Tuyul

BriiStory
Jangan baca sendirian..
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BriiStory tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hantu. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hantu. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kali ini, gue akan membahas sedikit tentang satu mahluk yang bisa dibilang salah satu urban legend di Indonesia, yaitu tuyul.
ADVERTISEMENT
Ini sekadar berbagi cerita aja, silakan diambil hikmahnya kalo ada.
Yuk simak yuk, di sini, di Briistory..
***
Image
Kayaknya sudah enggak ada yang enggak tau tuyul, hampir semua orang di Indonesia sudah tahu. Jadi gue enggak perlu lagi menjelaskan apa itu tuyul ya.
Intinya, tuyul adalah mahluk gaib yang bentuknya anak kecil, gundul, kerjaannya mencuri uang, dan sering kali memiliki tuan.
Banyak mitos mengenai tuyul, gue enggak tau pasti itu beneran mitos atau malah fakta. Satu yang pasti, pendapat kebanyakan orang akan bilang kalau tuyul ada tuannya, sang tuan inilah yang memelihara si tuyul, si tuan ini juga yang memerintahkan dan menyuruh tuyul untuk mencuri uang.
Tujuannya apa? Ya untuk memperkaya diri.
ADVERTISEMENT
~Ciri-ciri orang yang memelihara tuyul bagaimana sih Brii?
Ah, gue enggak tahu pastinya.
Tapi ada beberapa orang yang bilang, salah satu ciri pemelihara tuyul adalah kalau sedang berjalan kedua tangan selalu berpegangan di belakang badan, jadi posisinya seperti sedang menggendong anak kecil. Itu karena orang itu sedang menggendong tuyul, katanya begitu.
Ada yang bilang juga, pemelihara tuyul rumahnya selalu memiliki pintu belakang, dan di pintu belakang itu selalu ada keset alas kaki yang terbuat dari sabut kelapa.
Katanya, tuyul kalau pulang dari menjalankan tugas akan selalu masuk dari pintu belakang dan membersihkan kakinya menggunakan keset sabut kelapa.
Dan masih banyak lagi katanya-katanya yang lain.
Begitulah,
Nah kali ini gue akan berbagi cerita tentang pengalaman gue sendiri tentang tuyul..
ADVERTISEMENT
Dari kecil, gue sudah beberapa kali melihat tuyul, atau yang menurut gue itu adalah tuyul. Satu persatu kejadiannya akan gue ceritakan kapan-kapan, enggak malam ini.
Gue akan memulai dengan cerita pengalaman milik teman masa kecil dulu.
Jadi lima tahun yang lalu itu, gue ada acara reuni kecil-kecilan dengan teman SD. Kenapa kecil-kecilan, ya karena pesertanya cuma 7 orang, tapi tetap rame, hehe.
Layaknya reuni, kita akan kembali lagi ke masa lalu, dalam hal ini masa kecil waktu SD.
Banyak hal yang enggak pernah basi untuk diceritakan kembali, banyak kisah yang sangat menarik untuk dibahas lagi.
Macam-macam topik jadi bahan perbincangan, tapi yang paling seru ya tentu saja ngomongin tentang cerita seram, hantu, mistis, dan yang seirama.
ADVERTISEMENT
Gue dan teman-teman SD ini kebetulan tinggal bukan di kota besar, jadinya masih banyak tempat dan wilayah yang cukup seram untuk didatangi waktu itu, jadinya kisah masa kecil banyak dibumbui oleh pengalaman seram menjurus menakutkan.
Ya sudah, akhirnya kami tenggelam asik menceritakan pengalaman seram masing-masing.
Singkatnya, ada satu teman, Ana namanya, dia bersama keluarganya masih tinggal dan menetap di Cilegon. Ana ini waktu itu menceritakan pengalaman seram yang sedang dia alami saat itu, dan gue sangat tertarik. Kenapa tertarik? Karena Ana membahas tuyul.
Iya, tuyul..
Jadi waktu itu Ana cerita, kalau di rumah tempat dia tinggal beberapa kali kehilangan uang. Awalnya dia pikir pelakunya adalah anaknya yang masih SD, atau ART.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini cukup membuat Ana dan suami resah, sempat beberapa kali berakhir dengan pertengkaran.
Uang yang hilang juga cukup lumayan, ratusan ribu sekali hilang.
Setelah sudah entah yang ke berapa kalinya ada kehilangan, akhirnya dilakukanlah penyelidikan. Ditanyalah satu persatu anggota keluarga di rumah, jawabannya sudah pasti enggak ada yang mengaku.
Baiklah, setelah melakukan penyelidikan tanpa hasil, Ana dan suami memutuskan untuk membeli peti besi yang ada kuncinya. Peti besi yang cukup besar untuk menampung uang dan barang berharga lainnya.
