Refleksi #GerakanMuteMassal: Komentator Sepak Bola yang Baik Itu Seperti Apa?

Brilliant Dimas
Mahasiswa Jurnalistik dari Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 20:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Brilliant Dimas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komentator Premier League, John Motson. Foto: Reuters/Lee Smith
zoom-in-whitePerbesar
Komentator Premier League, John Motson. Foto: Reuters/Lee Smith
ADVERTISEMENT
Bagi para pecinta sepak bola Indonesia, frasa-frasa di atas sudah menjadi asupan biasa ketika nonton bola. Berlebihan? Oh iya. Namun pertanyaannya adalah apakah menghibur atau malah menyebalkan? Lalu komentator yang baik itu seperti apa?
ADVERTISEMENT
Twitter bola Indonesia mendadak jadi ramai pada 13 April pagi. Saking ramainya, tagar Gerakan Mute Massal mengalahkan tagar buzzer politik dengan segala kepentingannya yang biasa menempati posisi trending di Indonesia. Pemerciknya adalah akun resmi Bali United, @BaliUtd, yang mengirim tweet
Tweet tersebut kemudian dihapus, akan tetapi #GerakanMuteMassal berhasil menduduki posisi trending di Indonesia melalui tweet dari akun @SerieA_Lawas yang berhasil meraih 3 ribu Retweet
Apa pun makanannya, minumnya teh sosro. Apa pun tim bola yang didukung, pada malam itu mereka bersatu untuk kritik bung Valen. Beberapa The Jak dan Bobotoh pun sampai-sampai damai karena sepakat bahwa Bung Valen berlebihan.
Hampir sebulan kemudian, semuanya sudah adem, semua tampak syahdu mengikuti suasana bulan Ramadhan. Lalu bagaimana nasib Bung Valen setelah semua permasalahan ini? Indosiar sendiri menambahkan komentator lain, yakni Rendra Soedjono untuk pertandingan semifinal dan final dari Piala Menpora 2021.
ADVERTISEMENT
Untuk Bung Valen, dirinya tidak dipecat atau digantikan. Sementara itu, rating final Piala Menpora 2021 antara Persib dan Persija berhasil menempati posisi ke 2 Indonesia, hanya kalah dengan jutaan emak-emak yang enggak mau ketinggalan kisah romantis Mas Al dan Andin.
Namun suatu hal yang signifikan bagi saya adalah bagaimana #GerakanMuteMassal berhasil membuat warga Indonesia berdiskusi. Hestek tersebut juga membuat suatu pertanyaan muncul di benak saya: komentator yang baik itu seperti apa?

Sambas Mangundikarta, Komentator yang Multitalented

Nama di atas pastinya tidak dikenal oleh anak-anak baru lahir kemarin. Jujur, saya sendiri baru dengar nama Bung Sambas ketika saya bertanya kepada ayah saya.
ADVERTISEMENT
Saya berpikir bahwa ayah saya, Poeng Purwadi, yang merupakan seseorang yang sudah lama berkecimpung di dunia televisi pasti kenal atau setidaknya mengerti tokoh komentator sepak bola jadul.
Dari ceritanya, Bung Sambas merupakan contoh dari komentator yang dianggap baik bagi generasinya. Komentator dari TVRI ini merupakan seorang komentator yang serba bisa. Tidak hanya menjadi komentator sepak bola, Bung Sambas juga menjadi komentator bulu tangkis. Tidak hanya menjadi komentator bulu tangkis, ia juga merupakan tokoh yang menciptakan lagu Manuk Dadali yang pada hari ini sering terdengar ketika acara Hari Kartini di sekolah-sekolah.
Bung Sambas dapat menghidupkan suasana. Apa yang kita dengar lewat radio menjadi terasa nyata, karena dirinya yang dapat menjelaskan play-by-play dengan sangat detail dan sangat hidup. Dalam komentarnya Bung Sambas juga memberikan informasi-informasi tambahan yang tentu menjadi edukasi bagi para penonton. Para penonton pun dapat memahami situasi secara jelas dari apa yang mereka tonton.
ADVERTISEMENT

