Konten dari Pengguna

SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN

8 November 2017 19:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bramantyo Prijosusilo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto : penampilan Sawung Jabo dan Sirkus Barock, di Upacara Kebo Ketan 201.
ADVERTISEMENT
Salah satu program kerja Kraton Ngiyom dan tujuan dari Upacara Kebo Ketan, adalah memfasilitasi dan mendorong terjadinya pergaulan kreatif antar seniman yang jika tanpa difasilitasi, sulit mendapatkan kesempatan bertemu atau sepanggung.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Abdul Rani, musisi jalanan dari Singkawang.
Misalnya, tahun lalu, Upacara Kebo Ketan mendatangkan Abdul Rani, seorang musisi jalanan dari Singkawang, dan menampilkannya sepanggung dengan Iwan Fals dan Sawung Jabo.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Thoyib dan Budiyono, keduanya seniman Ngawi, membahas artistik lokasi upacara.
Kemunculan kreatifitas lokal bagi Kraton Ngiyom adalah syarat mutlak untuk mengolah potensi yang ada di kenyataan kehidupan yang dihadapi, menjadi kesejahteraan. Meskipun dahulu bangsa Indonesia dikenal dunia sebagai bangsa seniman di mana setiap orang berkesenian, predikat demikian kini mungkin hanya disematkan kepada orang Bali.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (3)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Karya kolaborasi Budiyono dan Thoyib, dimaksudkan untuk tempat selfie.
ADVERTISEMENT
Sejak pembantaian ’65 yang banyak mengorbankan seniman tradisi, yang lalu disusul dengan Revolusi Hijau di bidang pertanian yang menjadikan sebagian besar upacara terkait produksi padi tak lagi relevan, banyak kesenian daerah yang mati. Desa Sekaralas dan Sekarputih misalnya, dahulu dikenal kaya kesenian. Banyak ledek, banyak dalang, dan ada juga kelompok ketoprak yang populer di sini. Semua itu kini tinggal kenangan. Kraton Ngiyom, dan juga Upacara Kebo Ketan, berusaha membangkitkan lagi kesenian dan seniman lokal.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (4)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Seniman bambu Thouib Bukhoeri dengan sebagian karyanya.
Thoyib Bukhoeri, lahir di Lampung, 1981, sebagai anak ke 6 dari 7 bersaudara, adalah seorang dengan bakat seni besar yang mendapatkan tanggungjawab dan kepercayaan besar di dalam Upacara Kebo Ketan PENAWAR RACUN DIVIDE ET IMPERA 2017 ini. Di Lampung, orang tua Thoyib bertani ladang, menanam antara lain jagung, singkong, dan kopi. Ketika berada di bangku kelas 2 SMA Thoyib sering membolos karena sekolahnya jauh dan akibatnya ia pun putus sekolah, tidak lulus SMA. “Kadang-kadang saya berfikir ingin kuliah, tapi ya terbentur soal ijazah,” jelas Thoyib. Namun ia tidak menyesali keadaannya. Setelah putus sekolah ia berangkat merantau ke Bandung menyusul kakaknya yang sudah terlebih dulu di kota kembang itu.
ADVERTISEMENT
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (5)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Thoyib sedang bekerja dengan bambu.
Begitu menginjak Bandung, Thoyib diterima bekerja di sebuah pabrik stainless steel yang memroduksi alat dapur dan ditempatkan sebagai tenaga pemoles produk. Saat bekerja di pabrik perkakas dapur itulah Thoyib menikah dan mempunyai anak. Sang anak lahir prematur dan dua bulan lamanya dirawat di rumah sakit, sehingga Thoyib terpaksa berhenti bekerja di pabrik stainless steel dan beralih profesi sebagai sopir angkot jurusan Cimahi-Leuwipanjang, yang ia tekuni selama 4 tahun. Thoyib pun mencoba peruntungan di Jakarta dan di Bogor, lagi-lagi menjadi sopir angkot dan sesekali mengamen. “Pernah juga saya menjadi sopir pribadi seorang anggota DPR, tapi orangnya galak dan saya haya bertahan dua bulan,” katanya. Thoyib pun mengumpulkan modal dan membeli angkot sendiri, dan selama beberapa tahun mengoperasikan angkot milik sendiri itu ia merasakan rugi terus, “Angkot ditinggalkan pelanggan, kalah dengan sepeda motor,” jelasnya.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (6)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Thoyib mengerjakan puncak menara untuk lokasi Upacara Kebo Ketan.