Setelah sudah punya peti besi itu, beberapa minggu lamanya enggak ada kejadian kehilangan lagi.
Tapi sebulan kemudian ternyata kejadian lagi, uang di dalam peti hilang, aneh..
ADVERTISEMENT
Kata Ana, padahal kunci peti diletakkan di tempat yang sangat tersembunyi, enggak mungkin ada yang tahu selain dia dan suaminya.
Yang anehnya lagi, peti besi masih dalam keadaan terkunci ketika Ana sadar kalau isinya sudah berkurang. Petinya enggak rusak sama sekali.
Isi dalam peti besi itu enggak semuanya hilang, masih ada sisa sekitar ratusan ribu dan perhiasan, enggak habis seluruhnya.
Mereka pun bingung, masa peti besi dalam keadaan terkunci tapi masih bisa hilang juga di dalamnya? Bagaimana caranya?
Penasaran, akhirnya mereka memutuskan untuk memasang kamera pemantau, kamera itu diarahkan ke pintu lemari besar, tempat di mana peti besi berada di dalamnya.
Setelah kamera terpasang dan difungsikan, video hasil pantauannya rutin dilihat oleh Ana, nyaris setiap hari.
ADVERTISEMENT
Sama kejadiannya dengan ketika mereka baru beli peti besi sebelumnya, enggak terjadi kehilangan uang dan benda berharga di dalam peti selama kira-kira sebulan setelah kamera terpasang, aman.
Tapi tiba-tiba sebulan kemudian terjadi lagi, ada sejumlah uang yang hilang, kali ini jumlahnya banyak, sampai jutaan rupiah.
Gemas, akhirnya Ana dan suami memeriksa video tangkapan kamera.
Hmmmm, akhirnya ketahuan deh malingnya siapa,” Begitu kata mereka sebelum menonton video, sangat yakin kalau pencurinya akan tertangkap kamera.
Tapi, ternyata enggak seperti itu. Kamera sama sekali enggak menangkap gambar apa-apa, pencurinya enggak kelihatan, enggak terlihat ada orang yang membuka lemari lalu membuka peti besi untuk mencuri isinya. Enggak ada..
Lalu, siapa yang bisa mengambil isi peti besi tanpa membuka pintunya?
ADVERTISEMENT
Saat itulah Ana dan suami terbesit pikiran kalau yang mencuri bukan manusia, tapi mahluk gaib.
Mungkinkah?
Ana yang dari kecil dulu memang sudah percaya dan sering bergelut dengan hal-hal mistis langsung punya banyak pertanyaan di kepalanya.
Untuk menjawab itu, suami Ana punya ide untuk membuktikannya.
“Jadi, suamiku langsung pergi ke pasar, dia mau membeli abu gosok.” Begitu kata Ana ketika dia menceritakan kejadiannya kepada kami.
“Abu gosok? Buat apa Na?” Tanya gue penasaran.
Buat yang belum tahu, abu gosok yang Ana maksudkan adalah benda yang bentuknya seperti pasir, terbuat dari hasil pembakaran, kalo orang-orang di pedesaan dulu menggunakan abu gosok untuk mencuci piring atau perabotan rumah lain, lebih seringnya buat cuci piring.
ADVERTISEMENT
“Abu gosok itu nantinya di taburkan di sekeliling peti besi dan sekitar lemari. Ditabur tipis.” Begitu kata Ana.
Trus kenapa harus abu gosok?
“Kata suamiku, abu gosok enggak bisa terdeteksi oleh si mahluk pencuri, yang waktu itu kami belum tau mahluk jenis apa si pencuri ini.” Begitu penjelasan Ana.
Ya sudah, akhirnya Ana dan suami manaburkan abu gosok di sekitar peti besi dan lemari, ditabur tipis.
Setelah itu, mereka hanya bisa menunggu.
Satu hari, dua hari, satu minggu, dua minggu, enggak ada kejadian apa-apa, uang di dalam peti masih utuh.
Tapi, hampir dua bulan kemudian, akhirnya kejadian lagi, uang di dalam peti hilang sebagian.
Pada kejadian kali ini, kamera pemantau tetap enggak menangkap apa-apa, enggak ada objek yang tertangkap kamera sedang mencuri.
ADVERTISEMENT
Tapi, enggak demikian dengan abu gosok. Abu yang ditabur pada sekitar peti dan lemari.
Abu gosok itu menangkap jejak pelaku pencurian.
Di atas taburan tipis abu gosok, Ana dan suami melihat ada jejak berbentuk kaki-kaki kecil, yang sepertinya datang lalu kemudian pergi. Jejak kaki ini seukuran kaki bayi manusia yang baru lahir, segitu ukurannya.
Ana dan suami jadi bisa menarik kesimpulan siapa pencuri uang mereka selama ini.
Sepertinya tuyul..
