Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenang Peristiwa G30S/PKI: Refleksi Kesaktian Pancasila dan Masa Depan Bangsa
30 September 2024 12:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Heru Bramoro, ST, MM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 30 September 1965, Indonesia mengalami salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarahnya, yaitu Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Peristiwa ini melibatkan penculikan dan pembunuhan enam jenderal TNI AD oleh pasukan yang berafiliasi dengan G30S/PKI. Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keutuhan dan ideologi bangsa.
ADVERTISEMENT
Latar Belakang dan Kronologi Peristiwa G30S/PKI
Gerakan 30 September 1965 dipicu oleh ketegangan politik antara PKI dan TNI, yang diperparah oleh kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang menurun. Ketidakpastian mengenai suksesi kepemimpinan menciptakan kekhawatiran di kalangan PKI, yang merasa terancam oleh potensi dominasi TNI dalam transisi kekuasaan. Pada malam 30 September, pasukan Resimen Tjakrabirawa di bawah pimpinan Letkol Untung menculik dan membunuh enam jenderal TNI AD, termasuk Letjen Ahmad Yani dan Brigjen D.I. Panjaitan. Jenderal A.H. Nasution berhasil selamat, namun putrinya, Ade Irma Suryani, menjadi korban.
Kesaktian Pancasila
Setelah peristiwa G30S/PKI, Pancasila sebagai ideologi negara diuji ketahanannya. Pada 1 Oktober 1965, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, bangsa Indonesia menegaskan kembali komitmennya terhadap Pancasila. Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, dibangun untuk mengenang para pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesaktian Pancasila tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk bertahan dari ancaman ideologi lain, tetapi juga pada kemampuannya untuk menyatukan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan. Pancasila sebagai dasar negara telah terbukti mampu menjadi perekat yang kuat bagi keberagaman Indonesia, baik dari segi etnis, agama, maupun budaya.
Menuju Indonesia Emas
Indonesia saat ini sedang menuju visi Indonesia Emas 2045, yang diharapkan menjadi momentum kebangkitan bangsa dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Namun, untuk mencapai visi tersebut, bangsa Indonesia harus tetap waspada terhadap ancaman yang dapat merongrong keutuhan dan ideologi negara.
Peristiwa G30S/PKI menjadi pelajaran berharga bahwa ancaman terhadap Pancasila bisa datang dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memahami sejarah dan nilai-nilai Pancasila agar dapat menjaga keutuhan NKRI.
ADVERTISEMENT
Akankah Peristiwa Serupa Terulang?
Meskipun ancaman terhadap Pancasila selalu ada, bangsa Indonesia telah belajar dari sejarah dan terus memperkuat sistem pertahanan ideologi negara. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa dengan cara meningkatkan pendidikan ideologi Pancasila, memperkuat sistem keamanan nasional, dan menjaga persatuan serta kesatuan bangsa.
Pancasila sebagai ideologi negara telah terbukti sakti dalam menghadapi berbagai ancaman. Namun, kesaktian ini harus terus dijaga dan diperkuat melalui upaya bersama seluruh elemen bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.
Penutup
Peristiwa G30S/PKI adalah pengingat akan pentingnya menjaga keutuhan dan ideologi bangsa. Pancasila sebagai dasar negara telah terbukti sakti dalam menghadapi berbagai ancaman. Menuju Indonesia Emas 2045, bangsa Indonesia harus tetap waspada dan terus memperkuat nilai-nilai Pancasila agar peristiwa kelam seperti G30S/PKI tidak terulang kembali. Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, Indonesia dapat mencapai masa depan yang gemilang dan sejahtera. (Heru Bramoro, ASN Kemenpora RI)
ADVERTISEMENT