menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas kreatif di mana saja. Tujuan jangka panjangnya adalah membangkitkan suatu gairah kebudayaan yang penyayang dan banyak akal, sehingga kita semua bisa survive menghadapi krisis-krisis alam dan buatan yang di masa depan dijangka bakal tambah intensitasnya bukan bertambah reda.
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (7)
zoom-in-whitePerbesar
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (8)
zoom-in-whitePerbesar
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (9)
zoom-in-whitePerbesar
Sang Kebo Ketan berbahan resin sintetis, dibuat sebagai karya kolaborasi antara Djoko Pekik, Heri Dono, Muncang, dan saya (BP), di mana gagasannya berasal dari saya, gambar awalnya Djoko Pekik, kepalanya Heri Dono dan tubuh serta mekanisme pengucuran darah saat disembelih, oleh Muncang.
Mengapa Kebo, Mengapa Ketan ?  (10)
zoom-in-whitePerbesar