***
Masih tentang tuyul.
Di kampung tempat tinggal gue waktu kecil dulu juga pernah ada peristiwa yang cukup heboh. Kejadiannya, ada beberapa warga yang kehilangan uang dan benda berharga di rumahnya.
Sontak seluruh warga langsung giat melakukan siskamling, jaga malam.
ADVERTISEMENT
Tapi walaupun sudah ada siskamling dan kewaspadaan yang tinggi, tetap aja masih ada berita kehilangan. Yang paling banyak diberitakan adalah kehilangan uang.
Benar, namanya juga di kampung, maka beredarlah cerita-cerita yang bilang kalau pelaku pencurian itu adalah tuyul, si mahluk legendaris.
Setelah beredar tentang cerita tuyul itu, selanjutnya kampung gue ini jadi lebih mencekam, apa lagi kalau malam hari. Banyak dar warga yang enggak berani keluar malam, lebih merasa aman di rumah saja, menjaga uang dan harta lain miliknya.
Nah, entah kebetulan atau enggak, ketika sedang santer-santernya cerita tuyul ini, gue dan Bapak waktu itu mengalami kejadian ganjil dan cukup menyeramkan.
Begini ceritanya..
Jadi, pada suatu malam kami pulang ke rumah setelah berkunjung dari rumah saudara.
ADVERTISEMENT
Gue dan Bapak berboncengan menggunakan motor, waktu itu kalo enggak salah gue masih SD kelas empat, jadi masih bisa duduk di depan kalau naik motor bareng Bapak.
Seperti yang gue bilang tadi, waktu itu lagi santer-santernya cerita tentang tuyul gentayangan, jadinya suasana kampung sudah sepi banget ketika kami sampai di jalan masuk, ya karena sudah hampir tengah malam juga, sekitar jam sebelas.
Waktu itu Bapak sengaja lewat jalan belakang yang masih sangat sepi, melewati jalan tanah kecil menembus perkebunan pohon kelapa, dan lewat satu pekuburan juga. Pokoknya seramlah suasananya.
Gue yang tadinya sudah mengantuk, jadi kembali segar karena merasakan keseraman suasana.
“Ada-ada aja Papa nih, kenapa juga lewat jalan belakang gini, kan serem.” Gue bilang gitu ke Bapak.
ADVERTISEMENT
“Biar cepet Brii, kan jaraknya lebih pendek, hehe.” Begitu jawab beliau.
Ya sudah, gue hanya bisa pasrah sambil terus memandang ke depan, pemandangannya nyaris gelap karena hanya dibantu cahaya dari lampu motor bebek Suzuki 100cc.
Angin malam begitu dingin, tapi tetap aja gue tegang memperhatikan jalan yang sepi banget ini.
Sampai akhirnya tiba-tiba, Bapak menginjak pedal rem agak mendadak, sampai akhirnya motor berhenti, padahal rumah kami hanya tinggal beberapa menit lagi jaraknya.
“Ada apa Pa?” Tanya gue .
Bapak diem aja, tapi bersuara pelan, “Ssssttt.” Begitu.
Gue yang penasaran kenapa tiba-tiba motor berhenti, mendengar suara Bapak seperti itu langsung memperhatikan sekitar, menajamkan penglihatan.
“Jangan takut ya Brii.” Begitu Bapak bilang lagi.
ADVERTISEMENT
Gue diam, enggak berani bilang apa-apa.
Dan, beberapa detik kemudian akhirnya gue mendapat jawaban kenapa Bapak sampai berhenti mendadak.
Dua atau tiga meter di depan kami, di bawah cahaya lampu motor yang enggak terlalu terang, gue melihat ada dua sosok kecil sedang berdiri di tengah jalan.
Sosok ini tingginya hanya sekitar 30 atau 40 sentimeter, bentuknya seperti anak kecil tanpa pakaian sama sekali, warna tubuhnya gelap tapi bukan seperti gelap bayangan atau siluet, hitam gelap seperti arang kering.
Gue cuma diam memperhatikan dua sosok seram itu, mereka terus berdiri diam seperti sedang memperhatikan kami juga.
Seram? Iya, gue ketakutan.
Saat itu gue mendengar juga Bapak sedang membaca doa, ayat-ayat suci keluar dari mulutnya.
ADVERTISEMENT
Entah sudah berapa menit lamanya, akhirnya dua sosok itu bergerak pergi dari tempatnya, berlari kecil masuk ke dalam gelap, lalu menghilang.
Itu mahluk apa? Tuyulkah? Sepertinya begitu..
***
Cukup sekian cerita kali ini ya,
Kalo ada yang mau berbagi pengalaman tentang tuyul, silakan.
Sampai jumpa dengan cerita gue berikutnya.
Tetap jalankan protokol kesehatan, jangan sampe sakit.
Salam,
~Brii~