Konten dari Pengguna

Sumpah Pemuda: Pilar Menuju Generasi Emas 2045 di Tengah Dekadensi Moral

Heru Bramoro, ST, MM
Pranata Humas Ahli Madya
4 Oktober 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Heru Bramoro, ST, MM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Abstrak
Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, adalah ikrar yang dibacakan pada Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan pada 27–28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Ikrar ini berisi tiga butir, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Deskripsi Gambar: Design by Her, Jelang Peringatan Hari Sumpah Pemuda - Kemenpora RI
Semua itu memiliki makna yang penting dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Dalam konteks menuju Generasi Emas pada tahun 2045, semangat Sumpah Pemuda menjadi landasan bagi pemuda Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Namun, berbagai tantangan seperti dekadensi moral, tawuran pelajar, narkoba, bullying, dan tingginya angka perkawinan usia dini masih menjadi hambatan. Artikel ini membahas makna Sumpah Pemuda, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk mengatasi masalah tersebut guna mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Pendahuluan
ADVERTISEMENT
Hari Sumpah Pemuda merupakan momen bersejarah yang menandai persatuan dan semangat kebangsaan pemuda Indonesia. Pada tahun 2045, Indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya dengan visi menjadi negara maju dan sejahtera. Pemuda diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mendorong kemajuan di berbagai sektor. Namun, tantangan sosial dan moral masih menjadi hambatan yang signifikan.
Makna Hari Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 merupakan simbol persatuan dan semangat kebangsaan. Semangat ini menjadi landasan bagi generasi muda untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Menuju Generasi Emas 2045, pemuda diharapkan dapat menggerakkan perubahan positif di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik.
Tantangan yang Dihadapi
Dekadensi Moral: Penurunan nilai-nilai moral di kalangan pemuda dapat menghambat perkembangan karakter yang kuat dan berintegritas. Data menunjukkan peningkatan kasus kenakalan remaja dan perilaku menyimpang di kalangan pemuda.
ADVERTISEMENT
Tawuran Pelajar: Konflik antar pelajar yang sering terjadi menunjukkan kurangnya pengendalian diri dan pemahaman akan pentingnya perdamaian. Menurut data Kementerian Pendidikan, terdapat peningkatan kasus tawuran pelajar sebesar 15% dalam lima tahun terakhir.
Narkoba: Penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dapat merusak masa depan mereka dan mengurangi produktivitas bangsa. Data BNN menunjukkan bahwa 27% pengguna narkoba di Indonesia adalah remaja.
Bullying: Tindakan perundungan di sekolah dan lingkungan sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan perkembangan sosial pemuda. Survei KPAI menunjukkan bahwa 41% siswa pernah mengalami bullying di sekolah.
Nasional Karakter Building: Pembangunan karakter nasional yang kuat diperlukan untuk menciptakan generasi yang berdaya saing dan berwawasan kebangsaan. Program pendidikan karakter perlu diperkuat untuk mencapai tujuan ini.
ADVERTISEMENT
Bonus Demografi: Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045, di mana sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif. Ini adalah peluang besar jika dimanfaatkan dengan baik, namun juga bisa menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan tepat.
Tingginya Perkawinan Usia Dini: Perkawinan di usia dini dapat menghambat pendidikan dan perkembangan karier pemuda, serta berdampak pada kesehatan ibu dan anak. Data BPS menunjukkan bahwa 11% perempuan menikah sebelum usia 18 tahun.
Strategi Mengatasi Tantangan: Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pemuda itu sendiri. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
ADVERTISEMENT
Kesimpulan:
Hari Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat penting dalam konteks menuju Generasi Emas 2045. Namun, berbagai tantangan sosial dan moral masih menjadi hambatan yang perlu diatasi. Dengan strategi yang tepat dan kerjasama dari berbagai pihak, visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai. (Heru Bramoro, ASN Kemenpora RI)