Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perumahan Teknologi Panel Surya, Kurangi Emisi Dan Biaya Listrik
8 Maret 2022 11:52 WIB
Tulisan dari Utomo SolaRUV tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesadaran masyarakat untuk beralih ke energi baru dan terbarukan semakin tinggi. Selain faktor harga komponen yang kian terjangkau, kebijakan ekspor kWh listrik yang dihasilkan PLTS Atap juga membuat masyarakat tertarik memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di rumah atau kantor masing-masing. Ya, melalui Permen ESDM No. 26/2021 tentang PLTS Atap yang terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang IUPTLU, masyarakat bisa menjual kelebihan listrik yang dihasilkan PLTS Atap ke PLN dalam bentuk kredit pembayaran pada bulan selanjutnya. Masyarakat juga bisa melepas ketergantungan pada perusahaan lain terkait suplai listrik untuk rumah. Ini lah yang membuat masyarakat bisa secara independen mengatur pengeluaran listriknya masing-masing sehingga bisa jauh lebih hemat.
ADVERTISEMENT
Perumahan yang mengusung konsep eco-green melalui teknologi panel surya yang dipasang di atap menawarkan terobosan baru dalam inovasi teknologi skala rumahan. Sistem PLTS Atap terdiri dari panel surya, inverter, jaringan listrik PLN, sistem pengaman, dan meteran kWh untuk ekspor-impor (jual-beli) listrik. Panel surya adalah komponen yang penting, karena melalui alat ini lah energi matahari diserap pertama kalinya, untuk kemudian diubah menjadi energi listrik.
Memilih Panel Surya Yang Tepat
Di Indonesia, sejauh ini terdapat 2 tipe panel surya, yakni Monocrystalline dan Polycrystalline. Keduanya tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Panel surya monocrystalline, seperti namanya yaitu Mono, merupakan panel surya yang terbuat dari sel silikon tunggal yang sangat murni. Hal ini membuat elektron didalamnya mempunya ruang luas untuk menyerap panas matahari sebanyak-banyaknya. Tak heran, panel surya monocrystalline mempunyai tingkat efisiensi tertinggi 24% . Jika kamu memasang PLTS Atap untuk tujuan penghematan, maka tentu kamu membutuhkan panel surya jenis ini. Semakin banyak panas matahari yang diserap, semakin besar cadangan energi listrik dari PLTS Atap yang kamu punya dan nantinya bisa diekspor ke PLN agar tagihan listrikmu berkurang.
ADVERTISEMENT
Utomo SolaRUV menyediakan panel surya Monocrystalline 455 Wp dan 540 Wp yang sudah ber-SNI. Label SNI sangat penting diperhatikan mengingat pemerintah pun telah menerapkan kebijakan Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Kualitas Modul Fotovoltaik Silikon Kristalin yang bertujuan menghindarkan calon pengguna PLTS Atap dari komponen abal-abal yang beredar bebas di pasaran. Kekurangan panel surya ini adalah dari segi harga. Pembuatan sel surya silikon tunggal yang murni begitu kompleks. Tak ayal, harganya pun lebih mahal.
Sedangkan, panel surya Polycristalline terbuat dari banyak fragmen silikon yang disusun menjadi wafer. Banyaknya silikon membuat elektron didalamnya tidak bergerak sebebas panel surya Monocrystalline, sehingga efisiensinya pun kurang tinggi. Namun, kebalikan dari Monocrystalline, harga panel surya jenis ini lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Perlu diperhatikan juga untuk kekuatan atap bangunan yang akan menopang panel surya. Normalnya, sebuah panel surya mempunyai berat hingga 25 kg. Jadi, kamu membutuhkan konstruksi yang kuat agar PLTS yang kamu pasang tidak menyebabkan kebocoran atau kerusakan lainnya pada atap. Selain atap, instalasi kabel PLTS Atap juga perlu diperhatikan dengan baik karena normalnya membawa arus yang lebih besar daripada PLN. Pemilihan jenis kabel yang buruk berpotensi merusak kabel, bahkan menyebabkan korsleting atau terbakar.
Perumahan dengan konsep bangunan hijau semakin menjadi daya tarik masyarakat karena turut membantu pemerintah mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang, mendukung upaya mitigasi perubahan iklim, serta menciptakan sumber energi listrik sendiri yang bisa menghemat biaya tagihan listrik bulanan.
ADVERTISEMENT