Nonton Sambil Menambah Wawasan

Edukasi merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh para penggemar sepak bola. Seperti apa yang dikatakan Athar Aziz, seorang penikmat bola Indonesia yang mengaku bukan Bobotoh, The Jak, Bonek, ataupun Aremania. Ia berpendapat:
Bagi sebagian penggemar, menonton bola bukan sekadar hiburan. Ketika kamu cinta akan sesuatu, maka tentu kamu ingin untuk lebih banyak tahu. Sama halnya bagi para penggemar sepak bola, mereka tentu ingin menambah wawasan mereka. Cinta membuat para penggemar bola peduli dengan tim favoritnya. Tapi wawasan yang dibutuhkan para penggemar sepak bola itu apa?
Menurut Athar, informasi seperti performa pemain, sejarah pertandingan, dan analisis pertandingan adalah di antaranya. Cinta terhadap sepak bola membuat kita juga cinta para pemainnya. Penggemar bola melihatnya sebagai idola, bahkan sebagian ada yang menganggap mereka sebagai dewa, seperti para penggemar Maradona di Argentina. Oleh karena itu tentu penggemar bola perlu informasi terkini seputar para pemain, mulai dari kesehatannya hingga keadaan mental mereka.
ADVERTISEMENT

Belajar dari Jon Champion dan Jim Beglin

Mendengar pendapat dari Athar membuat saya ingat terhadap kedua tokoh dari masa kecil saya. Masa kecil penuh rasa duka dan juga gembira hanya dikarenakan bermain suatu game PS2. Saya yakin hampir semua fans bola Indonesia sudah pernah main game yang satu ini. Mau di rental PS, di rumah sendiri, atau bahkan di rumah teman sampai tidak tahu diri, kita pasti pernah main game ini, setidaknya sekali. Jika pernah main, tentu kenal dengan Jon Champion dan Jim Beglin.
Dua komentator asal Britania Raya ini merupakan komentator Liga Inggris untuk saluran televisi ITV pada awal 2000an yang kemudian dipilih untuk menjadi komentator game sepak bola Winning Eleven atau Pro Evolution Soccer.
ADVERTISEMENT
Gaya komentar mereka yang edukatif, kalem, dan lebih berwibawa ini sering ditemukan pada komentator sepak bola di Eropa. Mereka hanya teriak ketika bola ditendang ke gawang. Sisanya? Mereka santai sambil berdiskusi tentang cerita yang berkembang di sekitar dan luar lapangan. Cerita ini menjadi informasi bagi para penggemar sepak bola. Mulai dari rumor transfer hingga cerita jenaka, semuanya ada.
Intinya, Keseimbangan dari Hiburan dan Wawasan
Kembali ke pertanyaan awal, jadi komentator yang baik itu seperti apa? Menurut saya sendiri, Bung Valen merupakan salah satu komentator yang sangat menghibur. Tak jarang saya tertawa mendengar komentar Bung Valen yang “out of place”. Hal ini menurut saya menjadi sebuah ciri khas atau keunikan dari sepak bola di Indonesia sendiri.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kata sifat “baik” itu relatif. Bagi saya mungkin baik, namun bagi anda mungkin pelik. Lalu bagaimana kita dapat mendeklarasikan mana yang baik? Mudahnya adalah melihat dari apa yang banyak orang katakan. Seperti demokrasi, merekalah yang punya kekuatan untuk melakukan deklarasi. “Tuh, yang baik itu seperti ini!”
Banyak penggemar butuh wawasan, tapi tentu sebagian juga perlu hiburan agar tidak bosan. Komentator sepak bola yang baik adalah mereka yang dapat menemukan keseimbangan dari wawasan dan hiburan. Singkatnya, boleh menggunakan hiperbola, tapi jangan sampai lupa bahwa ini adalah pertandingan sepak bola.