Konten dari Pengguna

Mengatasi Diskriminasi terhadap ODHA pada HIV dalam Sistem Kesehatan Indonesia

Brigitta Kaesarea Prastika
Mahasiswa Baru S-1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
24 Desember 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Brigitta Kaesarea Prastika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
HAK atas Pemenuhan kesehatan terhadap ODHA pada HIV adalah hak fundamental setiap penderita yang dijamin oleh Sistem Kesehatan Indonesia, salah satunya adalah bahwa mereka tidak layak mendapat diskriminasi dalam bentuk apapun. Pemenuhan hak ini sering kali terhambat oleh stigma. Meskipun perkembangan teknologi medis memungkinkan ODHA untuk hidup sehat dan produktif, kenyataannya masih banyak dari mereka yang mendapat perlakuan tidak adil saat mengakses layanan kesehatan. Artikel ini membahas berbagai bentuk diskriminasi yang dialami ODHA serta upaya yang dapat dilakukan untuk memastikan hak kesehatan mereka terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Diskriminasi terhadap ODHA muncul dalam berbagai bentuk, baik di lingkungan masyarakat maupun fasilitas kesehatan, antara lain:
1. Penolakan Pelayanan Kesehatan
Sebagian tenaga medis menolak memberikan pelayanan kepada ODHA karena kurangnya pemahaman tentang penularan HIV.
2. Stigma dan Stereotip Negatif
ODHA sering dianggap sebagai individu yang memiliki perilaku menyimpang atau dianggap berbahaya bagi lingkungan sekitar.
3. Pelanggaran Privasi
Informasi tentang status HIV pasien kadang disebarkan tanpa izin, melanggar prinsip kerahasiaan medis.
4. Pelayanan yang Tidak Setara
ODHA kerap diperlakukan secara berbeda, seperti diwajibkan menggunakan fasilitas terpisah, yang membuat mereka merasa terisolasi.
Diskriminasi berdampak signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental ODHA, antara lain:
1. Menurunnya Akses Layanan Kesehatan
Rasa takut ditolak atau diperlakukan buruk membuat ODHA enggan memeriksakan kesehatan.
ADVERTISEMENT
2. Kesehatan yang Memburuk
Tidak mendapatkan pengobatan tepat waktu dapat menyebabkan penurunan kondisi kesehatan dan memperburuk perkembangan HIV/AIDS.
3. Kesehatan Mental Terganggu
Diskriminasi memicu perasaan stres, depresi, dan rendah diri di kalangan ODHA.
4. Meningkatnya Penyebaran HIV
Kurangnya akses ke perawatan dan konseling meningkatkan risiko penularan HIV di masyarakat.
Untuk memastikan ODHA mendapatkan hak kesehatan yang layak, berbagai upaya perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah penting yang dapat diimplementasikan:
1. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi Masyarakat
• Kampanye Publik: Melakukan kampanye yang mengedukasi masyarakat tentang HIV/AIDS untuk mengurangi stigma dan mitos yang beredar.
• Pendidikan di Sekolah dan Perguruan Tinggi: Mengintegrasikan materi tentang HIV/AIDS ke dalam kurikulum pendidikan untuk membangun pemahaman sejak dini.
ADVERTISEMENT
2. Pelatihan bagi Tenaga Kesehatan
• Edukasi tentang HIV/AIDS: Memberikan pelatihan berkala kepada tenaga kesehatan mengenai fakta-fakta ilmiah tentang HIV/AIDS, metode penularan, dan cara penanganan yang tepat.
• Pelatihan Etika dan Hak Asasi Manusia: Mengajarkan pentingnya etika profesi dan hak asasi manusia agar tenaga medis memahami kewajiban mereka untuk melayani semua pasien tanpa diskriminasi.
3. Peningkatan Regulasi dan Pengawasan
• Penegakan Hukum yang Tegas: Memberlakukan sanksi bagi tenaga kesehatan atau lembaga yang terbukti melakukan diskriminasi terhadap ODHA.
• Peraturan yang Melindungi ODHA: Memperkuat regulasi terkait perlindungan hak kesehatan ODHA dan memastikan aturan tersebut diterapkan secara konsisten di seluruh fasilitas kesehatan.
4. Penyediaan Layanan Kesehatan yang Inklusif
• Klinik Ramah ODHA: Membangun atau meningkatkan fasilitas kesehatan yang dirancang untuk memberikan pelayanan ramah ODHA tanpa stigma.
ADVERTISEMENT
• Layanan Konseling dan Dukungan Psikososial: Menyediakan layanan konseling untuk membantu ODHA dalam menghadapi tantangan psikologis dan emosional.
5. Advokasi dan Pendampingan
• Lembaga Pendampingan ODHA: Mendorong keberadaan lembaga atau organisasi yang memberikan advokasi dan pendampingan hukum bagi ODHA yang mengalami diskriminasi.
• Peran Aktif Masyarakat Sipil: Menggandeng organisasi non-pemerintah untuk terus mengawasi dan mendampingi ODHA dalam upaya mendapatkan hak kesehatan mereka.
6. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan
• Audit Layanan Kesehatan: Melakukan audit rutin di fasilitas kesehatan untuk memastikan tidak ada praktik diskriminasi.
• Survei Kepuasan Pasien: Mengadakan survei berkala untuk mengetahui pengalaman ODHA saat mengakses layanan kesehatan dan menindaklanjuti keluhan yang muncul.
Pemenuhan hak kesehatan bagi ODHA adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan organisasi sipil. Diskriminasi terhadap ODHA tidak hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga menghambat upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran, memperkuat regulasi, dan menyediakan layanan kesehatan yang inklusif, Indonesia dapat menciptakan sistem kesehatan yang adil dan menghormati hak setiap individu tanpa memandang status HIV mereka.
ADVERTISEMENT
Oleh : Brigitta Kaesarea Prastika, Mahasiswi Baru Universitas Airlangga
Sumber : WHO