Era Kendaraan Listrik, Kesiapan Infrastruktur Sudah Sampai Mana?

Utomo SolaRUV
Utomo SolaRUV adalah penyedia solusi energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbaik di Indonesia. Utomo SolaRUV melayani jasa pemasangan PLTS dengan tenaga profesional bersertifikasi untuk skala residensial dan industrial
Konten dari Pengguna
17 Desember 2022 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Utomo SolaRUV tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gegap gempita transisi energi di sektor transportasi seolah membawa kita memasuki era baru kendaraan listrik Indonesia. Terlebih, pasca perhelatan KTT G20 di Bali bulan November kemarin, minat dan permintaan masyarakat terhadap mobil listrik meningkat tajam. Agak mundur sedikit, pada perhelatan GIIAS bulan Agustus kemarin, selama 11 hari telah total terjual 1.594 unit kendaraan bermotor listrik, termasuk 320 mobil hybrid dan 1.274 unit mobil listrik berbasis baterai (BEV). Semakin banyak pengguna kendaraan listrik, tentunya kebutuhan infrastruktur berupa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, pemilik kendaraan listrik di Jawa Timur per Oktober 2022 mencapai 1.546 pengguna. Namun, SPKLU yang tersedia di 18 lokasi saja yang tersebar di seluruh Jatim. Padahal, SPKLU menjadi instrumen penting dalam pengembangan kendaraan bertenaga listrik berbasis baterai.
Minat masyarakat terhadap kendaraan listrik tidak diimbangi dengan kesiapan infrastruktur SPKLU di berbagai tempat. Sumber Foto: GAIKINDO
Mari menengok bagaimana Jepang menyiapkan industri mobilitas bersih mereka. Dikutip dari Regional Vice President Nissan wilayah ASEAN, Isao Sekiguchi, dalam ajang Nissan Futures 2021, jumlah SPKLU di Jepang lebih banyak daripada jumlah kendaraan listrik yang beredar. Pemerintah Jepang memang sangat serius meningkatkan jumlah populasi mobil listrik. Bahkan, menariknya, jumlah SPKLU ini melampaui jumlah SPBU.
Aksesibilitas pada infrastruktur pendukung kendaraan listrik menjadi salah satu kunci agar kendaraan listrik bisa menjadi pilihan masyarakat. Saat ini, pabrikan otomotif tidak hanya menjual produk mobil listrik di pasar. Mereka juga gencar membangun fasilitas SPKLU (charging station). Hyundai, salah satu perusahaan mobil di Indonesia, mengklaim sudah membangun 200 SPKLU yang tersebar di berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana prospek Indonesia untuk mempunyai pabrik EV charger sendiri?
Anthony Utomo, selaku Managing Director Utomo SolaRUV, perusahaan solusi energi terbarukan yang sudah sangat berpengalaman di teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mengatakan bahwa ketersediaan pabrik produksi EV chargers dan charging systems sistem pengisian baterai mobil listrik akan semakin memperkuat ekosistem mobilitas bersih di Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki sumber daya nikel yang melimpah mencapai miliaran ton, bahkan menjadi pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Ini bisa menjadi modal Indonesia untuk mengejar cita-cita menjadi raja baterai dunia.
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan teknologi fast-charging menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Sumber Foto: CHARGE+
Seperti diketahui sebelumnya, Utomo SolaRUV menggandeng provider EV charging systems asal Singapura, Charge+, untuk menghadirkan teknologi mutakhir sistem pengisian daya kendaraan listrik yang efisien. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan di perhelatan Investment Forum B20, bulan November kemarin di Bali.
ADVERTISEMENT
Peralihan energi bersih di sektor transportasi harus diupayakan bersama-sama, baik oleh pemerintah, pihak swasta, maupun dari masyarakat Indonesia sendiri. Mobilitas bersih mendukung target pencapaian net zero emissions 2060 mendatang.