Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera

Konten dari Pengguna
7 November 2017 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bramantyo Prijosusilo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto: Kawasan lahan bekas penjarahan hutan yang akan dihutankan kembali oleh Kraton Ngiyom
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Lukisan kebo karya Valentinus Rommy Iskandar
ADVERTISEMENT
Setelah mengisahkan bahwa Ratu Kidul telah memerintahkan kedua anak kembar dari rahim Dhanyang Setyowati Sukodok yakni Jogo Samudro dan Sri Parwati untuk menjalani proses “ngenger” pada dhanyangnya Bengawan Solo yakni Bagindo Milir atau Eyang Khidir atau juga sering diasosiasikan dengan Nabi Khidir, maka sejak awal tahun 2015 saya mulai intens membahas soal narasi itu dengan berbagai pihak.
Karena proses membangun dampak dengan menguatkan kohesi sosial untuk menyelamatkan kawasan hutan Begal dan mata-air Sendang Margo, Sendang Ngiyom dan Sendang Kucur membutuhkan suatu upacara penanda, maka dikisahkan bahwa Ratu Kidul memerintahkan untuk membuat suatu “Upacara Kebo Ketan”.
Gagasan ini kami umumkan saat membuat kejadian “Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah” di mana kita bersama masyarakat mendefinisikan batas daerah penyangga mata-air menurut UU, di kawasan hutan Begal pada bulan Juni 2015.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Petugas PERHUTANI mengukur debit Sendang Marga dan tercatat, 8 liter per detik.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (3)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Penanaman pohon untuk hutan aneka
ADVERTISEMENT
Untuk menyeleggarakan Upacara Kebo Ketan itu, dan untuk memerluas jangkauan kerja komunitas yang mulai secara alami menamaan diri “Kraton Ngiyom”, atas nasihat dari pelukis KP Hardi Danuwijaya, kami meresmikan komunitas kami dengan mendaftarkan diri ke notaris sebagai sebuah organisasi masyarakat berwujud perkumpulan lembaga swadaya masyarakat.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (4)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pelukis KP Hardi Danuwijaya adalah yang menasihati agar komunitas Kraton Ngiyom menjadi sebuah organisasi masyarakat
Dengan demikian, modal awal kerja kami hasil saya menjual tanah milik saya seluas 1320 meter di Sleman Yogyakarta, dapat kami sambung dengan upaya mencari donatur dari masyarakat luas dan pemerintah.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (5)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Todon Wahyu Anggono dan Inteeshirt sejak awal mendukung Kraton Ngiyom dengan nasihat dan bantuan dana
Atas nasihat Todon Wahyu Anggono, pengusaha kaos di Yogya (Inteeshirt), kami membuat suatu “Wiwitan Upacara Kebo Ketan” di bulan April 2016. Dalam kejadian itu, puluhan perupa dari Yogyakarta dan eks karesidenan Madiun datang membantu kami dengan melukis live di lokasi kejadian yakni di Sendang Margo.
ADVERTISEMENT
Foto: Djoko Pekik di depan lukisannya bertema "divide et impera"
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (6)
zoom-in-whitePerbesar
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (7)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Heri Dono dengan topeng kebo karyanya.
Beberapa pelukis ternama turut membantu kami, antara lain adalah pelukis senior Djoko Pekik, Nasirun, Putu Sutawijaya, Samuel Indratma, Yuswantoro Adi, Bambang Herras, Valentinus Rommy Iskandar, Ampun Sutrisno, Jumaadi dan banyak yang lainnya.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (8)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Jumaadi melukis di Sendang Margo
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (9)
zoom-in-whitePerbesar
Pelukis kondang Nasirun dengan karyanya bertema Sendang Marga
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (10)
zoom-in-whitePerbesar
Dua Putu, senior dan yunior. Putu Sutawijaya adalah tokoh senirupa yang mendunia
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (11)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Samuel Indratma adalah perupa mintilihir yang berkredo seni "los stang"
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (12)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Bambang Herras di kiri dan Yuswantoro Adi di kanan, melukis kejadian di Sendang Marga
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (13)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Budiyono Kampret banyak bekerja dengan media arang di atas kanvas
ADVERTISEMENT
Untuk Upacara Kebo Ketan pertama, 17-18 Desember 2016, perupa lulusan S2 ISI Yogyakarta kebanggaan Ngawi yakni Budiyono Kampret, melukis backdrop panggung utama dengan tiga lukisan ukuran raksasa, berbahan arang di atas kanvas. Di dalam Upacara Kebo Ketan 2017 yang bertema 'Penawar Racun Divide et Impera', perupa Budiyono Kampret akan mendominasi visual area upacara di Sendang Marga dan di Lapangan Desa Sekarputih.
Pohon kepuh besar di Sendang Marga akan dipasangi lukisan Budiyono Kampret sepanjang puluhan meter. Tandu pembawa Sang Kebo Ketan, gapura lokasi, kandang penghiasan Sang Kebo Ketan, semuanya akan menjadi ruang presentasi karya-karya Budiyono Kampret berbahan arang di atas kanvas.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (14)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Budiyono Kampret
Kebo yang digunakan untuk upacara ini awalnya digambar dengan pensil oleh Djoko Pekik. Perupa kelas internasional, Heri Dono dengan Studio Kalahannya di Yogyakarta lalu meneruskan dengan menyetak kepala Sang Kebo Ketan dari bahan resin. “Saya melakukan ritual dulu sebelum menggarap kepala kebo ketan ini,” kata Heri Dono, “dan tanduknya saya cetak dari tanduk kerbau sungguhan.” Heri Dono sangat suka menjadi bagian dari kolaborasi pembuatan Sang Kebo Ketan.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (15)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Muncang dan salah satu karyanya
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, karena kesulitan teknis di acara pertama, khususnya saat menempelkan ketan ke tubuh kebo yang akhirnya jadi mubazir, maka untuk Upacara Kebo Ketan 2017 dan selanjutnya, atas nasihat pelukis muda Muncang yang di tahun 2016 menggarap tubuh Sang Kebo Ketan, kami membuat tubuh kebo menyambung kepala karya Heri Dono dari bahan resin, sama dengan kepalanya.
Dengan demikian Sang Kebo Ketan yang permanen ini dapat digunakan berulang kali dari tahun ke tahun, dan dapat di bawa untuk memeriahkan acara seni budaya di tempat lain bilamana perlu.
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (16)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Prosesi pembuatan Kebo Ketan pertama, dengan kerangka bambu ditempeli ketan, ternyata mubazir
Perupa-perupa Penawar Racun Divide et Impera (17)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Hasil akhir kolaborasi Djoko Pekik, Heri Dono, Muncang dan saya
ADVERTISEMENT
Djoko Pekik, yang belum mengenal nama Muncang, menekankan, “Jajarkan nama dia bersama nama saya dan Heri Dono! Supaya Muncang ikut dikenal sebagai perupa!” Muncang sendiri memang rajin melukis dengan teknik tinggi yang teliti.