Dukungan Puskesmas di Masa Pandemi

kurnia dewi
A full time mother and ecstatic diplomat with Business Management background. Sesdilu72. Es oyen and tekwan are my all time favorite :)
Konten dari Pengguna
18 Mei 2022 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kurnia dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa peralatan dan vitamin sebagai ikhtiar melawan covid-19. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa peralatan dan vitamin sebagai ikhtiar melawan covid-19. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Jantung rasanya berhenti ketika suami menginfokan hasil tes covid-19 yang positif sepulang berdinas dari luar kota. Sambil gemetar, saya segera mengajak anak dan asisten saya untuk melakukan isolasi mandiri ke rumah kami yang masih proses renovasi. Masih teringat dengan jelas pada bulan Juni 2021, covid-19 di Indonesia bisa dibilang sedang mencapai puncaknya yang dapat dilihat dari merebaknya varian Delta yang menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan yang mayoritas diisi pasien covid-19, susahnya mencari tabung oksigen yang tersedia, hingga keterbatasan obat dan alat kesehatan. Di sekitar kompleks rumah kami bahkan hampir setiap pagi terdengar berita lelayu dan suara ambulans yang berlalu lalang.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, sebagai suspek erat covid-19, saya menerima pesan dari satgas covid-19 Puskesmas terdekat yang mengundang saya dan keluarga untuk melakukan tes PCR di Puskesmas tersebut. Kami lalu memenuhi undangan tersebut dan sesampainya di Puskesmas, tidak hanya menerima tes PCR, kami juga mendapatkan obat-obatan dasar sesuai kondisi kami saat itu. Kami tidak membayar apa pun, alias gratis. Kesan usang, lambat dan waktu tunggu yang lama tidak saya temukan di Puskesmas tersebut.
Setelah kurang lebih 3 hari, hasil tes covid-19 kami datang dengan hasil positif. Setelah satu setengah tahun membentengi diri dan keluarga, akhirnya kami sekeluarga terkena juga arisan covid-19 pada bulan Juni 2021. Alhamdulillah, kami tidak mengalami gejala berat ketika divonis covid-19, mayoritas hanya batuk kering dan bersin-bersin saja, bahkan putra saya termasuk tanpa gejala. Petugas satgas covid-19 di Puskesmas tempat saya tinggal langsung kembali mengirimkan obat-obatan terkait gejala yang kami derita dan rutin mengontak kami untuk memastikan kondisi kami.
ADVERTISEMENT
Dukungan dari kantor juga membantu saya sekeluarga melewati masa isolasi mandiri. Pasokan vitamin, obat dan konsultasi daring juga kami terima dari klinik Kementerian Luar Negeri. Berkat dukungan banyak pihak, dan upaya ikhtiar seperti berjemur dan makan makanan bergizi, saya sekeluarga akhirnya dinyatakan sembuh dari covid-19 setelah melewati 21 hari.
Rutin Melakukan Pengecekan Saturasi Oksigen secara Mandiri. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada saat-saat kritis tersebut, peran Puskesmas di masa pandemi terasa sangat vital. Sebagaimana disampaikan pada Petunjuk Teknis (Juknis) Pelayanan Puskesmas pada Masa Pandemi Covid-19 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, sebagai fasilitas kesehatan yang tersebar hingga pelosok Indonesia, Puskesmas dituntut untuk melakukan prevensi, deteksi dan respons dalam meminimalisasi pandemi. Kondisi ini sangat krusial mengingat Puskesmas memiliki cakupan wilayah tertentu agar memudahkan untuk lebih luwes memantau pandemi di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Di Kementerian Luar Negeri, diplomasi kesehatan masih menjadi prioritas utama diplomasi Indonesia sejak adanya pandemi covid-19. Peran Kementerian Luar Negeri dalam diplomasi kesehatan era pandemi telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 99 tahun 2020 (dan perubahannya Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2021) tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19. Dalam kaitan ini, Menteri Luar Negeri dengan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan, memberikan dukungan berupa fasilitasi diplomasi internasional dalam rangka mendapatkan akses vaksin Covid-19 serta dukungan penganggaran melalui skema kerja sama multilateral.