Bagaimana Polisi Memilah Pengendara untuk Diperiksa dalam Razia?

Brian Hikari Janna
Udah punya pacar walaupun tampangnya biasa aja.
Konten dari Pengguna
7 November 2017 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Brian Hikari Janna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Matanya bagaikan elang yang sedang mencari mangsa. Memperhatikan satu-satu pengendara di jalan raya Margonda.
ADVERTISEMENT
"Nah ini pelanggaran nih," ucap Brigadir Polisi Kepala, Rahmat. Lalu dengan sigap, dia menghentikan pengendara yang ia curigai melanggar tata tertib berkendara.
Belum sempat berkata apa-apa, Rahmat langsung mendapati orang tersebut mengaku. "Saya tidak bawa surat-surat Pak," ujar pengendara motor yang ternyata seorang wanita itu.
"Nah benar kan, Mas," kata Rahmat kepadaku sambil cengengesan. Aku hanya membalasnya dengan tertawa kecil, karena batinku bingung juga, kok ada yang melanggar peraturan aku malah senang?
Si wanita tidak neko-neko. Dia menurut saja dengan apa yang Rahmat katakan.
Rahmat kemudian menyelesaikan adminstrasi penilangan, dan memberikan surat tilang kepada wanita yang ternyata bernama Wulan. Setelah itu dia memarkirkan motor Wulan di tempat parkir kendaraan tilangan.
ADVERTISEMENT
Wulan hanya dapat pasrah melihat motornya dibawa pergi. Tak lama, dia menelepon sang suami. Menceritakan apa yang baru saja dia alami.
Penasaran, bagaimana Rahmat dapat mengetahui kalau Wulan melanggar tata tertib hanya dengan modal pengamatan? Padahal sekilas, Wulan tampak seperti pengguna jalan yang baik.
"Dari gerak-geriknya kelihatan. Pelanggar itu biasanya cenderung menghindar," terang Rahmat. Maksud Rahmat adalah yang tadinya berkendara di sisi jalan, tiba-tiba saat melihat razia, banting setir ke sisi lain jalan, bersembunyi di balik kendaraan besar, atau nekat terang-terangan putar balik melawan arah.
Dia menambahkan, dari bahasa tubuh pengendara juga dapat kelihatan. "Mereka (pelanggar) pasti was-was. Tegang dan lirik sana lirik sini," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun indikator-indikator tersebut mungkin tidak dapat semudah itu dilihat oleh orang yang belum berpengalaman. Sudah 10 tahun Rahmat jadi polisi lalu lintas, maka tak heran jika ia jeli.
"Ada kok pelanggar yang santai saja bawa motornya," ucap Rahmat. Namun dia mengklaim, kebanyakan yang dicurigai memang benar pelanggar, meski tak jarang juga salah jaring.
Hal serupa juga dilakukan rekan-rekan Rahmat. Menjaring satu demi satu pengendara di jalan berdasarkan obervasi mereka terhadap perilakunya.
"Alasannya karena jumlah pengendara jauh lebih banyak daripada petugas. Makanya ya tidak semua diberhentikan," terang AKP Sodik Riyono, kepala operasi Zebra Polres Depok kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (7/11).
Sodik menjelaskan, sejak dimulainya operasi Zebra 1 November lalu, kira-kira 250 pelanggar terjaring tiap hari. "Kalikan saja sampai hari keberapa sekarang sudah berapa," ujar Sodik.
ADVERTISEMENT
Operasi ini masih akan berlanjut hingga 14 November nanti. Dengan tujuan secara serempak menertibkan para pengguna jalan demi menekan angka kecelakaan di seluruh Indonesia.