ADVERTISEMENT
Maka di tahun 2012, Thoyib menjual angkotnya dan pulang ke desa isterinya di Gendol, kecamatan Sine, Ngawi. Di Sine anaknya yang kedua, lahir. Kecamatan Sine di lereng Lawu secara tradisional adalah daerah penghasil bambu dan perkakas berbahan bambu. Maka di desa Gendol, Thoyib pun memulai hidup baru, mencoba menekuni kerajinan tangan anyaman bambu, bikin tampah, lalu ditawari bikin kurungan burung, dan ternyata bisa. Sampai sekarang Thoyib masih melayani pembuatan kurungan burung pesanan pengepul. Banyak jenis kurungan bulat yang dibuat, untuk burung murai, kacer, anis, pleci, dsb. Pemesan paling banyak dari klub burung terbesar di Indonesia, BnR, yang sekali pesan bisa ribuan kurungan. “Di Sine kerajinan bambu standardnya sederhana sekali. Saya suka mengakali dan memodifikasi desain,” ujar Thoyib menjelaskan sikapnya.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (7)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Kerajinan sangkar burung karya Thoyib.
ADVERTISEMENT
Thoyib mengenal Kraton Ngiyom dari pergaulan dengan teman seorang tetangga yang peternak perkutut, yang datang ke desa Gendol untuk melihat pengrajin bambu. Dalam obrolan Thoyib mengerti bahwa Upacara Kebo Ketan akan diselenggarakan di Ngawi di bulan Desember dan akan menggunakan banyak dekorasi bambu. Suatu kebetulan perjodohan, suatu hari Godeliva D Sari dari Kraton Ngiyom berjumpa dengan Thoyib di desanya dan pertemuan itu berlanjut dengan Thoyib menjadi relawan pendukung Upacara Kebo Ketan dan sesuai bakat dan minatnya ia menangani bidang dekorasi untuk Upacara Kebo Ketan PENAWAR RACUN DIVIDE ET IMPERA 2017.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (8)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Sudut ruang kerja Thoyib.
Di Kraton Ngiyom, untuk Upacara Kebo Ketan, Thoyib bekerja sama dengan perupa Budiyono Kampret yang mengatur keseluruhan desain dan dengan Farid Yudha, arsitek andalan Kraton Ngiyom, dalam melanskap kawasan Sendang Marga dan Sendang Ngiyom. Untuk Upacara Kebo Ketan Thoyib memimpin beberapa teman lain mendirikan gapura besar, sebuah menara tinggi untuk panggung utama dan beberapa selfie-spot untuk pengunjung. Selain itu Thoyib juga membuat sebuah terowongan, membuat ratusan lampion, dan beberapa logo Kraton Ngiyom.
SERBUK SILANG SENIMAN DI UPACARA KEBO KETAN  (9)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Thoyib membuat lampion merah untuk Upacara Kebo Ketan.
ADVERTISEMENT
Thoyib mempunyai harapan tinggi dengan Kraton Ngiyom. “Saya ingin bisa terus mengikuti kerjasama, supaya bisa membawa saya ke jenjang yang lebih tinggi. Saya ingin menjadi seorang seniman bambu. Sebenarnya saya pernah kepingin kuliah tapi terhalang tidak punya ijazah. Jadi saya belajar sambil langsung praktek saja. Lewat Kraton Ngiyom saya ingin bisa mengenal banyak orang. Misalnya saya ingin belajar melukis dari Mas Budiyono Kampret. Saya ingin megolah bambu. Bambu tidak harus sederhana. Bambu bisa menjadi manfaat yang banyak banget.” Selamat bergabung dengan Kraton Ngiyom. Semoga harapan-harapannya dapat diperjuangkan dan suatu saat nanti Thoyib dikenal luas sebagai seorang seniman bambu.